Senin, 29 September 2014

lilisokviyani_PMI V_tugas demografi

Nama: Lilis. Okviyani  ( 1112054000002)
Pengembangan Masyarakat Islam V
Tugas 2 "demografi"
Hubungan mortalitas dan fertilitas dengan kesehatan lingkungan.
Mortalitas ( kematian)
John Graunt pernah melakukan studi tentang kematian pada abad ke 17 hingga awal abad ke 18. Pada tahun 1789 hampir penduduk dunia menderita suatu penyakit yaitu smallpox ( penyakit cacar) yang menyebabkan kematian. Hal ini terjadi karena tidak adanya imunisasi terhadap penyakit tersebut. Setelah revolusi industri semakin berkembang , berkembang pula usaha-usaha untuk pengendalian  berbagai penyakit yang kesemuanya mempengaruhi angka-angka kematian. Mortalitas atau kematian adalah merupakan keadaan hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang dapat terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup ( world health organization). Kasus kematian terjadi terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun kesehatan lingkungan. Perkiraan reit kematian bayi di Indonesia pada tahun 1970-an umunya menunjukan angka-angka diatas 100 kematian bayi per 1.000 lahir hidup. Pada tahun 1980-an hal ini mengalami penurunan.  Kebayakan kematian terjadi pada usia permulaan fase kehidupan manusia dan pada usia lanjut kematian umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan pada usia remaja dan muda. Rata-rata paling rendah kematian pada usia 10-14 tahun. Umumnya tingkat kematian pada laki-laki lebih tinggi dari pada tingkat kematian perempuan.
Banyak sekali faktor yang menyebabkan kematian salah satunya masalah kesehatan lingkungan. Misal, dengan kekurangan gizi seorang balita yang semestinya terpenuhi untuk pertumbuhan dan ketahanan tubuh. Keadaan seperti ini banyak terjadi di negara yang sedang berkembang. Penyakit-penyakit yang menyebabkan kematian banyak manusia di dunia antara lain : TBC, typhus dan typhoid , disentri, cacar, dan radang paru-paru. Di Indonesia sendiri pada tahun 1980 dan 1986 banyak penyakit yang merenggut masyarakat Indonesia seperti ISPA adalah paling tertinggi. Sekitar 37, 3 juta penduduk Indonesia hidup dibawah garis kemiskinan, setengah dari  total rumah tangga mengkonsumsi makanan kurang dari kebutuhan sehari-hari, 5 juta balita berstatus kurang gizi, dan lebih dari 100 juta penduduk beresiko terhadap berbagai masalah kurang gizi.
Rendahnya konsumsi pangan atau tidak seimbangnya gizi makanan yang dikonsumsi mengakibatkan terganggunya pertumbuhan organ dan jaringan tubuh, lemahnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, serta menurunnya aktivitas kebutuhan pangan yang bergizi.
Fertilitas ( kelahiran)
Fertilitas ( kelahiran) sama dengan kelahirna hidup ( live birth) yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan misalnya bernafas, berteriak, jantung berdenyut. Pada negara yang sedang berkembang tingkat fertilitas tinggi karena sebagian besar masyarakat cenderung melakukan perkawinan dengan usia yang masih rendah, menggunakan atau tidak menggunakan metode-metode kontrasepsi, kesuburan. Lingkungan dan struktur sosial ekonomi saling mempengaruhi , sementara lingkungan juga mempengaruhi tingkat mortalitas.
Indonesia saat ini memiliki angka fertilitas yang tinggi yakni 4,5 juta bayi per tahun. Dan hal ini tidak menguntungkan pembangunan dari berbagai sektor, malah di anggap sebagai beban pembangunan. Fertilitas tidak hanya berhubungan dengan jumlah anak melainkan menyangkut isu kesehatan reproduksi. Kesehatan reproduksi menyangkut banyak hal seperti kehamilan tak dikehendaki, aborsi, jumlah anak dan proses melahirkan yang sehat dan kesehatan ibu dan anak. Banyak sekali penyebab terjadinya fertilitas seperti ekonomi, pendidikan, lingkungan , pelayanan kesehatan dan adat istiadat.
Pelayanan kesehatan terhadap fertilitas, dalam pelayanan gawat darurat di daerah terpencil masih sangat minim sehingga pihak rumah sakit menjadi penyebab masih banyak ibu yang melahirkan dirumah atau didukun. Kurangnya pengetahuan tentang kontrasepsi yang padahal sangat penting untuk menekan laju kalahiran.
Remaja yang tinggal di daerah lingkungan yang kurang baik akan mempengaruhi perilaku penyimpang seperti seks bebas, hal ini juga dapat menyebabkan tingginya angka kelahiran.
Daftar Pustaka
Rusli, Said. 1995. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta: LP3ES
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini