Minggu, 25 November 2012

tugas lapangan ke 4, trisaka octarian KPI/E NIM : 1112051000130

Nama  :  Trisaka Octarian
NIM    : 1112051000130
 
Hubungan Pesantren dengan Lingkungan Masyarakat Sekitar
 
I.       Latar Belakang
 
      Banyak yang berpandangan bahwa pondok pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan yang tidak terlalu diminati banyak orang, karena cenderung hanya dilihat cover umumnya saja, tanpa memperhatikan seberapa besar manfaat yang didapat. Sebenarnya pondok pesantren menggunakan dua sistem kurikulum, yang  pertama menggunakan sistem kurikulum sama seperti sekolah umum lainnya dan sistem kurikulum yang berikutnya menggunakan sistem kurikulum yang berbasis agama. Dengan metode seperti ini diharapkan para anak didiknya tetap mendapatkan pendidikan yang formal tetapi tetap mendapatkan nilai-nilai spiritual yang harus dituangkan dalam kehidupan sehari-hari. Sama halnya dengan pondok pesantren Al-Wasilah yang beralamat di Jl.Kampung Baru No.12 Rt.004/10 Kelurahan Kembangan Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat yang memiliki 2 kurikulum yang berbeda tetapi tetap menjunjung tinggi nilai keagamaan, dengan menyiapkan para santri yang memiliki akhlak yang mulia, memiliki prestasi yang membanggakan dan juga dapat berguna bagi bangsa dan negara yang berlandaskan iman dan taqwa. Di lingkungan masyarakat sendiri pondok pesantren Al-wasilah berperan aktif karena memberikan bantuan dikalangan masyarakat, jarang sekali di zaman seperti ini terdapat kerja sama yang baik antara lembaga pendidikan dengan lingkungan masyarakat sekitar.
 
II.    Pertanyaan Pokok
           
1.      Bagaimana pondok pesantren berelasi dengan lingkungan masyarakat sekitar?
 
III. Metode Penelitian
 
Metode yang digunakkan adalah kualitatif, metode ini digunakan agar mendapatkan data yang lebih mendalam dan langsung dari nara sumbernya. Lokasi penelitian berada di bilangan Kembangan, Jakarta Barat di Pondok Pesantren Al-Wasilah. Waktu penelitian pada kamis, 20 November 2012 pukul 14.00-16.00.
 
IV. Gambaran Subyek/Obyek Penelitian
      Tokoh sekaligus nara sumber kali ini merupakan Bapak H. Muhammad Sahidi Rahman, MA yang merupakan Lurah dipondok pesantren Al-Wasilah. Jika ada santri yang berkedapatan melanggar peraturan yang sudah dibuat, maka beliau yang menindak lanjuti para santri yang bermasalah.
V.    Analisis
 
      Pondok pesantren Al-Wasilah adalah lembaga pendidikan yang menggunakan sistem modern dengan salaf. Pesantren Al-wasilah berdiri sejak tahun 1988 diatas tanah +800 m, yang jumlah santrinya sekitar 270 orang. Kemudian pendidikan yang lebih ditekankan pada segi fiqh, karena segala sesuatunya dapat dituangkan kedalam kehidupan bermasyarakat. Sudah banyak prestasi yang dikiprahkan dari pesantren Al-Wasilah ini khususnya dalam bidang dakwah seperti lomba da'i. Untuk peraturan sendiri dibentuk sistem modern, sampai solat pun diabsen dan fasilitas sudah cukup lengkap hingga cirri salafnya pun masih dipertahankan hingga sekarang. Pada awalnya pesantren ini hanya bergerak pada bidang majelis ta'lim, festival kosidah dan kegiataan keagamaan lainnya. Dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan dunia pendidikan yang berkembang secara pesat, maka dibangunlah pesantren ini yang merupakan pendidikan rasulullah, yang didalamnya diajarkan bagaimana menjadi seorang pemimpin yang bertanggung jawab, tegas, memiliki ilmu yang mampu membangun jiwa dirinya sendiri agar bisa berkembang dengan baik, serta menjadi pemimpin yang berakhlak kharimah, karena zaman seperti ini tanpa adanya sesorang yang berakhlak kharimah bisa jadi masa yang akan datang tidak akan adanya sebuah kedamaian dan ketentraman didunia. Pola masyarakat dengan pondok pesantren pun baik-baik saja, namun sempat masyarakat menginginkan pesantren ini sama halnya dengan sekolah umum lainnya, namun setelah hampir sepuluh tahun menggunakan metode seperti ini, yang terjadi malah nilai-nilai keagamaan yang ada tidak seimbang dengan pendidikan yang berjalan. Namun kegiatan kepentingan masyarakat dengan pesantren dalam acara keagamaan hamper setiap sebulan sekali diadakan seperti acara pengajian yang dilakukan dimasjid Al-Wasilah. Tetapi, bagaimana pesantren berelasi dengan masyarakat sekitar? Pesantren Al-Wasilah sendiri ketika didalam masyarakat ada kegiatan kerja bakti, kemudian para masyarakat yang kurang mampu, maka pesantren ini sendiri mengirimkan para santrinya untuk terjun kelapangan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan. Hal ini dilakukan agar terciptanya hubungan yang harmonis antara pesantren dengan masyarakat sekitar. Pondok pesantren Al-Wasilah sendiri pun pernah mendapatkan penghargaan dari Kantor pos Indonesia, karena para alumni santrinya menuangkan nilai-nilai keagamaan didalam lembaga tersebut. Seperti solat berjamaah bersama, kemudian ketika berada dilingkungan mana saja, para santri tetap memakai kopiah karena sejak awal sudah diajarkan mengenai manfaat serta kegunaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini