Dampak Kehadiran Pariwisata di kawasan Lembang Bandung, Jawa Barat.
Lembang merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam kabupaten Bandung Barat Jawa Barat Indonesia, dan lokasinya berada pada ketinggian antara 1.312 hingga 2.084 di atas permukaan laut dimana puncak atau titik tertinggi tepat berada di puncak gunung Tangkuban Perahu karena lokasinya yang cukup tinggi, dan bahkan bisa dikatakan berlokasikan di pegunungan, suhu rata-rata di Lembang berkisar antara 17°-24°C.
Untuk menuju kawasan Lembang, wisatawan yang berasal dari Jakarta, Bekasi dan sekitarnya dapat melewati tol pasteur bandung, setelah keluar tol terus menuju jalan Setiabudi, nanti melewati pasar ledeng terus menuju ke atas maka suasana khas Lembang sudah mulai terasa. Wisatawan akan di manjakan oleh jalan yang berkelok-kelok, pemandangan yang indah serta udara yang segar. Selainitu, disepanjang jalur menuju Lembang juga terdapat banyak rumah makan, penginapan, dan kebun-kebun strowbery yang indah.
Lembang memang merupakan salah satu tujuan wisata favorit di Indonesia, karena Lembang memiliki banyak tempat wisata di antaranya ada Dusun Bambu Family Leasure Park; De Ranch; Floating Market; Taman Bunga Begonia; Farmhouse Susu Lembang dan lain sebagainya. Lembang dengan sejuta keindahannya ternyata dapat memberikan banyak potensi positif maupun negatif dalam bidang sosial, budaya, ekonomi, lingkungan dan teknologi bagi masyarakat di sekitarnya. Di antara potensi positif maupun negatif dari kehadiran pariwisata di kawasan Lembang adalah sebagai berikut:
Bidang Lingkungan
Lembang yang notabene-nya adalah pegunungan, sekarang telah berubah menjadi kawasan pariwisata yang ramai bangunan dan ramai orang yang berurusan di dalamnya. Hal ini terlihat dari banyaknya hotel, penginapan, villa, restoran dan sebagainya yang makin banyak dibangun di Lembang. Hal ini tentunya cukup berpotensi merusak lingkungan kawasan Lembang yang dulunya asri, sekarang sudah mulai tercemari polusi. Begitu juga dengan transportasi, Lembang yang dulunya sepi transportasi sekarang justru dibanjiri berbagai transportasi seperti motor, mobil yang tidak jarang membuat kemacetan di saat masa liburan tiba. Bukan hanya itu, kawasan Lembang yang dahulu dominan dengan pertanian jenis palawija dan sayur-sayuran, sekarang beralih menjadi pertanian srowbery maupun pertanian bunga dan tanaman hias (karena lebih menarik bagi para wisatawan), hal ini berpotensi mematikan pertanian jenis palawija dan sayuran yang dahulu menjadi pertanian utama kawasan Lembang.
Bidang Sosial Budaya
Kawasan Lembang yang sekarang memiliki banyak objek wisata, hotel, penginapan, serta restoran yang membawa perubahan besar pada masyarakatnya. Masyarakat yang dahulunya cenderung tradisional (tertutup) sekarang menjadi masyarakat yang cukup terbuka dan mudah menerima; dari nilai-nilai yang bersifat homogen menjadi pluralisme (beragam). Selain itu beberapa masyarakat ada yang menyadari bahwa kehadiran objek-objek pariwisata di kawasan ini juga menyebabkan tergerusnya nilai-nilai budaya atau penurunan eksistensi nilai-nilai budaya yang sebelumnya sudah melekat pada masyarakat Lembang.
Bidang Ekonomi
Kehadiran objek-objek pariwisata di kawasan Lembang tentunya juga membawa potensi pada perekonomian masyarakatnya, diantaranya yaitu perubahan jenis pekerjaan (atau disebut alih profesi) oleh masyarakat di kawasan Lembang. Masyarakat yang dahulu berprofesi sebagai petani sekarang sudah banyak yang beralih profesi menjadi penjaga hotel, tour guide, penyedia jasa parkir, pengrajin cendera mata, pedagang makanan dan sebagainya. Perubahan pekerjaan atau alih profesi ini secara umum memang meningkatkan penghasilan masyarakat di kawasan ini, namun bagi para petani justru menurunkan pendapatan.
Bidang Teknologi
Potensi kerusakan atas kehadiran objek pariwisata di kawasan Lembang dapat terjadi jika dibangunnya pabrik-pabrik industri di kawasan wisata tersebut. Sebagaimana kita ketahui, pariwisata juga merupakan bidang yang cukup dekat hubungannya jika dikaitkan dengan tumbuhnya industri-industri dalam berbagai bidang. Biasanya karena ramainya sebuah kawasan pariwisata membuat banyak industri baik industri makanan, keperluan rumahan, dan sebagainya yang juga tumbuh demi memenuhi kebutuhan wisatawan yang berkunjung disana.
Namun sebenarnya, ada juga beberapa potensi positif di bidang teknologi, salah satunya yaitu tumbuh pesatnya tempat wisata yang berbasis edukasi yang bermanfaat bagi anak-anak maupun orang tua. Sebagaiman kita ketahui, biasanya anak-anak lebih suka belajar sambil bermain, sehingga jika tersedia tempat wisata yang berbasis edukasi orang tua juga akan lebih mudah mengajak anaknya untuk belajar di tempat pariwisata tersebut.
Nama anggota kelompok:
1. Abidin (1113054000005)
2. Rafi fajrin azhari (1113054000034)
3. Milva susanti (111305400015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar