A. Bidang yang menjadi garapan etika terapan saat ini
Etika terapan dapat menyoroti suatu profesi atau suatu masalah. Sebagai contoh tentang etika terapan yang membahas profesi dapat disebut: etika kedokteran, etika politik, etika bisnis, dan sebagainya atau disebut juga kode etik profesi.
Kode etik dibuat untuk mengatur tingkah laku moral melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang disepakati bersama dan diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh kelompok profesi serta memuat kepastian hukum dalam profesi tersebut. Etika terapan yang menyangkut profesi misalnya dokter, hakim, jurnalis, pengacara dan sebagainya.Kode etik ini dijadikan kompas ataupun panduan dalam melaksanakan suatu profesi.
Supaya dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat mutlak adalah bahwa kode etik tersebut dibuat oleh profesi sendiri, selain itu kode etik juga harus menjadi self-regulation (pengaturan diri) dari profesi. Syarat lain yang harus dipenuhi agar kode etik berhasil dengan baik adalah melakukan pengawasan pelaksanaan.
B. Pendekatan etika terapan
1. Pendekatan Multidisiplier
Pendekatan multidisiplier adalah pendekatan yang melibatkan perbagai ilmu sekaligus.
2. Kauistik
Dengan kasusistik dimaksudkan usaha memecahkan kasus-kasus konkret dibidang moral dengan menerapkan prinsip-prinsip etis yang umum. Kausistik mempunyai suatu tradisi panjang dan kaya yang sebenarnya sudah dimulai dengan pengertian Aristoteles mengenai etika sebagai ilmu praktis. Karena sifatnya praktis, setiap uraian tentang etika dengan sendirinya disertai contoh-contoh mengenai situasi konkret.
C. Metode etika terapan
1. Dari sikap awal menuju refleksi
Pada tahap sikap awal kita belum berfikir mengapa kita bersikap demikian. Sikap awal ini terbentuk karena bermacam-macam faktor yang memainkan peranan dalam hidup seorang manusia : pendidikan, kebudayaan,agama, pengalaman pribadi,media masa,watak dan sebagainya.
2. Informasi
Pada tahap awal bisa saja terjadi pro dan kontra karena masih dipengaruhi emosional atau sekurang-kurangnya dikuasai oleh faktor subjektif yang tidak sesuai dengan kenyataan objektif . Melalui informasi kita dapat mengetahui kenyataan objektif tersebut.
3. Norma-norma moral
Penerapan norma-norma moral merupakan unsur penting dalam metode etika terapan. Dalam metode ini yang digunakan adalah norma yang relevan untuk topik atau bidang tertentu dan norma tersebut sudah diterima dalam masyarakat.
4. Logika
Uraian yang diberikan dalam etika harus bersifat logis juga.Logika dapat memperlihatkan bagaimana dalam suatu argumentasi tentang masalah moral berkaitan dengan kesimpulan etis dan premisnya menurut aturan logika. [1]
D. Relasi etika dan filsafat
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengkaji segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan menggunakan pikiran. Salah satu bagiannya adalah membahas tentang etika yaitu pembahasan tentang tingkah laku manusia, Dengan demikian, jelaslah bahwa etika termasuk salah satu komponen dalam filsafat. Banyak ilmu yang pada mulanya merupakan bagian dari filsafat, tetapi karena ilmu tersebut kian meluas dan berkambang, akhirnya membentuk disiplin ilmu tersendiri dan terlepas dari filsafat. Demikian juga etika, dalam proses perkembangannya sekalipun masih diakui sebagai bagian dalam pembahasan filsafat, ia merupakan ilmu yang mempunyai identitas sendiri. (Alfan: 2011)
Hubungan antara etika dan filsafat menurut saya adalah bahwa etika merupakan salah satu hal dihasilkan dari adanya filsafat. Dan dalam definisi etika dikatakan bahwa etika berhubungan dengan moral manusia dan tingkah laku yang sopan dan santun. Jadi filsafat menghasilkan etika dan dibenarkan bahwa etika itu ada dalam diri manusia dan seharusnya dimiliki oleh setiap manusia dalam kehidupannya sebagai pedoman dalam pergaulan dilingkungannya. Jadi hubungan antara etika dengan filsafat sangat erat. Jika tidak ada filsafat maka etika pun juga tidak akan terbentuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar