Senin, 29 September 2014

Arianne Sarah_PMI5_Tugas Demografi & Kesehatan Lingkungan

Sumber - Sumber Data Kependudukan terkait Kesehatan (Data dan Perilaku)

Oleh: Arianne Sarah

1112054000014

A.     FERTILITAS

Kelahiran merupakan salah satu komponen pertumbuhan penduduk yang bersifat menambah jumlah penduduk. Menurut istilah demografi, fertilitas diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata (bayi lahir hidup) dari seorang wanita. Menurut PBB dan Organisasi kesehatan Dunia (WHO), kata Fertilitas memiliki beberapa konsep mengenai kelahiran:

1.       Lahir Hidup merupakan suatu kelahiran seorang bayi dimana ada tanda-tanda kehidupan seperti adanya gerakan-gerakan dll.

2.       Lahir mati merupakan kelahiran seorang bayi tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

3.       Aborsi merupakan peristiwa kematian bayi dalam kandungan yang dapat terjadi secara disengaja dan dengan spontan atau tidak di sengaja.

Dalam hal ini, ada beberapa sumber data yang dapat digunakan sebagai media atau alat memperoleh data kelahiran yaitu melalui:[1]

1.       Registrasi

Melalui Data Statistik Kelahiran

2.       Sensus

Melalui Data

a.       Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin

b.       Jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup

c.       Jumlah anak yang dilahirkan dalam suatu periode yang lalu

d.       Jumlah penduduk yang berhubungan dengan variabel fertilitas

3.       Survei, bisa diperoleh melalui:

a.       Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin

b.       Jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup

c.       Jumlah anak yang dilahirkan dalam suatu periode yang lalu

d.       Jumlah penduduk yang berhubungan dengan variabel fertilitas

e.       Riwayat kelahiran (Mulai dari anak pertama sampai anak terakhir)

f.        Status kehamilan

Dalam hal ini, ada beberapa cara ukuran-ukuran dalam menghitung tingkat fertilitas pertahun, yaitu:

1.       Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate)

Tingkat fertilitas kasar adalah banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1.000 penduduk pada pertengahan tahun. Dalam ukuran CBR, jumlah kelahiran tidak dikaitkan secara langsung dengan penduduk wanita, melainkan dengan penduduk secara keseluruhan.

2.       Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate)

Tingkat fertilitas umum mengandung pengertian sebagai jumlah kelahiran (lahir hidup) per 1.000 wanita usia produktif (15-49 tahun) pada tahun tertentu. Pada tingkat fertilitas kasar masih terlalu kasar karena membandingkan jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Tetapi pada tingkat fertilitas umum ini pada penyebutnya sudah tidak menggunakan jumlah penduduk pada pertengahan tahun lagi, tetapi jumlah penduduk wanita pertengahan tahun umur 15-49 tahun.

3.       Tingkat Fertilitas menurut Umur (Age Specific Fertility Rate)

Diantara kelompok wanita reproduksi (15-49 tahun) terdapat variasi kemampuan melahirkan, karena itu perlu dihitung tingkat fertilitas wanita pada tiap-tiap kelompok umur.

Angka kelahiran dapat terjadi dari melalui beberapa faktor yang mempengaruhinya. Selain disebabkan oleh pelaksanaan program KB,  Faktor-faktor lainnya meliputi:[2]

1.       Tempat tinggal wanita (Kota/Desa)

Tempat tinggal mempengaruhi persepsi dan jalan pikiran seseorang untuk bersikap dan berprilaku. Dikota umumnya lebih mudah memperoleh informasi tentang berbagai pengetahuan mengenai pencegahan kehamilan. Sehingga angka kelahiran wanita yang tinggal di perkotaan dianggap lebih rendah ketimbang dengan wanita yang tinggal desa.

2.       Tingkat pendidikan

Perempuan berpendidikan tinggi dianggap mempengaruhi tingkat fertilitas. Ini karena, para perempuan berpendidikan tinggi ini lebih mendahului untuk berkarir terlebih dahulu ketimbang untuk memasuki masa perkawinan. Atau bisa juga dengan menunda kehamilan demi memperoleh karir yang berpenghasilan tinggi setinggkat dengan pendidikan yang di jalani. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa, seorang perempuan yang bekerja atau berkarir cenderung mempunyai anak lebih sedikit ketimbang dengan perempuan yang hanya mengurus rumah tangga saja (Ibu rumah tangga).

3.       Umur Perkawinan Pertama

Dalam kondisi seperti ini, perempuan yang menikah pada usia muda mempunyai rentang waktu hamil lebih panjang dibandingkan dengan perempuan yang menikah pada umur lebih tua. Artinya, perempuan yang menikah muda berpeluang memiliki banyak anak ketimbang perempuan yang menikah diusia lebih tua. Situasi seperti ini turut mempengaruhi angka fertilitas.

 

B.     MORTALITAS

Kematian dapat diartikan sebagai kematian yang terjadi pada anggota penduduk. Kematian merupakan salah satu diantara 3 komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk  setelah fertilitas dan migrasi.  Menurut konsepnya terdapat 3 keadaan vital yang mempengaruhi mortalitas yaitu Lahir Hidup, Lahir Mati  dan Mati.

Dalam hal ini, ada beberapa sumber data yang dapat digunakan sebagi media atau alat memperoleh sumber data kematian, yaitu melalui:

1.       Sistem registrasi vital

Cara kerja sistem ini adalah dengan melaporkan dan segera dicatat peristiwa kematian tersebut. Apabila sistem ini berjalan dengan baik, maka bisa menjadi sumber data kematian yang ideal.

2.       Sensus atau Survei Penduduk

Sistem ini bekerja lebih lambat. Kejadin kematian dicatat setelah sekian lama peristiwa kematian itu terjadi. Pencatatan kematian ini bisa diperoleh melalui pertanyaan langsung ke responden dan dengan pertanyaan tentang survivorship golongan penduduk tertentu (Bentuk tidak langsung).

Tingkat mortalitas penduduk laki-laki lebih tinggi daripada tingkat kematian perempuan. Begitu juga terjadi pada tingkat kematian bayi, anak-anak dan penduduk usia lanjut lebih tinggi daripada tingkat kematian penduduk dewasa muda.[3]

Dalam mortalitas dikenal istilah standarisasi. Fungsi standarisasi disini untuk dapat melakukan perbandingan angka-angka dengan lebih akurat, terutama untuk angka-angka ukuran kasar. Artinya angka kematian kasar di standarisasikan menurut struktur umur untuk mengurangi efek dari perbedaan dalam stuktur umur antar penduduk dalam dua atau lebih negara.

Standarisasi ini dapat dilakukan dalam 2 cara. Pertama, standarisasi secara langsung dan Kedua, standarisasi secara tidak langsung. Perbedaan standarisasi secara langsung dan standarisasi tidak langsung adalah dengan menggunakan satu penduduk oleh standarisasi secara langsung dan suatu himpunan angka kematian umur tertentu oleh standarisasi secara langsung yang kemudian masing-masing cara tersebut di bandingkan.

 


[1] Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Dasar-dasar Demografi, (Jakarta: 2004) hal. 58

[2] Tim Penulis Lembaga Demografi UI, Dasar-dasar Demografi, (Jakarta: 2011) hal. 94

[3] Op, Cit., Hal.87

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini