Minggu, 28 September 2014

Tugas 2_Fathimah Azzahra (1112051000125) KPI 5D

               Etika terapan (applied ethics) sama sekali bukan hal yang baru dalam sejarah filsafat moral. Sejak Plato dan Aristoteles, etika merupakan filsafat praktis, artinya, filsafat yang ingin memberikan penyuluhan kepada tingkah laku manusia dengan memperlihatkan apa yang harus dilakukan. Sifat praktis ini bertahan selama seluruh sejarah filsafat. Dalam abad pertengahan, Thomas Aquinas melanjutkan tradisi filsafat praktis ini dan menerapkannya di bidang teologi moral. Pada awal zaman modern muncul etika khusus (ethica specialis) yang membahas masalah etis suatu bidang tertentu seperti keluarga dan negara. Namun pada dasarnya etika khusus dalam arti sebenarnya sama dengan etika terapan.


A.     Bidang Garapan Etika Terapan

Banyak sekali bidang yang disoroti dalam etika terapan, akan tetapi di masa sekarang ada empat bidang yang perlu diperhatikan dalam etika terapan. Dua diantara nya menyangkut profesi dan dua lagi mengenai masalah


1.      Etika kedokteran

2.      Etika bisnis

3.      Etika tentang perang dan damai

4.      Etika lingkungan hidup

Dalam etika terapan dibagi beberapa cabang dalam pembagian nya:


1.      Makroetika: membahas masalah-masalah moral pada skala besar, artinya masalah ini menyangkut suatu bangsa seluruhnya atau bahkan seluruh umat manusia. Misalnya etika bisnis, etika kerja, etika politik, dst

2.      Mikroetika: membicarakan pertanyaan-pertanyaan etis dimana individu terlibat dengan memperhatikan kondisi objektif (norma, aturan, nilai, sikap orang dan budaya). Seperti kewajiban dokter kepada pasiennya atau kewajiban pengacara terhadap kliennya (kewajiban mengatakan yang benar, kewajiban menyimpan rahasia jabatan, dsb)

3.      Mesoetika: menyoroti masalah etis yang berkaitan dengan suatu kelompok atau profesi. Misalnya kelompok ilmuwan dan profesi wartawan

4.      Etika individual: membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri

5.      Etika sosial: memandang kewajiban manusia sebagai anggota masyarakat

 


B.     Pendekatan Etika Terapan

1.      Pendekatan multidisipliner: Pendekatan multidisipliner adalah usaha pembahasan tentang tema yang sama oleh pelbagai ilmu, sehingga semua ilmu itu memberikan sumbangannya yang satu disamping yang lain. Setiap ilmuwan dari satu disiplin ilmu akan berusaha memberi penjelasan yang dapat dipahami juga oleh ilmuwan dari bidang lain. Multidisipliner merupakan usaha menyoroti suatu masalah tertentu dari berbagai seginya. Dalam melakukan hal ini perspektif setiap ilmu tetap dipertahankan dan tidak harus melebur dengan perspektif ilmiah yang lainnya.

2.      Pendekatan kasuistik: yang dimaksud adalah usaha memecahkan kasus-kasus konkrit dibidang moral dengan menerapkan prinsip-prinsip etika umum . Pembahasan kasus merupakan cara yang sangat cocok dalam etika terapan, dan mengungkapkan sesuatu tentang kekhususan argumentasi dalam etika.

C.     Metode Etika Terapan

1.      Menggunakan pendekatan yang bersifat multidisipliner

2.      Menggali informasi selengkap-lengkapnya

3.      Memperhatikan berbagai norma yang berlaku

4.      Menggunakan logika dalam analisanya

 


D.     Relasi Etika dan Filsafat

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengkaji segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan menggunakan pikiran. Bagian-bagiannya meliputi:

1.     Metafisika yaitu kajian dibalik alam yang nyata,

2.     Kosmologia yaitu kajian tentang alam,

3.     Logika yaitu pembahasa tentang cara berpikir cepat dan tepat,

4.     Etika yaitu pembahasan tentang tingkah laku manusia,

5.     Teologi yaitu pembahasan tentang ketuhanan,

6.     Antropologi yaitu pembahasan tentang manusia.

Dengan demikian, jelaslah bahwa etika termasuk salah satu komponen dalam filsafat. Banyak ilmu yang pada mulanya merupakan bagian dari filsafat, tetapi karena ilmu tersebut kian meluas dan berkambang, akhirnya membentuk disiplin ilmu tersendiri dan terlepas dari filsafat. Demikian juga etika, dalam proses perkembangannya sekalipun masih diakui sebagai bagian dalam pembahasan filsafat, ia merupakan ilmu yang mempunyai identitas sendiri. (Alfan: 2011)

Etika sebagai cabang filsafat dapat dipahami bahwa istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai ketentuan baik atau buruk. Etika memiliki objek yang sama dengan filsafat, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia. Filsafat sebagai pengetahuan berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya berdasarkan pikiran. (Yatimin: 2006) Jika ia memikirkan pengetahuan jadilah ia filsafat ilmu, jika memikirkan etika jadilah filsafat etika. (Ahmad Tafsir: 2005)

Daftar pustaka

Alfan, Muhammad. 2011. Filsafat Etika Islam. Bandung. Pustaka Setia.

Abdullah, M. Yatimin. 2006. Studi Etika. Jakarta. Rajawali Perss.

K. Bertens. 2004. Etika. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama

Tafsir, Ahmad. 1992. Filsafat Umum. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini