Jumat, 01 Januari 2016

“KEHIDUPAN SOSIAL DI PASAR TRADISIONAL” oleh Ahmad Rizal, Ikrima Nur Alfi, Syahrullah, Syifa Nurohmah_PMI 3

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pasar merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat, baik masyarakat yang berada dikalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang berada di kalangan kelas atas.Semua unsur yang berkaitan dengan hal ekonomi berada di pasar mulai dari unsur produksi, distribusi, ataupun unsur konsumsi.Pasar merupakan tempat masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup.Pada awalnya pasar terbentuk di suatu tempat yang luas, dan di tempat tersebut terjadilah transaksi jual-beli antara pedagang dan pembeli.
Pada awalnya pasar terkenal dengan label kumuh,pengap,dll. Seiring Perkembangan zaman, terjadinya perubahan dan perkembangan yaitu adanya pasar tradisional.Baik pasar tradisional maupun pasar modern merupakan tempat vital bagi masyarakat umum untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Indonesia memiliki jajaran beribu pulau dan sebagian besar wilayahnya (62%) merupakan perairan laut, selat dan teluk,sedangkan (38%) lainnya adalah daratan yang di dalamnya juga memuat kandungan air tawar dalam bentuk sungai, danau, rawa,dan waduk (Karyani, 2012:9). Demikian luasnya wilayah laut di Indonesia sehingga mendorong masyarakat yang hidup disekitar wilayah laut memanfaatkan sumber kelautan sebagai tumpuan hidupnya (Geertz,2003:42). Sumber daya laut merupakan potensi utama perekonomian di pesisir.Kegiatan perekonomian di daerah pesisir bersifat fluktuatif, karena sangat bergantung pada tingginya produktifitas perikanan. Jika produktivitas tinggi, tingkat penghasilan akan meningkat. Sebaliknya jika produktivitas rendah, tingkat penghasilan akan menurun. Permasalahan pokok pada masyarakat nelayan jika dilihat dari segi ekonomi formal masih rendahnya tingkat pendidikan, pengetahuan tentang kelautan, pemilikan modal serta manajemen usaha perikanan(Karyani, 2012:26). Sedangkan jika dilihat dari segi ekonomi substantif, masyarakat pesisir cenderung memilki ciri khas dan budaya ekonomi dari wilayah merekamasing-masing.Masyarakat di daerah pesisir cenderung memilki watak yang keras, tidak mudah putus asa, memilki etoskerja yang tinggi demi kemajuan merekadan yang terpenting mereka memegang nilai-nilai keagamaan yang ada sebagai pertimbangan untuk bekal di dunia dan akherat.Masyarakat nelayan terdiri dari nelayan, buruh nelayan dan pedagang ikan(baik skala kecil dan skala besar).
Pedagang ikan umumnya masyarakat tradisional dengan strata sosial ekonomi yang rendah.Pendidikan yang dimiliki secara umum lebih rendah dibandingkan dengan pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat non pesisir. Masyarakat pesisir khususnya pedagang ikan dikategorikan sebagai masyarakat yang biasa bergelut dengan kemiskinan dan keterbelakangan(Karyani, 2012:23). Kegiatan informal pesisir terdapat kegiatan berdagang ikan,diharapkan mampu membantu kelangsungan hidup masyarakat pesisir. Selain mencukupi kebutuhan dasar diri sendiri, kegiatan berdagang juga dapat memenuhi kebutuhan keluarganya seperti membiayai sekolah anak-anaknya.Memahami keberadaan pedagang ikanseringkali pembahasannya terkait masalah-masalah yang ditimbulkan keberadaan pedagang ikan. Permasalahan yang seringterjadi terkait dengan masalah kebersihanyang berdampak pada kesan kumuhmengurangi keindahan kawasan pelabuhan.Bagi pedagang ikan, bekerja denganorang lain dianggap menjadi suatu beban,dan jika tidak bekerja akan sulit memenuhikebutuhan pokok sehari-hari keluarganya. Mereka (pedagang ikan) bekerja sebagai pedagang ikan untuk membantu memenuhikebutuhan ekonomi keluarganya, sehinggamereka bisa mengatur pekerjaanya sendiri. Alasannya sangat sederhana, jika merekaingin berjualan baru mereka kerja, jika tidak ingin berjualan mereka tinggal di rumah. Fenomena ini menekankan pada kesan tanggung jawab bahwa jika bekerja hasil dari berdagang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sedangkan pada saat tidak  bekerja sebagai sarana untuk memanfaatkan waktu berada di tengah-tengah keluarganya.Pekerjaan yang tidak terikat tampaknya menjadi alasan bagi pedagang ikan untuk memilih pekerjaan tersebut. Selain profesi pedagang ikan yang memberi banyak waktuuntuk lebih dekat dengan anak dan keluarga, profesi tersebut juga mampu menutupikebutuhan harian keluarganya. Kalau pun ikut orang, tentunya waktu untuk anak dan keluarga akan terbatas.



B.     Teori
Teori Peter L. Berger dan Thomas Luckman Kontruksi Sosial
Suatu proses pemaknaan yang dilakukan oleh setiap individu terhadap lingkungan dan aspek diluar dirinya yang terdiri dari proses eksternalisasi, internalisasi dan obyektivasi. Eksternalisasi adalah penyesuaian diri dengan dunia sosiokultural sebagai produk manusia, obyektivasi adalah interaksi sosial dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami proses institusionalisasi, dan internalisasi adalah individu mengidentifikasi diri ditengah lembaga-lembaga sosial dimana individu tersebut menjadi anggotanya.
Istilah konstruksi sosial atas realitas (sosial construction of reality) didefinisikan sebagai proses sosial melalui tindakan dan interaksi dimana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif.
Asal usul konstruksi sosial dari filsafat Kontruktivisme yang dimulai dari gagasan-gagasan konstruktif kognitif.Menurut Von Glasersfeld, pengertian konstruktif kognitif muncul dalam tulisan Mark Baldwin yang secara luas diperdalam dan disebarkan oleh Jean Piaget. Namun apabila ditelusuri, sebenarnya gagasan-gagsan pokok Konstruktivisme sebenarnya telah dimulai oleh Giambatissta Vico, seorang epistemologi dari Italia, ia adalah cikal bakal Konstruktivisme.
Dalam aliran filsasat, gagasan konstruktivisme telah muncul sejak Socrates menemukan jiwa dalam tubuh manusia, sejak Plato menemukan akal budi dan ide.Gagasan tersebut semakin lebih konkret lagi setelah Aristoteles mengenalkan istilah, informasi, relasi, individu, subtansi, materi, esensi, dan sebagainya.Ia mengatakan bahwa, manusia adalah makhluk sosial, setiap pernyataan harus dibuktikan kebenarannya, bahwa kunci pengetahuan adalah fakta.
Aristoteles pulalah yang telah memperkenalkan ucapannya 'Cogito ergo sum' yang berarti "saya berfikir karena itu saya ada".Kata-kata Aristoteles yang terkenal itu menjadi dasar yang kuat bagi perkembangan gagasan-gagasan konstruktivisme sampai saat ini.Pada tahun 1710, Vico dalam 'De Antiquissima Italorum Sapientia', mengungkapkan filsafatnya dengan berkata 'Tuhan adalah pencipta alam semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaan'.Dia menjelaskan bahwa 'mengetahui' berarti 'mengetahui bagaimana membuat sesuatu 'ini berarti seseorang itu baru mengetahui sesuatu jika ia menjelaskan unsur-unsur apa yang membangun sesuatu itu. Menurut Vico bahwa hanya Tuhan sajalah yang dapat mengerti alam raya ini karena hanya dia yang tahu bagaimana membuatnya dan dari apa ia membuatnya, sementara itu orang hanya dapat mengetahui sesuatu yang telah dikonstruksikannya.
Sejauh ini ada tiga macam Konstruktivisme yakni konstruktivisme radikal; realisme hipotesis;  dan konstruktivisme biasa:
a.       Konstruktivisme radikal hanya dapat mengakui apa yang dibentuk oleh pikiran kita. Bentuk itu tidak selalu representasi dunia nyata.Kaum konstruktivisme radikal mengesampingkan hubungan antara pengetahuan dan kenyataan sebagai suatu kriteria kebenaran.Pengetahuan bagi mereka tidak merefleksi suatu realitas ontologism obyektif, namun sebuah realitas yang dibentuk oleh pengalaman seseorang. Pengetahuan selalu merupakan konstruksi dari individu yang mengetahui dan tidak dapat ditransfer kepada individu lain yang pasif karena itu konstruksi harus dilakukan sendiri olehnya terhadap pengetahuan itu, sedangkan lingkungan adalah saran terjadinya konstruksi itu.
b.      Realisme hipotesis, pengetahuan adalah sebuah hipotesis dari struktur realitas yang mendekati realitas dan menuju kepada pengetahuan yang hakiki.
c.       Konstruktivisme biasa mengambil semua konsekuensi konstruktivisme dan memahami pengetahuan sebagai gambaran dari realitas itu. Kemudian pengetahuan individu dipandang sebagai gambaran yang dibentuk dari realitas obyektif dalam dirinya sendiri.(Suparno, 1997:25).
Dari ketiga macam konstruktivisme, terdapat kesamaan dimana konstruktivisme dilihat sebagai sebuah kerja kognitif individu untuk menafsirkan dunia realitas yang ada karena terjadi relasi sosial antara individu dengan lingkungan atau orang di dekitarnya.Individu kemudian membangun sendiri pengetahuan atas realitas yang dilihat itu berdasarkan pada struktur pengetahuan yang telah ada sebelumnya, inilah yang oleh Berger dan Luckmann disebut dengan konstruksi sosial.
Konstruksi sosial merupakan sebuah teori sosiologi kontemporer yang dicetuskan oleh Peter L.Berger dan Thomas Luckman.Dalam menjelaskan paradigma konstruktivis, realitas sosial merupakan konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu. Individu adalah manusia yang bebas yang melakukan hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain. Individu menjadi penentu dalam dunia sosial yang dikonstruksi berdasarkan kehendaknya.Individu bukanlah korban fakta sosial, namun sebagai media produksi sekaligus reproduksi yang kreatif dalam mengkonstruksi dunia sosialnya.
C.    Metode Penelitian
1.      Pendekatan dan Jenis Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan terlebih dahulu ditetapkan langkah-langkah pendekatan penelitian.Langkah pendekatan penelitian ini ditetapkan sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan di lapangan, sehingga data yang diambil sesuai dengan tujuan penelitian.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, pendekatan kualitatif bertujuan untuk mengungkapkan gejala-gejala secara holistik kontekstual (menyeluruh dan sesuai konteks) melalui pengumpulan data dari latar alami sebagai sumber instrument
kunci peneliti itu sendiri. Hal-hal yang menyangkut penelitian kualitatif adalah sebagai berikut (Suyitno, 1996 : 4). 1. Bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif 2. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan; dan 3. Laporan berbentuk narasi, kreatif, mendalam dan menunjukkan ciri naturalistik yang penuh keotentikan.Setelah data terkumpul, data tersebut disusun, dianalisis dan disimpulkan kemudian disajikan dalam bentuk laporan. Dengan pendekatan kualitatif ini diharapkan dapat mengetahui, memahami, menjelaskan serta dapat mendeskripsikan tentang proses dan hasil yang telah dicapai, sehingga data yang berupa uraian dapat disajikan secara mendalam dan menyeluruh. Lokasi Penelitian
Lokasi yang menjadi obyek penelitian ini di Pasar Minggu, Pasar Lenteng Agung, dan pasar parung.


2.      Subyek dan Informan
Subyek adalah pelaku, sebagai subyek dalam penelitian ini adalah penjual ikan di pasar tradisional dari berbagai pasar (pasar minggu, pasar ciputat, pasar lenteng agung dan pasar leuwiliang).Informan adalah sumber data yang berupa orang.Orang yang dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan keterangan yang diperlukan untuk melengkapi atau memperjelas jawaban dari responden.Dalam penelitian ini informan yang dimaksud kadang juga bertindak sebagai responden.Untuk keabsahan informasi maka tidak cukup bila informasi didapat dari satu informan saja, untuk itu perlu diambil informasi dari beberapa informan yang memahami tentang subyek yang dimaksud, yang diantaranya adalah para pembeli ikan dan masyarakat setempat.Hal ini ditujukan agar mendapatkan informasi yang akurat tentang keadaan penjual ikan.
3.      Metode Pengumpulan
Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a) Wawancara mendalam (in-dept interview) b) Observasi c) Dokumentasi 









BAB II
GAMBARAN LOKASI
A.    Pasar Minggu
Pasar Minggu terletak di RW 03 kelurahan Pasar Minggu, berada pada sisi Jalan Raya Ragunan dan Jalan Raya Pasar Minggu.Pasar yang ada pada saat ini pengelolaannya dipertanggungjawabkan oleh PD Pasar Jaya.Pada lokasi pasar ini terdapat dua jenis macam pasar yang dikelola oleh PD Pasar Jaya, yaitu pasar inpres dan pasar non inpres. Selain dua jenis pasar yang ada pada lokasi ini, juga dipadati oleh pedagang kaki lima yang berjualan di tepi jalan dan didalam lokasi PD Pasar Jaya, para pedagang kaki lima tidak hanya berjualan di pinggiran toko saja, namun juga lokasi tempat mereka berjualan sudah menggunakan bahu jalan serta badan jalan. Terminal kota yang letaknya bersebelahan dengan lokasi pasar turut mempengaruhi arus lalu lintas disekitar pasar, yang mempengaruhi kemacetan pada waktu-waktu tertentu. Kemacetan yang terjadi tidak terlepas dari para pedagang kaki lima yang berjualan tidak resmi disekitar lokasi PD Pasar Jaya, terminal, dan jalan sekitar lokasi pasar. Fasilitas yang dimiliki dan disiapkan oleh para pengunjung di PD Pasar Jaya dapat dikategorikan cukup memenuhi standar. Di lokasi pasar hampir di setiap sudut terdapat tempat sampah, yang secara rutin dua hari sekali pengelola pasar bekerja sama dengan Dinas Kebersihan Jakarta Selatan mengangkut sampah-sampah yang ada di kotak-kotak sampah. Antisipasi kebakaran juga menjadi perhatian pihak pengelola, alat pemadam kebakaran disiapkan oleh pengelola dan diberikan setiap kios.Selanjutnya penggunaan dan perawatan dipertanggungjawabkan kepada masing-masing pemilik kios. Fasilitas lain yang ada di PD Pasar Jaya adalah musholah yang terdapat di lantai tiga yang posisinya bersebelahan dengan kantor pengelola PD Pasar Jaya.
Pasar Minggu memiliki lokasi yang cukup strategis, sebab tepat di sebelah pasar terdapat terminal angkutan kota , bahkan direncanakan menjadi terminal antar kota dari luar propinsi Jakarta. Pemerintah daerah juga memperhatikan sarana dan prasana lainnya dalam menunjang keberadaan PD Pasar Jaya selain keberadaan terminal sarana penunjang lainnya adalah jembatan penyebrangan, dan mushola.
B.     Pasar Lenteng Agung
Pasar tradisional ini terletak di daerah Lenteng Agung.Beralamat di Jl. Raya Jagakarsa, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Mempunyai nama sama dengan daerah pasar tersebut. Namanya pasar Lenteng Agung.Pasar ini baru selesai di renovasi sekitar bulan Januari lalu.Memiliki bangunan yang luas dan kokoh.Pasar ini memiliki dua lantai.Memiliki tempat parkir mobil yang cukup luas. Parkir motor letaknya terpisah dengan mobil. Parkir mobil di depan pintu masuk, sementara motor di bagian bawah. Keamanan pasar ini cukup terjaga.Pasar buka dari pagi hari dan tutup saat hari menjelang sore.
Sama seperti pasar di tempat lain, pasar Lenteng Agung menjual berbagai barang. Mulai dari sayuran, ikan, beras, buah-buahan, baju, kosmetik dan lain-lain.Lantai satu diisi oleh pedagang buah, sayur, ikan, dan lain-lain.Bisa dibilang bagian lantai dasar pasar berisi penjual barang kebutuhan pokok. Lantai kedua pasar berisi pedagang baju, tas, sepatu, mainan, kosmetik, perabot rumah tangga, dan lain-lain. Salah satu pembeli yang sering berbelanja di pasar ini adalah Yati (44).Ibu dua anak ini hampir setiap hari berbelanja di pasar Lenteng.Alasan utamanya adalah karena letaknya tak jauh dari rumah."Saya udah sering belanja disini.Pasar yang paling deket kan cuma di sini," ujarnya sehabis berbelanja kebutuhan warungnya.Yati memiliki warung kelontong dirumahnya.Hampir semua barang dagangannya di beli di pasar itu.
"Harganya sih nggak terlalu beda jauh sama pasar lain. Cuma saya kan udah punya langganan, jadi sering di kasih murah sama pemilik tokonya." tambah Yati.
Selain berbelanja keperluan tokonya, Yati juga berbelanja kebutuhan sehari-hari dipasar itu. Beras, sayuran, buah, dan perabot rumah tangga ia beli di sana. Biasanya ia berbelanja ditemani sang suami. Yati mengaku lebih nyaman dengan pasar Lenteng setelah direnovasi."Waktu pasar lagi direnov, saya nggak betah lama-lama.Apalagi waktu hujan, becek semua.Ditambah lagi tempatnya nggak teratur, jadi saya bingung nyari toko langganan saya," ujarnya.
Yati berharap semua pedagang dan pembeli dapat menjaga kebersihan pasar.Setelah kebersihan terlaksana maka tercipta keamanan dan kenyamanan. Itu akan membuat dampak bagi kedua belah pihak. Pembeli akan merasa nyaman berbelanja di pasar itu. Pedagang mendapat keuntungan dari banyaknya pembeli yang datang.Itulah suasana singkat pasar Lenteng Agung.Pasar yang selesai di renovasi sekitar bulan Januari lalu.Hampir setiap hari ramai pembeli. Kondisi pasar bersih dan tertata
C.     pasar parung
Parung adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bogor, ProvinsiJawa Barat, Indonesia.Parung memiliki sebuah pasar tradisional yang aktif 24 jam, aktivitas di pasar parung tak berbeda dengan pasar yang lain, hal yang menarik dari pasar parung yaitu terdapat Pasar ayam. Disebut pasar ayam Karena disinilah warga masyarakat menjual ayam-ayam peliharaannya. Sebagaimana diketahui bersama bahwa hampir bisa dipastikan bahwa setiap keluarga (di zaman terdahulu) memiliki atau memelihara ayam.Ayam-ayam ini bisa sekedar untuk konsumsi pribadi atau untuk dijual kembali.Ayam-ayam ini pun memiliki banyak variasi, yakni dari ayam kampung biasa, ayam kampung jago, dan ayam berjenis khusus yang harganya bisa muahal sekali.Juga ada bebek, soang dan burung dengan aneka jenis.ketika mereka bermaksud menjual atau menukarkannya maka ke pasar ayam lah mereka pergi.Lokasinya berada di pinggir jalan arah Ciseeng, tepat berada di depan lokasi Pasar Parung yang baru. Semenjak pagi buta, sebelum subuh tiba, puluhan penjual ayam pun dari berbagai penjuru daerah di sekitar parung sudah mulai berdatangan membawa ayam-ayam mereka. Ada yang datang membawa motor dengan keranjang ayam khas yang diletakkan di belakangnya, juga ada yang membawanya dengan berjalan kaki dengan menenteng ayam-ayam mereka.
Selain itu pasar parung juga dikenal denganpasar ikan hias terbesar dan terlengkap.Berawal dari pedangang ikan yang tidak memiliki lapak dan hanya beralaskan karpet untuk berjual disisi jalan itulah awal mula asal dari Pasar Ikan Hias Parung.Sejak tahun 2005 para pedagang ikan hias mulai menjajakan ikannya disisi jalan Desa Waruh.Hingga pada akhirnya para pedagang dipindahkan ke tempat lahan kosong agar tidak berjualan disisi jalan.
Setelah itu pengelola pasar ikan hias dan para pedagang melakukan diskusi hingga akhirnya kedua pihak sepakat untuk membangun pasar ikan hias parung dengan dana iuran bersama. Tepat dibulan april 2010 pasar ikan hias parung dibangun. Itulah kisah yang diceritakan oleh pengelola Pasar Ikan Hias Parung Hj. Darmo.
Pasar yang dahulu hanya diisi oleh beberapa pedagang setelah dipromosikan jumlah pedagangnya meningkat hingga saat ini pedagang yang berjualan di pasar ikan hias parung mencapai hampir 400 orang. Pedagang yang berjualan di pasar ikan hias parung pun beragam tidak hanya dari kawasan Kabupaten Bogor melainkan dari berbagai daerah seperti Sukabumi Bandung Jakarta dan Depok.
Kini pasar tersebut dinyatakan sebagai pasar ikan hias terbesar dan terlengkap.Pasar ini hanya terletak disatu tempat yaitu di Desa Waruh, Kecamatan Parung Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pada saat dibuka pertama kali para pedagang Pasar Ikan Hias Parung menjajakan dagangannya mulai malam hari namun melihat dari situasi dan kondisi lalu lintas yang ada maka dari itu waktu berjualan pasar ikan hias parung pun berubah menjadi Selasa Kamis dan Minggu pukul 12.00 WIB – 08.00 WIB.









BAB III
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pasar
Pasar adalah tempat bertemunya calon penjual dan calon pembeli barang dan jasa. Di pasar antara penjual dan pembeli akan melakukan transaksi. Pasar merupakan salah satu lembaga yang paling penting dalam institusi ekonomi. Menurut cara transaksinya, jenis pasar dibedakan menjadi pasar tradisional dan pasar modern.
Pengertian pasar secara khusus
1.      Sebagai sarana distribusi
Dengan adanya pasar, produsen dapat berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menawarkan hasil produksinya pada konsumen.
2.      Sebagai pembentuk harga
Di pasar terjadi tawar menawar antara penjual dan pembeli sehingga terbentuklah harga.
3.      Sebagai sarana promosi
Dengan berbagai macam cara para produsen memperkenalkan hasil produksi kepada konsumen sehingga para konsumen berniat membeli barang tersebut.
Syarat-syarat terjadinya pasar adalah :

a. Ada tempat untuk berniaga
b. Ada barang dan jasa yang akan diperdagangkan.
c. Terdapat penjual barang tertentu
d. Adanya pembeli barang
e. Adanya hubungan dalam transaksi jual beli.

B.     Pasar Tradisional
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar yang terjadi. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan lain-lain.Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya.Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan dan perkampungan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar.
Sisi negatif dari pasar tradisional adalah keadaannya yang cenderung kotor dan kumuh sehingga banyak orang yang segan berbelanja disana. Beberapa pasar tradisional yang "legendaris" antara lain adalah pasar Beringharjo di Jogja, pasar Klewer di Solo, pasar Johar di Semarang. Pasar tradisional di seluruh Indonesia terus mencoba bertahan menghadapi "serangan" dari pasar modern.
Ciri-ciri Pasar Tradisional
1.      Pembeli dan penjual bertemu secara langsung.
2.      Transaksi terjadi secara langsung
3.      Mekanisme transaksi dengan tawar-menawar
4.      Menyediakan segala macam barang
5.      Untuk pasar tradisional khusus, hanya menyediakan satu jenis barang
Fungsi Pasar Tradisonal
1.      Sebagai wadah atau tempat bagi pedagang untuk memperdagangkan dagangannya kepada calon pembeli atau masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ataupun kebutuhan berkala.
2.      Sebagai penunjang perekonomian rakyat masyarakat



Syarat – Syarat Pasar Tradisional
Menurut peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 112 tahun 2007, tentang pembangunan, penataan dan pembinaan pasar tradisional
1.      Aksesibilitas,yaitu pencapaian dari dan ke pengawasan.Dalam hal ini bentuk jalan atau transportasinya.
2.      Kompatibilitas yaitu keserasian dan keterpaduan antara kawasan yang menjadilingkungannya.
3.      Fleksibilitas, yaitu kemungkinan pertumbuhan fisik atau pemekaran kawasan pasar dikaitkan dengan kondisi fisik lingkungan dan keterpaduan prasarana.
4.      Ekologis, yaitu keterpaduan antara tatanan kegiatan alam yang mewadahinya
Kelebihan dan Kelemahan Pasar Tradisional
Pasar tradisional merupakan pasar yang memiliki keunggulan bersaing alamiah yang tidak miliki secara langsung oleh pasar modern.Keunggulan yang dimiliki pasar tradisional adalah lokasi yang strategis, area penjualan yang luas, keragaman barang yang lengkap, harga yang rendah, serta sistem tawar menawar yang menunjukkan sikap keakraban antara penjual dan pembeli.Selain keunggulan tersebut, pasar tradisional juga merupakan salah satu pendongkrak perekonomian kalangan menengah ke bawah, dan itu jelas memberikan efek yang baik bagi negara.Dimana negara ini memang hidup dari perekonomian berskala mikro dibandingkan dengan skala makro.
Sisi kekeluargaan antara penjual dan pembeli menjadi salah satu pemandangan yang indah ketika berada di pasar dan bahkan ada juga yang namanya langsung dan itu bisa menjadi hubungan baik dan tak dapat dipisahkan bagaikan persaudaraan yang erat sekali.
Pasar tradisional memiliki kelemahan yang sangat urgen ialah pada kumuh dan kotornya lokasi pasar.Bukan hanya itu saja, banyaknya produk yang mayoritas diperjual belikan oleh oknum pedagang yang tidak bertanggung jawab itu menggunakan bahan kimia yang tidak seharusnya dipakai, dan praktek seperti itu marak sekali terjdai di pasar tradisional. Bukan hanya itu saja, cara pengemasan di pasar tradisional juga membuatnya kurang dilirik konsumen, bahkan makin hari bukannya semakin bagus akan tetapi malah semakin memburuk kondisinya. Dan jelas hal seperti itu cukup membahayakan keberadaan pasar tradisional.
C.     Hal-hal yang membedakan pasar tradisional dan modern adalah sebagai berikut
Pada hakikatnya pasar  tradisional dan modern adalah sama yaitu sebagai tempat jual beli antara pedagang dan pembeli untuk memenuhi kebutuhan hidup
         Harga Barang
Barang-barang yang dijual di pasar tradisional dan pasar modern memiliki perbedaan harga yang cukup signifikan. Harga suatu barang di pasar tradisional bahkan bisa sepertiga dari harga barang yang sama yang dijual di supermarket, terutama untuk produk-produk segar seperti sayur-mayur serta bumbu-bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, merica, cabai merah, cabai rawit, dan lain sebagainya.
         Tawar menawar
Berbelanja di pasar tradisional memungkinkan pembeli untuk menawar harga barang-barang hingga mencapai kesepakatan dengan pedagang.Jika cukup pintar menawar, seseorang bisa mendapatkan barang dengan harga yang jauh lebih murah.Sedangkan di pasar modern, pembeli tidak mungkin melakukan tawar menawar karena semua barang telah diberi harga pas.
         Diskon
Untuk urusan diskon, sejumlah supermarket memang sering memberikan berbagai penawaran yang menggiurkan.Akan tetapi, perlu diperhatikan apakah hal tersebut merupakan rayuan terselubung (gimmick) agar pembeli bersikap lebih konsumtif.Tak jarang, orang menjadi lapar mata ketika berbelanja di supermarket dan tergoda membeli barang-barang yang tidak mereka butuhkan.
         Kesegaran produk
Untuk produk-produk segar seperti daging, ikan, sayur-mayur, telur, dan lain sebagainya, pasar tradisional biasanya menyajikan produk yang jauh lebih segar ketimbang supermarket, karena belum ditambahkan zat pengawet. Logikanya, pedagang di pasar tradisional memiliki dana yang cukup terbatas sehingga hanya mampu membeli pasokan barang dengan jumlah tidak terlalu banyak. Dengan demikian, produk-produk yang dijual pun lebih terjaga kesegarannya.
         Tempat
Yang membuat para konsumen senang berbelanja ke pasar modern adalah mereka memiliki banyak keunggulan yakni tempat yang nyaman, bersih serta terjamin, serta mempunyai gengsi yang tinggi menjadi andalan dari pasar modern, dan hal itu tidak dimiliki oleh pasar tradisional.
Pasar tradisional merupakan simbol budaya masyarakat yang cukup arif. Kita tidak boleh melihat pasar tradisional dengan sebelah mata atau dari luar saja tanpa menyelami secara mendalam nilai-nilai sosial apa yang terkandung di di dalamnya. Lihatlah proses yang terjadi didalamnya, proses jual dan beli berlangsung dengan pola komunikasi yang dua arah antara penjual dan pembeli. Penjual menawarkan barang dagangannya dan pembeli meminta dengan harga yang di inginkan. Terjadilah proses tawar menawar antara kedua bela pihak yang membuat proses budaya komunikasi-kebersamaan serta saling kenal mengenal. Ini sangat berbeda dengan proses yang terjadi dalam pasar modern, dimana hanya terjadi hubungan sosial antara penjual dan pembeli sangat kecil bahkan tidak ada sama sekali. Bagaimana kita membeli barang dagangan hanya dengan mengambil di tempat yang tersedia tanpa ada proses tanya jawab atau tawar menawar dengan penjual. Pasca itu, kita tinggal menuju kasir untuk membayar dan setelah itu kita pergi tanpa mengenal lagi siapa orang yang pernah kita temui.
Ratusan orang sepanjang hari memadati jejeran lapak pasarberatap seng di areal seluas 30 meter x 20 meter.Setelah bertransaksi dengan penjaga atau pemilik lapak, para pengunjung tersebut beranjak pergi sembari menenteng buntalan plastik berisi air dan ikan hias.Mereka bukan hanya dari kalangan penggemar ikan hias piaraan di rumah, melainkan juga para pedagang.Porsi eceran atau kulakan (grosir) berbaur dalam hiruk pikuk transaksi.

Begitulah sekelumit kesibukan di Pasar Ikan Hias Parung di Desa Waruh, Kecamatan Parung, Bogor, Jawa Barat.Sejak berdiri 10 tahun silam, tempat ini sudah sohor sebagai sentra ikan hias. Selain karena dekat dengan empang-empang pembibitan ikan hias, lokasinya pun mudah dijangkau warga Jakarta dan sekitarnya. Tempatnya terhubung dengan jalan raya biasa dan Tol Jagorawi dengan keluar di Sentul.
Lokasinya tidak jauh dari Pasar Tradisional Parung (jalan poros Jakarta-Bogor).Memang sedikit menjorok 200 meter ke dalam dari Jalan Raya Parung.Tidak ada plang petunjuk khusus tentang lokasinya.Namun, itu bukan penghalang bagi pengunjung untuk menjangkaunya.
Jika Anda melintas dari arah kawasan Lebak Bulus, Ciputat, Sawangan, lalu menuju arah Bogor, Anda sebetulnya sudah berada dalam radius pasar ini. Setelah menembus kemacetan lalu lintas di depan pasar tradisional Parung, cobalah kurangi kecepatan, lalu menepikan kendaraan.
Sore itu, hari Minggu, Pasar Ikan Hias masih dipadati puluhan pembeli dan pedagang.Bau anyir dan genangan air tidak membuat Dodi Hafidz (45) risi melangkah dari lapak ke lapak. Warga Depok, Jawa Barat, itu sedang mencari beragam ikan hias kegemarannya.Satu jam sudah Dodi mengamati ikan cupang yang berada dalam kantong plastik putih. Matanya melirik seolah mengikuti kibasan ekor ikan cupang yang berwarna-warni menawan.Sudah sembilan tahun Dodi rutin mengunjungi pasar tersebut.
"Bagi saya, ikan hias itu penghilang stres.Apalagi pusing ngurusin bisnis," kata Dodi yang bekerja sebagai wiraswasta.
Menurut dia, ikan hias di Parung relatif murah dan variatif ketimbang tempat lain. Misalnya, ikan cupang half moon yang ia beli di pasar itu hanya sekitar Rp 2.000, sementara di pasar ikan hias Jatinegara bisa mencapai sekitar Rp 5.000.
Seiring perjalanan waktu, kegemaran Dodi meningkat menjadi aktivitas usaha.Ia perlahan mulai berdagang ikan cupang.Ikan cupang dan ikan koi diambil dari Parung, lalu dijualnya kembali ke sejumlah wilayah.Pelanggannya bahkan ada yang dari wilayah Kalimantan.Dengan bangga ia menuturkan, dari setiap transaksi untungnya bisa mencapai Rp 2 juta untuk 2.000 ikan cupang.
Beragam Koi, cupang, black ghost, louhan, red pinsa, arwana, dan botia adalah beberapa jenis ikan hias yang bisa ditemukan di sini. Wadahnya pun beragam.Selain dibungkus dalam kantong plastik, beberapa ikan hias juga diceburkan ke beberapa kolam seluas sekitar 50 cm x 50 cm.Ikan tersebut didapatkan dari beberapa petani ikan hias di sekitar Bogor, seperti daerah Babakan.Pedagang di pasar tersebut juga berasal dari sejumlah daerah, seperti Bogor dan Sukabumi.
Beberapa pedagang juga membawa ikan hias, seperti ikan koi dan ikan nila, langsung dari daerahnya. Kahfi Sulaeman (44), misalnya, membawa dagangannya dari Sukabumi, Jawa Barat, setiap subuh dan menjualnya hingga petang.
"Dulu, pedagang ikan hias hanya bisa dihitung dengan jari dan berjualan di pinggir jalan Pasar Parung," katanya sembari mengangkat ikan hias dagangannya ke mobil pikap. Sedikitnya, sehari ia mampu meraup omzet sekitar Rp 5 juta.
Cikal bakal pasar ikan hias ini telah muncul awal 1990-an. Namun, kala itu para pedagang hanya berjualan di pinggir jalan dan mengganggu arus lalu lintas.Barulah pada 2005 mereka disatukan dalam satu tempat.
"Pasar itu buka tiga kali seminggu karena ikan hias tidak boleh berada dalam kantong selama dua hari.Bisa-bisa ikan stres," kata Damo Asmarudin (56), Kepala Pengelola Pasar Ikan Hias Parung.
Ia menuturkan, meski bukan sumber petani ikan hias, Parung menjadi tempat berkumpulnya para pencinta ikan hias dari Jakarta dan sekitarnya. Dan Kini pasar tersebut dinyatakan sebagai pasar ikan hias terbesar dan terlengkap.
Bisa jadi biaya sewa lapak yang relatif terjangkau ikut menjadi faktor yang mendukung.Biayanya hanya Rp 1 juta per tahun. Pasar ini dibangun atas swadaya pedagang dan pengelola, bukan pemerintah daerah.
Promosi tentang pasar tersebut santer dari mulut ke mulut di antara sesama komunitas penggila ikan hias. Menurut Damo, transaksi di pasar itu bisa mencapai Rp 800 juta saat hari operasi.
Malam menjemput petang.Sinar lampu mulai menyinari lapak-lapak.Terpancarlah pesona dan kelincahan ikan koi dan ikan cupang.Pembeli pun tak kalah lincah berseliweran, lalu bertransaksi dengan pemilik lapak.
Menurut Hj Darmo ikan yang dijual di Pasar Ikan Parung beragam jenisnya dan berbeda pula harganya. Ikan yang paling murah dijajakan di Pasar Ikan Hias Parung seharga Rp. 1500,00 hingga Rp.5.000.000,00. Pembeli Pasar Ikan Hias Parung beragam tidak hanya dari Bogor ada pula yang berasal dari Bandung, Sukabumi, Tasik, Cirebon, Lampung, Palembang dan juga Bengkulu.













BAB IV
KESIMPULAN
Dalam perkembangannya aktivitas manusia yang semakin kreatif sehingga melakukan modifikasi-modifikasi. Pasar yang tadinya tradisional sekarang menjadi tempat yang lebih modern yang biasa dikenal dengan pasar modern.Lebih familiar lagi bentuk-bentuknya dapat dilihat di daerah-daerah perkotaan maupun semi perkotaan dengan berdirinya pasar swalayan (mall), minimarket ataupun sejenisnya.
Padahal kita semua tahu bahwa pasar tradisional identik dengan hal-hal yang tradisional meskipun dunia sudah modern yang ditandai dengan perkembangn IPTEK yang menawarkan segala bentuk kemudahan.Memang betul realitas seperti di atas.Pasar tradisional, nuansa tradisionalnya masih terus dibawa tak peduli dunia sudah modern atau belum.Bahkan mungkin karena alasan tradisional, pasar ini kelihatan kumuh, becek serta aroma yang tidak sedap menjadi pemandangan tersendiri yang tidak dirubah.Berbeda dengan pasar modern yang begitu megah dengan infrastruktur dan segala tampakan 'fisik' yang indah, sedangkan pasar tradisional jauh berbeda.Para penjual menjajakan jualannya dengan beralaskan papan-papan, Koran, atau segala sesuatu yang bisa dijadikan alas tak peduli bentuknya asalkan substansinya adalah bisa dijadikan alas untuk berjualan.Bahkan tak jarang kita melihat tanah menjadi tempat diletakannya barang-barang jualannya.
Meskipun itu ternyata pasar tradisional memilki fungsi sosial-budaya yang cukup penting, meskipun juga secara perlahan telah terpinggirkan oleh pasar-pasar modern.Kita memang tidak bisa lepas dari perkembangan IPTEK dan segala bentuk manifestasinya, temasuk moderenisasi.Tapi fenomena moderenisasi juga bukanlah proyek peradaban manusia yang serta merta membawa kebaikan.Dalam prakteknya malah banyak ketimpangan yang di hasilkan yang salah satunya tereduksinya nilai kearifan sosial-budaya. Atas nama 'pembangunan' (development) semua dilakukan tanpa menghiraukan dampak sosial-budaya yang melekat dalam praktek kehidupan manusia.

Pasar tradisional juga menjadi ruang sosial ketika manusia semakin menyempitkan diri dalam ruang individual karena tekhnologi yang membuat manusia semakin individualis. Mekanisme seperti ini dapat dirasakan bagaimana jejaring media sosial seperti facebook, twitter, kaskus atau sejenisnya telah mengurangi proses pertemuan ril atau fisik antarmanusia. Padahal interaksi dalam dunia fisik, lebih memiliki nilai sosial yang tinggi salah satunya hubungan emosional antara pelaku interaksi semakin baik jika dibandingkan dengan pertemuan yang hanya di dunia maya dalam jejaring sosial.
Selain itu, pasar tradisional juga adalah ruang kebersamaan siapa saja yang jarang menampakan identitas kelas sosial. Orang kaya dan miskin sama saja, mereka akan masuk pada ruang tradisional yang menurut beberapa budayawan bahwa nilai tradisional termasuk kebersamaan adalah fitrawi (naluriah) manusia. Berbeda dengan pasar modern yang dari tampakan fisik serta kenyamanan yang cenderung sebegai simbol keangkuhan (kapitalisme) orang kaya terhadap orang miskin.Di tempat ini kelas sosial sangat jelas, antara kaya dan miskin. Rata-rata yang masuk dalam pasar modern seperti ini adalah mereka yang memiliki ekonomi menengah ke atas, dengan kata lain jarang orang miskin (kelas bawah) masuk dalam pasar ini. Lagi pula banyak barang yang dijual di tempat ini cenderung mahal karna akumulasi berbagai restribusi pajak dan cost lainnya dibanding pasar tradisional yang murah meriah serta merupakan denyut nadi ekonomi masyarakat kelas bawah bahkan negara (ekonomi kerakyatan).

DAFTAR PUSTAKA
Setiadi, N. J. Perilaku Konsumen Dan Implikasi Untuk Strategi Dan Penelitian Pemasaran.
Jakarta:kencana. 2003.
Sinaga, pariaman. 2006. Penelitian Dampak Keberadaan Pasar Modern( Supermarket &
Hypermarket)Tehadap Usaha Ritelkoperasi/ Waserda & Pasar Tradisional. Jurnal
pengkajian koperasi dan UKM: nomor 1 tahun 1-2006: 85-99
Suryani. T. Perilaku Konsumen. Surabaya: Graha Ilmu. 2008
Eko prasetiio, 2013.  Pengertian, Fungsi, Bentuk, Peran Dan Kegunaan Di Sekitar Kita. Ekoprasetio594.wordpress.com. Diakses pada 25 desember 2015



Lampiran
Bapak Sumardi
Om ini proses penjualannya gimana? Kita membukanya dari jam 03.00 pagi sampai jam 21.00
Ini milik ternak abang sendiri? Enggak de kalo ternak sendiri cepat kaya kita, ini kiriman dari bogor de
Keuntungannya gimana nih bang? Kalau dari orang sana jualnya 24.000 saya jual 28.000 tidak begitu besar untungnya belom lagi resiko yang ikannya mati kalau mati dijual murah lagi namanya dagang ada resikonya
Jual ikan apa aja bang? Ikan nila, ikan lele, ikan mas biasanya ada semua tapi ini lagi kosong ini ada anter juga
Isi ikannya sekilo berapa? Tergantung gede kecilnya de, ada yang minta sekilo isi 8 biasanya warung mau yang kecil-kecil
Penghasilannya perhari tuh berapa bang? Kalo penghasilannya saya kurang tau de ini punya om saya kalo dia kasih saya uang Rp 100.000 ya saya ambil
Bagaimana kalau ikannya tidak habis? Ikannya taruh lagi untuk besok aja
Usahanya sudah lama
Proses dari bogor itu di bogor udah terbesar kalau jualannya sistem setor, kalau hari ini habis yang kemaren harus dibayar dulu
Namanya jualan kadang tidak lancar tapi biasanya kita kasih thr setiap tahun ke yang sering beli
Pemerintahan sekarang sudah baik saya sangat mendukung karena dulu saya jualan disini digusur dikit dikit, sudah ada kemajuan dan baguslah.

Foto-foto lokasi pasar ikan

                                                              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini