Sabtu, 18 Oktober 2014

Trisaka Oktarian_KPI 5/E_Tugas Etika 4

Nama   : Trisaka Octarian

Kelas   : KPI 5/E

NIM    : 1112051000130

Filsafat Komunikasi

 

Komunikasi sebagai ilmu telah dipelajari dan telah ditunjukkan ciri-cirinya pada kegiatan sebelumnya. Sekarang sampailah pada pengertian filsafat komunikasi. Filsafat sebagai cara berpikir yang radikal dan menyeluruh untuk mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Untuk itu kita berusaha mengupas komunikasi sedalam-dalamnya, artinya kita mencoba menemukan hak ikat/inti/esensi dari komunikasi.

Onong U. Effendi dalam bukunya ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi mendefinisikan filsafat komunikasi sebagai suatu disiplin yang menelaah pemahaman (verstehen) secara fundamental, metedologis, sistematis, analitis, kritis dan holitis teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, tujuannya, fungsinya, teknisnya dan metodenya.

Mengacu pada paradigma Lasswell dengan 5 unsur komunikasi, ada komunikator, pesan, komunikan, media dan efek tentunya tidaklah cukup untuk mengupas komunikasi secara mendalam. Ada banyak hal yang mempengaruhi proses komunikasi dengan melibatkan kelima unsur tersebut. Misalnya berkaitan dengan tempat, waktu, gangguan (noise)  dan lain sebagainya.

Joseph A. Devito dalam bukunya Komunikasi Antar Manusia (1997) menyebut adanya lingkungan komunikasi. Lingkungan (konteks) komunikasi sedikitnya mempunyai tiga dimensi:

1. Dimensi fisik.

2. Dimensi sosial-psikologis.

3. Dimensi temporal (waktu).

            Dimensi fisik artinya lingkungan nyata atau berwujud (tangible). Contohnya adalah dalam ruang bangunan (bangsal) baik ruang rapat, ruang sekolah (kelas), ruang keluarga atau diluar ruangan, baik ditaman, dijalan dan sebagainya.

            Dimensi fisik ini berkaitan dengan tempat, dimana komunikasi berlangsung. Apa pun bentuk tersebut, pastilah mempunyai pengaruh tertentu atas kandungan pesan kita (apa yang kita sampaikan) selain juga bentuk pesan (bagaimana kita menyampaikan).

            Dimensi sosial-psikologis artinya lingkungan hubungan kejiwaan antara komunikator dan komunikan. Contohnya adalah: status pendidikan, status ekonomi, norma agama, norma budaya, rasa persahabatan, rasa permusuhan, rasa gembira, rasa duka dan sebagainya.

            Dimensi sosial psikologis berkaitan dengan suasana di mana komunikasi berlangsung. Suasana baik pada diri komunikator maupun komunikasn akan berpengaruh terhadap pesan yang akan disampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya. Suasana formalitas maupun informalitas, suasana serius atau senda gurau pastilah akan berbea suasana komunikasinya. Komunikasi yang berlangsung di tempat pesta berbeda dengan di tempat orang berduka cita, yang satu suasana gembira, yang lainnya suasana sedih

            Dimensi temporal (waktu) mencakup waktu dalam sehari maupun dalam hitungan sejarah di mana komunikasi berlangsung. Dimensi temporal ini jelas berkaitan dengan waktu. Sebagian orang menggunakan waktu di pagi hari sebelum berangkat kerja untuk berkomunikasi dengan keluarganya. Demikian pula waktu dalam hitungan sejarah tidak kalah pentingnya, karena kelayakan dan dampak dari suatu pesan bergantung sepenuhnya atau sebagian pada waktu pesan terseut dikomunikasikan. Yang lebih penting adalah bagaimana suatu pesan tertentu disesuaikan dengan rangkaian temporal peristiwa komunikasi.

            Ketiga dimensi lingkungan komunikasi  di atas akan selalu berinteraksi, masing-masing dimensi akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh yang lain. Hal lain dalam proses komunikasi yang perlu mendapat pehatian adalah unsur gangguan (noise). Noise adlah gangguan komunikaso yang mendistorsi pesan. Dalam suatu sistem komunikasi ada gangguan apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator berbeda dengan pesan yang diterima oleh komunikan. Gangguan ini dapat berupa gangguan fisik (ada suara dari selain komunikator), psikologis (pemikiran yang sudah ada di kepala komunikator-komunikan) serta gangguan semantik (salah mengartikan makna). (Devito, 1997:29).

            Salah satu gangguan dalam proses komunikasi, yaitu gangguan semantik, perlu mendapat pembahasan yang lebih khusus. Hal ini disebabkan berkaitan dengan bahasa yang dilakukan baik oleh komunikator ataupun komunikan, yaitu manusia itu sendiri.

Kemudian ada beberapa faham atau aliran mengenai manusia itu menurut Onong U. Effendy yaitu:

 

 

1. Faham materialisme

       Pemahaman ini berpandangan bahwa manusia pada prinsipnya hanyalah materi, atau benda;lain tidak. Memang manusia ada kelebihannya dibandingkan dengan benda lainnya. Seperti kerbau atau batu.

2. Faham idealisme

       Faham idealisme adalah aliran yang bertentangan secara ekstrim dengan faham materialisme. Idealisme berasal dari perkataan eidos, yang berarti pikiran. Manusia adalah manusia, karena ia berpikir, karena ia mempunyai idea, karena ia sadar akan dirinya.

       Descrates memandang manusia sama saja dengan kesadarannya. Dan kesadaran tersebut tidak berhubungan sama sekali dengan persentuhan dengan alam jasmani. Dalam kesadaran itu terdapat idea, tetapi idea itu sama sekali tidak berasal dari kontak dengan alam di luar kesadaran. Memang Descrates tidak memungkiri adanya realitas di luar kesadaran, tetapi ia memisahkan kesadaran dari dunia luar.

       Menurut Descrates, manusia itu terdiri dari dua macam zat yang berbeda secara hakiki, yaitu :

Res exstensa adalah zat materi, tidak bebas, terikat dan dikuasai oleh hukum alam.

Res cogitans adalah zat roh, zat yang bebas, tidak terikat oleh hukum alam, bersifat rohanian.

3. Faham eksistensialisme

            Aliran eksistensialisme menentang kedua aliran terdahulu. Menurut kata asalnya:

-eks berarti keluar

-sistensia berarti berdiri

- eksistensi berarti: berdiri sebagian diri sendiri dengan keluar dari diri sendiri

            Yang dimaksudkan dengan eksistensi ialah cara manusia berada di dunia, dan cara ini adalah khusus untuk manusia, ia tidak untuk lain benda. Sebab beradanya manusia di dunia berbeda dengan beradanya benda-benda lain di dunia.

            Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa filsafat komunikasi adalah studi secara mendalam tentang pernyataan manusia yang disampaikan pada manusia lain mnuju kemengertiaan bersama.

 

Sumber:

DRS. Onong U. Effendy, M.A. Dimensi-dimensi Komunikasi.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini