Minggu, 28 September 2014

Tugas2_SitiNur Rahmah_Demografidn Kesehatan Lingkungan_PMI5

Nama           : Siti Nur Rahmah

NIM             : 1112054000018

TUGAS MORTALITAS DAN FERTILITAS

 

1.      Mortalitas dan Fertilitas dan hubungkan dengan kesehatan

a.       Mortalitas

      Untuk jangka waktu yang sangat lama dimasa lampau fenomena mortalitas seperti halnya fertilitas pada umumnya dipandang sebagai sesuatu yang sama sekali berada diluar kontrol manusia. Dalam studi-studi kematian sebelum dikenal konsep angka atau Reit Kematian Kasar (CDR) dan konsep reit kematian khusus (Specific Death Rate), kematian diukur dengan membandingkan jumlah penduduk dan jumlah kematian.

      Ukuran Reit Kematian Kasar memberikan berbagai manfaat di samping hal-hal yang kurang menguntungka. Berbagai manfaat dapat diperinci sebagai berikut.[1]

a.       Mendeskripsikan reit kematian keseluruhan penduduk suatu wilayah atau negeri.

b.      Makna dari reit kematian kasar dengan mudah dapat dimengerti oleh khalayak umum.

c.       proses perhitungannya mudah dan cepat data yang dibutuhkan minimal.

d.      meskipun direncanakan untuk melakukan analisa terperinci dari tingkat-tingkat kematian, Reit kematian Kasar memberikan gambaran pendahuluan yang berguna baik mengenai tingkat maupun kecenderungan-kecenderungan kematian.

      Sebaliknya ada dua hal yang menyebabkan penggunaan penggunaan ukuran Reit Kematian Kasar kurang menguntungkan[2] yaitu:

a.       Reit Kematian Kasar merupakan angka campuran yang komponen-komponen penyusunannya adalah kelompok-kelompok penduduk yang angka-angka kematian spesifiknya sangat berbeda.

b.      Reit Kematian Kasar dipengaruhi oleh distribusi penduduk menurut kelompok.

2.      Fertilitas

            Fertilitas merupakan performan reproduksi aktual dari seorang wanita tau sekelompok individu, yang pada umumnya dikenakan pada seorang wanita atau sekelompok wanita, sedangkan paritas berarti jumlah anak yang telah dipunyai oleh wanita . kemampuan fisologis waita memberikan kelahiran atau berpartisipasi dalam reproduksi dikenal dengan istilah fekunditas. Tidak adanya kemampuan ini disebut infekunditas, strelitas atau infertilitas fisiologis. Istilah sub-fekunditas digunakan bila kemampuan fisiologis itu berada di bawah normal. Pengetahuan yang cukup dapat dipercaya mengenai proposi dari wanita yang tergolong subur dan tidak subur belum tersedia. Ada petunjuk bahwa di beberapa masyarakat yang dapat dikatakan semua wanita kawin[3], dan ada tekanan sosial yang kuat terhadap wanita/pasagan untuk mempunyai anak, hanya sekitar satu atau dua persen saja dari mereka yang telah menjalani perkawinan beberapa tahun tetapi tidak mempunyai anak.[4]

            Tiga tahap penting dalam proses reproduksi sebagaimana yang dikenal dan digunakan dalam hidup bermasyarakat yaitu: Pertama, Hubungan kelamin, Kedua, Kosepsi,  dan Keriga, Kehamilan dan kelahiran. Semuanya ada 11 variabel antara yang dikelompokan sebagai berikut[5].

I.                   Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan untuk variabel hubungan kelamin.

I.A. Faktor-faktor yang mengatur dan meniadakan hubungan kelamin dalam reproduksi

1. umur memulai hubungan kelamin

2. Selibat permanen: proposi wanita yang tak pernah mengadakan hubungan kelamin.

3. lamanya periode reproduksi sesudah atau diantara masa hubungan kelamin:

       a. Bila kehidupan bersuami-isteri itu berakhir karena perceraian, perpishan            atau salah seorang melarikandiri.

       b. Bila kehidupan bersuami-Isteri itu berakhir karena partner lelaki meninggal.

I.B. Faktor-faktor yang mengatur kemungkinan untuk hubungan kelamin di dalam perkawinan.

4. Abstinensi sukarela

5. Berpantang karena terpaksa (oleh Impotensi, sakit, berpisah semantara yang tak dapat dihindari).

6. Frekwensi hubungan seks (tidak termasuk masa abstinensi.

 

II.                 Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan untuk konsepsi

7. Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tak disengaja.

8. menggunakan atau tak menggunakan metode-metode kontrasepsi.

            a. menggunakan cara-cara mekanis dan bahan-bahan kimia

            b. menggunakan cara-cara lain (seperti metode ritme dan senggama             terputus)

9. Keseburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang disengaja (misalnya: Strelisasi).

 

III.               Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan dan kelahiran dengan selamat.

10. mortalitas janin yang disebabkan oleh faktor-faktor yang tak disengaja.

11. mortalitas janin oleh faktor-faktor yang disengaja.



[1] GW Barclay, Technique of population Analysis (New York: John Wiley & Son, 1985), hal. 134

[2] ibid, hal.135

[3] Studi yang secara khusus mempersoalkan frekuwensi perkawinan adalah studi nuptialitas.

[4] W.S. Thompson dan D.T. Lewis: Population problems (New York McGraw Hill, 1965), hal.240

[5] Ibid, Hal, 2-3


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini