Senin, 17 Maret 2014

ALFIAN BAYU_Tugas2_mengatsi krisis air di desa


ALFIAN BAYU PRASETIO
NIM : 1113054000021
MENGATASI KRISIS AIR DI DESA
Upaya Mengatasi Krisis Air
Memamahami dengan cermat factor penyebab krisis air di pedesaan yang terjadi, di harapkan akan menjadi kunci keberhasilan dalam upaya-upaya penanganannya. Dengan demikian teknologi yang diterapkan bias tepat guna, dapat di usahakan dengan biaya rendah dan dapat menggunakan bahan-bahan yang potensial di jumpai dengan mudah di lokasi.
Pemanenan Air Hujan
Pemanenan air hujan boleh dikatakan merupakan salah satu upaya manusia secara aktif untuk menahan air hujan sementara sebelum lolos dan kembali beredar secara hidrologis. Menangkap dan menyimpan adalah akttifitas dalam kegiatan ini.
Air hujan yang turun secara vertical memerlukan bidang tangkapan secara horizontal. Jumlah air yang bias di panen akan di tentukan oleh hasil kali antara luas bidang tangkapan dengan tinggi curah hujan. Semakin luas bidang tangkapan air  maka jumlah semakin banyak yang di panen.
Air yang tertangkap sekanjutnya di simpan di wadah sehingga air bias di gunakan pada waktu yang tertentu. Di mensi wadah sangat penting akan menjadi factor penentu brapa lama air bias memenuhi kebutuhan.
Parameter paling penting yang harus di perinmbangkan dalam mengembangkan system pemanene air adlah distribusi curah hujan.
Kolam Galian (Embung) sebagai Sistem pemanenan Air Hujan
System yang mudah di kembangkan untuk memanen air hujan adalah kolam galian yang popular dengan sebutan "embung" embung merupakan bangunan konservasi air berbentuk kolam untuk menampung air hujan dan air limpasan (runoff) atau air rembasan dari lahan tadah hujan sebagai cadangan kebutuhan air di masa musim kemarau. Air yang di tamping akan di gunakan untuk keperluan pertanian  atau perternakan di musim kemarau.
Atap Rumah Sebagai Alat pemanen air hujan
Atap ruamah /bangunan merupakan salah satu alternatif alat penangkap air huajan  Beberapa nrgara di asia dan afrika telah mempratekan teknik ini untuk memanen air huajn. Beberapa modifikasi terhadap bangunan sangat lah perlu agar tetap efektif menangkap air huajan dan di lengkapi saluran air yang menyalurkan air ke penampungan. Selain menggunakan atap bangunan penangkapan air juga dpat dilakukan dengan plastik.
Pompa Hydram/Gravitasi
Pada lokasi-lokasi tertentu, air bias saja tersedia akan tetapi akses ke sumber daya tersebut tidak bias dilakukan dengan mudah. Se bagai contoh pada lokasi di mana sumber air, daam hal ini sunagi, terletak jauh rendah dari posisi pemukiman,
Menaikan air dengan listrik mikrohidro
Tidak dapat di pungkiri bahwa untuk menaikan air dengan menentang gravitasi di perlukan energi. Akan tetapi untuk mendapatkan energy tersebut seringkali memerlukan biaya yang tidak sedikit. Listrik(PLN) dan BBM adalah dua bentuk energi yang di harapkan dapat membantu. Meskipun demikian biaya akan menjadi faktor pembatas dalam penggunaan
Pemanenan mata air-air sungai
Pengembangan sistem ini terutama di perlukan dalam satu wilayah dengan topografi berbukit-bergunung dengan muka air tanah yang sangat dalam sehingga tidak memungkinkan untuk memanfaatkanya. Pengmbnagan sistem ini dilakukan dengan mengumpulkan air dari suatu mata air atau membendung dan memaksa sebagian aliran air meninggalan jalur aliran alaminya dan mengalirkannya ke suatu kolam atau tangki penampung untuk kemudian di distribusikan ke pengguna
Upaya Konservarsi Air
Selain berbagai upaya seperti yang di sebutkan di atas, usaha konservasi air untuk menjaga stabilitas ketersediaan air juga perlu di lakukan. Perlu di ingat bahwa konservasi air tidak hanya di perlukan di saat kekurangan saja. Praktek penggunaan air yang bersahabat menurunkan jumlah tekanan setres pada sumberdaya kita baik membatsai ekspolitasi air maupun dengan menurunkan pemborosan air.
Bio toilet
Bio toilet adalah salah satu upaya konservasi air. Dengan teknik ini air tidak lagi digunakan sebagai sarana utama membuang kotoran tetapi digantikan perannya oleh microganisme.
Resikulasi Air Dengan Filter Vegetasi
Penggunakan kembali air yang digunakan secara sederhana dengan filter vegetasi adalah salah satu alternative pengawetan air. Pada teknik ini air bias digunakan berulang-ulang setelah air bekas dilewatkan pada suatu system filtrasi yang komponen utamanya adalah tanaman.konsep ini bias juga digunakan untuk aktivitas produksi rumah tangga dengan membuat ekohidroponik.bahkan ekohidroponik bias dilakukan secara terintergrasi antara kegiatan perikanan dan pertanian.
Kesimpulan
Krisis air di desa tidak hanya terletak pada kelangkaan, ketersediaan sumber daya air, tetapi banyak faktor dan penyebab terjadinya krisis kekurangan air. Upaya yang dilakukan pemanenan air hujan, pemanenan mata air, penggunaan pompa hydram/ gravitasi dengan listrik microhidro, MCK kering/ biologis saringan pasir bersusun dan resikulasi air dengan filter vegetasi/ ekohidroponik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini