Minggu, 20 September 2015

ADITIYA AWALUDIN_PERUBAHAN SOSIAL DAN PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT_TUGAS 1

Nama               : Aditiya Awaludin

Jurusan            : PMI/5

NIM                : 1113054000012

PERUBAHAN SOSIAL DAN PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT

A.    Perubahan sosial

Perubahan sosial menurut Selo Soemardjan adalah perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Perubahan tersebut mempengauhi sistem sosial, termasuk nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok masyarakat.

Sementara menurut Samuel Koenig : Perubahan sosial menunjukkan pada modifikasi yang terjadi pada pola kehidupan manusia. Modifikasi tersebut terjadi akibat pengaruh intern dan ekstern.

Perubahan sosial juga memiliki ciri-ciri yaitu :

a.       Tidak ada masyarakat yang berhenti berkembang (dinamis)

b.      Perubahan pada satu lembaga akan menyebabkan perubahan pada lembaga lainnya.

c.       Perubahan yang cepat (revolusi) dapat menyebabkan disorganisasi dalam kelompok dan bersifat sementara

d.      Perubahan sosial tidak hanya mencakup materiel / spiritualnya saja  tapi mencakup keduanya.

B.     Pengertian perilaku kesehatan

Definisi yang sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan. Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang. Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.

UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakanbagian integral kesehatan

C.     Hubungan antara perubahan sosial dan perilaku kesehatan masyarakat

Ilmu sosial dan kesehatan masyarakat memiliki kaitan yang sangat erat. Hal ini dikarenakan keduanya memiliki prinsip dasar yang sama, yaitu sama sama memperjuangkan keadilan sosial. Keadilan sosial berarti sebuah masyarakat dapat perlakuan adil serta pembagian yang adil sebagai imbalan dari individu kepada masyarakat dan masyarakat terhadap individu. Agen kesehatan masyarakat memperjuangkan keadilan sosial dan melihat kesehatan masyarakat sebagai bagian penting dari keadilan sosial.

Menurut Blum (1974), perilaku itu lebih besar perannya dalam menentukan pemanfaatan sarana kesehatan, dibandingkan dengan penyediaan sarana kesehatan itu sendiri. Pengalaman menunujukan bahwa penyediaan dan penambahan sarana pelayanan tidaklah selalu diikuti oleh peningkatan pemanfaatan sarana sarana tersebut. Misalnya, beberapa studi menunjukan bahwa puskesmas dan posyandu di daerah daerah tertentu tidaklah dimanfaatkan secara optimal (ministry of health, 1987; rasyid, dkk, 1988; sitohang & adi, 1989). Oleh karena itu jika kita menginginkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat maka kita harus bersedia dan mampu mengubah perilaku masyarakat.

 

Perubahan sosial yang terjadi

Berdasarkan lingkungan eksternal yang berubah menuntut perubahan mind-set tenaga

kesehatan yaitu :

1.      Globalisasi dan teknologi manusia,

2.      Keadaan hiperkompetitif, terutama di perkotaan,

3.      Enam belas juta warga Indonesia berstandar sama dengan kelas atas penduduk Singapura,

4.      Pemain asing yang efisien, reputasi tinggi, berpengalaman, dan dipersepsi excellent,

5.      Konsumen makin cerdas dan tercerahkan, serta

6.      Tuntutan dokter lebih bisa diakses, terutama oleh menengah ke bawah.

 

Dari penjelasan yang sudah dijelaskan dapat dikatakan bahwa perubahan sosial dengan perilaku kesehaan masyarakat sangat berkaitan. Perubahan sosial dalam aspek kesehatan sangat lah banyak cakupannya mulai dari insfrastruktur dalam bidang kesehatan, pelayanan kesehatan, maupun dari individunya sendiri yang lebih peduli dengan kesehatan.

Mungkin kita bisa mengambil contoh perubahan sosial dalam bentuk kesehatan dari cara budaya masyarakat dalam memperoleh kesehatan. Dahulu masyarakat desa ketika sakit masih mengandalkan obat-obat tradisional yang datangnya dari alam, ataupun berobat kepada dukun untuk menyembuhkan penyakitnya. Namun sekarang dengan perubahan sosial dalam bidang kesehatan. Di desa sendiri sudah banyak puskesmas, sehingga masyarakat desa bisa berobat, dengan mendapatkan resep obat dari dokter.

Dari penjelasan diatas perubahan sosial dalam perilaku kesehatan masyarakat lebih dititik beratkan kepada individu atau masyarakat per-orangan itu sendiri, bukan kepada insfraksruktur sarana kesehatan. menurut saya sudah banyak sarana kesehatan yang dibuat oleh pemerintah, seperti puskesmas, posyandu yang dibuat di desa, kemudian diperkotaan. Dan juga saranan seperti kartu sehat, contohnya BPJS. Namun dalam hal ini semua sarana yang sudah diberlakukan tidak ada artinya bila tidak ada kesadaran perilaku dari masyarakat maupun sang penyedia layanan tersebut.    

 

Daftar Pustaka

http://rezakuo-burungkasuari.blogspot.co.id/p/pembahasan-konsep-perilaku-kesehatan.html

http://edukasidankesehatan.blogspot.co.id/2013/11/pelayanan-kesehatan-dan-tantangan.html

Sarwono, Solita. 1997. Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

 

Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini