Senin, 17 Maret 2014

Janos Prakoso_Tugas2_Teori Max Weber

Max Weber (1864-1920)
                Maximilian Weber lahir di Erfurt, Jerman, 21 April 1864 – meninggal di München, Jerman, 14 Juni 1920 pada umur 56 tahun adalah seorang ahli ekonomi politik dan sosiolog dari Jerman yang dianggap sebagai salah satu pendiri ilmu sosiologi dan administrasi negara modern. Karya utamanya berhubungan dengan rasionalisasi dalam sosiologi agama dan pemerintahan, meski ia sering pula menulis di bidang ekonomi. Karyanya yang paling populer adalah esai yang berjudul Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme, yang mengawali penelitiannya tentang sosiologi agama. Weber berpendapat bahwa agama adalah salah satu alasan utama bagi perkembangan yang berbeda antara budaya Barat dan Timur. Dalam karyanya yang terkenal lainnya, Politik sebagai Panggilan, Weber mendefinisikan negara sebagai sebuah lembaga yang memiliki monopoli dalam penggunaan kekuatan fisik secara sah, sebuah definisi yang menjadi penting dalam studi tentang ilmu politik Barat modern.
Keseluruhan sosiologi Weber didasarkan pada pemahamannya tentang tindakan social. Ia membedakan tindakan dengan perilaku yang murni reaktif. Mulai sekarang konsep perilaku dimaksudkan sebagai perilaku otomatis yang tidak melibatkan proses pemikiran. Bagi Weber, sosiologi adalah suatu ilmu yang berusaha memahami tindakan-tindakan social dengan menguraikannya dengan menerangkan sebab-sebab tindakan tersebut.
Bagi Weber ciri yang mencolok dari hubungan-hubungan social yang menyusun sebuah masyarakat dapat dimengerti hanya dengan mencapai sebuah pemahaman mengenai segi-segi subjektif dari kegiatan-kegiatan antar pribadi dari para anggota masyarakat itu. Oleh karena itu melalui analisis atas berbagai macam tindakan manusialah kita memperoleh pengetahuan mengenai cirri dan keanekaragaman masyarakat-masyarakat manusia. 
Dalam teori tindakannya, tujuan Weber tak lain adalah memfokuskan perhatian pada individu, pola dan regularqitas tindakan, dan bukan pada kolektivitas. Tindakan dalam pengertian orientasi perilaku yang dapat dipahami secara subjektif hanya hadir sebagai perilaku seorang atau beberapa orang manusia individual. 
Weber memisahkan empat tindakan social di dalam sosiologinya, yaitu apa yang disebut:
a.       Zweck Rational (Rasionalitas instrumental), yaitu tindakan social yang menyandarkan diri kepada pertimbangan-pertimbangan manusia yang rasional ketika menanggapi lingkungan eksternalnya. Dengan perkataan lain zweck rational adalah suatu tindakan social yang ditujukan untuk mencapai tujuan semaksial mungkin dengan menggunakan dana serta daya seminimal mungkin.
b.      Wert Rational (Rasionalitas yang berorientasi nilai), yaitu tindakan social yang rasional, namun yang mendasarkan diri kepada suatu-suatu nilai absolute tertentu. Nilai-nilai yang dijadikan sandaran ini bisa nilai etis, estetika, keagamaan atau pula nilai-nilai lain. Jadi di dalam tindangan berupa wert ration ini manusia selalu menyandarkan tindakan yang rasional pada suatu keyakinan terhadap suatu nilai tersebut.
c.       Affectual (tindakan afektif), yaitu suatu tindakan social yang timbul karena dorongan atau motivasi yang sifatnya emosional. Ledakan kemarahan seseoang misalnya, atau ungkapan rasa cinta, kasihan, adalah contoh dari tindakan affectual.
d.      Tradisional, yaitu tindakan social yang didorong dan berorientasi kepada tradisi masa lampau. Tradisi di dalam pengertian ini adalah suatu kebiasaan bertindak yang berkembang di masa lampau. Mekanisme tindakan semacam ini selalu berlandaskan hukum-hukum normative yang telah ditetapkan secara tegas-tegasan oleh masyarakat.
Konsepnya mengenai ilmu pengetahuan sosial yang terungkap dalam Le Savant et le politique (Ilmuwan dan Politik) menunjukkan adanya perbedaan yang radikalantara penilaian terhadap nilai dan juga penilaian terhadap tindakan. Pengetahuan tentang inilah yang akan menjadi dasar dalam nilai-nilai yang memandu politik.
Bagi Weber sosiologi mula-mula dianggap sebagai ilmu pengetahuan tentang tindakan sosial. Ia menolak determinisme dari Karl Marx dan Durkheim yang mengurung manusia dalam sebuah jaring paksaan sosial yang tidak disadari manusia.
Weber menganggap bahwa paksaan dan determinisme itu bersifat relatif. Yang ada bukanlah hukum yang absolut melainkan tendensi-tendensi yang memungkinkan terjadinya suatu kebetulan dan pada keputusan individu. Ia yakin bahwa masyarakat adalah produk dari tindakan individu-individu yang berbuat dalam kerangka fungsi nilai, motif, dan kalkulasi rasional. Jadi menjelaskan tentang sosial berarti harus menyadari cara manusia untuk mengorientasikan tindakannya. Langkah ini disebut dengan sosiologi komprehensif. Yang dimaksud dengan sosiologi menurut Weber adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami dengan cara melakukan interpretasi atas aktivitas sosial.
Dengan berbekal perangkat metodologis berupa langkah komprehensif dan metode tipe-ideal, Weber menyadari adanya beragam studi komparatif menyangkut bentuk-bentuk hukum, tipe agama, cara organisasi ekonomi dan politik. Sebuah pertanyaan besar mendominasi  bidang ini, yaitu: "apa hal yang paling menonjol dari masyarkat modern?"
Menurutnya, rasionalisasi kehidupan sosial menjadi ciri yang paling signifikan dalam masyarakat modern. Rasionalisasi yang dimaksud mengenai tiga tipe besar aktivitas manusia, yaitu:
  1. Tindakan tradisional yang terkait dengan adat-istiadat. Aktivitas sehari-hari seperti makan atau cara memberi salam kepada teman merupakan tindakan tradisional.
  2. Tindakan afektif yang digerakkan oleh nafsu. Para rentenir dan para penjudi bergerak dalam level ini.
  3. Tindakan rasional yang merupakan instrumen, ditujukan ke arah nilai atau tujuan yang bermanfaat dan berimplikasi pada kesesuaian antara tujuan dengan cara. Strategi, termasuk dalam level ini, strategi bersifat rasional dalam hal penyesuaian efektivitas tindakan yang lebih baik dan diarahkan ke tujuan materiil atau  diorientasikan lewat nilai-nilai.
Menurut Weber, tindakan rasional menjadi ciri utama dalam masyarakat modern, yaitu mewujudkan dirinya sebagai pengusaha kapitalis, ilmuwan, konsumen atau pegawai yang bekerja atau bertindak sesuai logika. Sekalipun demikian Weber menegaskan bahwa jarang sekali aktivitas sosial yang hanya berorientasi pada salah satu aktivitas saja. Jenis-jenis aktivitas ini hanya berupa tipe-tipe murni yang dibangun untuk tujuan riset sosiologi. Aktivitas riil itu kurang lebih sebanding dan lebih sering untuk berkombinasi. Produktivitas (fecondite), menurutnya menyebabkan munculnya kebutuhan untuk membangun.
Sebenarnya kita dapat menunjukkan bahwa ketiga jenis tindakan tersebut saling berkelindan menjadi satu aktivitas. Dalam karyanya Ethique protestante et l'esprit de capitalisme (Etika Protestan dan Jiwa Kapitalisme) Weber menunjukkan bahwa rasionalisasi tindakan hidup sehari-hari seperti yang dipuji oleh pendiri agama Protestan mendukung perkembangan kapitalisme.
Dalam Economic et Societe Weber membahas berbagai jenis hubungan sosial yang berbeda-beda terutama bentuk-bentuk dominasi politik. Ia memebedakan tiga bentuk ideal tipe dominasi tersebut, yaitu:
  1. Dominasi tradisional yang didasarkan pada legitimasi karena ciri sakralitas tradisi yang melekat padanya. Kekuasaan patriakhis di tengah-tengah kelompok penghuni ruang domestik dan kekuasaan para tuan tanah dalam masyarakat feodal termasuk dalam kategori ini.
  2. Dominasi karismatik yang merupakan dominasi suatu personalitas tertentu dan dikaruniai aura khusus. Pemimpin karismatik mendasarkan kekuasaanya pada kekuatan untuk mengumpulkan dan memobilisasi banyak orang. Ketaatan terhadap pemimpin semacam ini terkait dengan faktor-faktor emosional yang berhasil dibangkitkan, dipertahankan dan dikuasainya.
  3. Dominsi legal-rasional yang bertumpu pada kekuatan hukum formal dan impresonal. Dominasi ini terkaut dengan fungsi, dan bukan pada kekuatan sihir. Dominsai rasional atau legal-birokratis ini berlangsung melalui kepatuhan terhadap sebuah kitab hukum fungsional.
Administrasi birokrasi merupakan tipe murni dominasi legal. Kekuatan yang didasarkan pada kompetensi dan bukan pada asal-usul sosial masuk ke dalam bingkai peraturan impersional. Pelaksanaan eksekusi tugas terbagi menjadi beberapa fungsi yang dikhususkan dengan kontur-kontur yang ditentukan secara metodis. Karier diatur dengan kriteria-kriteria kualifikasi dan rentang waktu objektif kedinasan dan sebagainya, dan bukan dengan kriteria yang sifatnya individu.
Weber meyakinkan bahwa cara organisasi ini bukan ciri khas administrasi publik namun merupakan ciri perusahaan kapitalis, bahkan juga terdapat dalam tatanan keagamaan tertentu. Birokrasi ditandai dengan sebuah cara pengaturan dan cara organisasi yang didasarkan pad rasionalisasi pekerjaan sebagaimana yang mulai dipraktikkan. Rasionalisasi ini juga masuk berbagai bentuk pemikiran seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnik. Karakter umu dan usaha meningkatkan tekhnik pemikiran ini mengakhiri dunia mitos dan keyakinan keagamaan. Inilah maksud  rumusan Weber tentang kekecewaan dunia (desenchantemant du monde).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini