Senin, 15 Oktober 2012

TUGAS 6 / SITI AISYAH_KPI 1E

Protestan Etick and The Spirit of Capitalism


Afiliasi agama dan stratifikasi sosial mengenai perbedaan pandangan dan prinsip antara penganut katolik dan prosestan tentang masalah duniawi yang berakar pada hukum gereja yang penganut katolik menganggap bahwa menghukum yang bidah dan mengampuni para pendosa dan itu berarti sesuatu yang bidah adlah pandangan prosestan, karena mereka lebih mengedepankan bisnis daripada ajaran agama,serta mencampuri dominasi dunia dengan bisnis. Menurut Weber bahwa agama itu merupakan sumber pertentangan, khusunya katolik dan protestan.

Terlihat dalam hal pendidikan, orang-orang katolik lebih menyukai pelatihan-pelatihan dan bekerja dipemerintahan dan lulusan pendidikan dari penganut katolik lebih sedikit di banding protestan dan ini menyebabkan adanya stratifikasi sosial. Protestan lebih menyukai bekerja pada bagian administratif perusahaan, para penganut katolik kalah bersaing dalam dunia kerja. Dalam pandangan ini pendidikan yang dipengaruhi oleh lingkungan agama akan mempengaruhi dalam hal memilih pekerjaa, yang artinya ada pemenuhan kebutuhan yang harus diprioritaskan dalam penentuan pilihan atas pertimbangan rasio agama.

Orang-orang katolik terkesan asketis penganutnya mengabaikan kehidupan dunia sedangkan kaum protestan lebih berpaham metrealistis dan mengedepankan sekularisasi dalam cita-cita dan pandangan hidupnya, yang artinya mencapur kepentingan agama dengan dunia. Dalam hal ini menyebabkan protestan lebih maju dalam 3 hal dibandingkan bangsa lain yaitu : spiritual, perdagangan dan kebebasan, serta adanya kombinasi antara kesucian yang besar yaitu agama dengan adanya suatu perkembangan bisnis yang lebih maju.

Kaum protestan lebih menyukai makan enak dan mereka berpandangan utilirianisme yang artinya baik bagi banyak orang serta pembenaran yang kuat, sedangkan prinsip katolik lebih menyukai tidur yang nyaman yang menurut kaum protestan itu hanya akan membuang-buang waktu dan juga kehilangan berbagai keuntungan.

Hal tersebut gambaran dari suatu semangat kapitalisme untuk terus bekerja, semangat yang sesungguhnya bukan berbicara untuk kesuksesan didunia, hal ini hanya merupakan etika, jika dipandang oleh Weber dari segi etika protestan dan calvinisme. Segi kapitalisme mereka menjauhkan hal ini dari pandangan Eudoonistik, bahwa semua yang mereka lakukan di dunia adalah sebagai tujuan akhir yaitu usaha untuk mencari harta, serta hedonistis karena semua kebahagiannya bersifat irasional.

Kapitalisme selalu mendaptkan perlawanan dati tradisionalisme dan kapitalis mencoba merubah pola pikir tersebut dengan menurunkan teori ekonominya yaitu dengan menurunkan upah maka akan diperoleh pekerjaan yang meningkat ini merupakan suatu bentuk paradigma kritis. Kapitalisme merupakan perjuangan untuk mendapatkan keuntungan yang bebas dari batasan-batasan yang ditentukan oleh oleh kebutuhan-kebutuhan.bagu kaum kapitalis agama hanya sebagai alat untuk menarik mereka dari kerja kehidupan dunia dan tentu akanmembuat gelisah tentang kehidupan akhirat, tujuan utama kapitalisme adalah keuntungan sosial dan material.

Mengenai konsep Luther mengenai panggilan. Panggilan merupakan kewajiban setiap individu di dunia untuk melakukan tugas atau kewajiban sesuai dengan tingkat kedudukannya. Dalam hal ini katolik memiliki suatu musuh yang nyata yaitu protestan, dalam anggapannya bahwa kapitalisme merupakan kreasi dari reformasi, yang di maksud dari reformasi disini adalah perubahan sistem ekonomi yang berkembang.

Lutheranistis tidak lepas dari tradisionalistis, hal ini merupakan prinsip dasar protestan yang lebih matrealis dan berpegang dalam duniawi. Faktor yang mempengaruhi konsep keagamaan dari akses duniawi yaitu: calvisinisme, pietisme, metodisme, dan sekte-sekte yang tumbuh dari kaum baktis.

Calvinisme merupakan suatu faham yang berpandangan bahwa tuhan tidak hidup. Dan itu berarti calvinisme berpendapat bahwa kesuksessan kehidupan sosial di dunia adalah gambaran kehidupan akhirat, kesuksessan di dunia merupakan penebus dosa-dosa bagi orang-orang yang tidak terpilih, dan hal ini membuat manusia menjadi tidak tenang sehingga untuk mencari ketenangan itu dan kepastian kehidupan akhirat mereka bekerja dengan rajin, dan hal ini merupakan gambaran eudomonisme.

Pietisme menganggap bahwa manusia bekerja untuk keselamatan dan kesejahteraan kehidupan di dunia, dan bukan untuk kehidupan di akhirat, dan pietisme memisahkan antara kepentingan dunia dengan akhirat menjadi sebuah kataatan pada ilahi.

Metodisme merupakan kombinasi antara jenis keagamaan yang emosional sikap apatis yang meningkat atau sikap penolakan terhadap dasar-dasar dogmatis dari askese calvinistis, emosional disini berarti bahwa para penganut metodisme harus memiliki rasa menyesal terhadap dosa-dosa mereka.

Sekte-sekte baptis, karakter yang dianut dari baptis adalah tenang, moderat, dan sangat taat terhadap pada agamanya. Perkembangan penganut baptis akan mengikuti alur calvinisme,apa yang menjadi prinsip dari pemikiran baptis adalah mendengarkan adanya suara tuhan sebagai panggilan hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini