Jumat, 01 Januari 2016

Pelayanan Publik pada Masyarakat Perkotaan oleh Anwar Kamil Hanif Jurn 1A_Faisal Akbar Jurn 1B_Firda Nur Fildzah KPI 1A

MASYARAKAT INDONESIA JADIKAN KERETA API SEBAGAI TRANSPORTASI UTAMA
A.     Pendahuluan
            Tugas mata kuliah sosiologi kali ini yang bersifat turun lapangan untuk mengambil data langsung lalu menganalisis dan melaporkannya secara struktur bertujuan untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan di semester satu. Selain itu, tugas turun lapangan ini juga untuk menggantikan tugas akhir semester yang bersifat tertulis. Kami mengamati mulai dari objek, tempat dan subjek penggunanya, dengan disertakan teori-teori sosiologi yang sesuai dengan tema observasi kali ini.

            Tema yang kami pilih dalam observasi kali ini adalah Pelayanan di masyarakat perkotaan. Dan pengambilan judul untuk penelitian kali ini adalah "Masyarakat Jadikan Kereta Api sebagai Transportasi Utama". Kami memandang masyarakat perkotaan lebih memilih kereta api sebagai sarana transportasi yang aman, nyaman, dan terbebas dari kemacetan yang kerap terjadi di perkotaan. Kereta api merupakan salah satu alat transportasi darat yang memegang peranan penting bagi seluruh sektor terutama untuk menggerakkan perekonomian Indonesia.
            Tersedianya KRL di area Jabodetabek menjadikan masyarakat perkotaan merasa nyaman menggunakan transportasi ini. Pelayanan yang cukup baik mulai dari tersedianya AC dan TV (beberapa KRL) didalamnya dan terbebas dari kemacetan serta tarif yang lebih murah, penggunaan KRL dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Penggunaan KRL lintas Jabodetabek ini juga digunakan mulai dari berbagai kalangan, mulai dari pegawai kantoran, pelajar, mahasiswa, pedagang, bahkan kami menemui seorang kakek yang menggunakan jasa KRL ini hanya sekedar untuk berjalan-jalan melihat sekitar.
            Selain KRL, jasa kereta api lintas luar kota juga digemari masyarakat perkotaan yang ingin pulang ke kampung halaman. PT. KAI menyediakan beberapa jenis kereta api untuk berbagai lapisan masyarakat, mulai dari Eksekutif, Bisnis dan Ekonomi. Tarif yang dikenakan di setiap jenis juga dibedakan menurut jarak tempuh dan fasilitas yang digunakan. Alasan yang menjadikan kereta api digemari hanya karena masyarakat perkotaan sudah bosan dengan kemacetan yang terjadi. Namun dengan begitu, kecemasan akan terjadinya kecelakaan yang terjadi antara kereta api dengan alat transportasi lain juga menjadikan sebagian lapisan masyarakat untuk tetap memilih menggunakan transportasi pribadi.
            Pengambilan objek pengamatan ini didasarkan pada Teori Marxian yang mengatakan bahwa terdapat teori pembagian kelas atau pembagian kekuasaan. Masyarakat kapital di perkotaan menunjukkan kekuatan-kekuatan yang meningkatkan potensi untuk perkembangan ekonomi dalam suatu masyarakat dengan menciptakan dan mempertahankan hubungan dan pola organisasi sosial. Selain itu teori Marxian juga mengatakan bahwa perbedaan kepentingan antara kelas atas dan kelas bawah yang menyebabkan perbedaan sikap terhadap perubahan sosial. Masyarakat juga menggunakan jasa kereta api ini berdasar pada kelas sosial dan jenis kereta yakni Eksekutif Bisnis dan Ekonomi serta KRL di area Jabodetabek dan juga terhadap restoran cepat saji dan minimarket yang mulai tersebar di berbagai stasiun.
            Marx membagi lingkup kehidupan manusia menjadi dua, yaitu infrastruktur (basis/dasar) dan superstruktur atau bangunan atas. Infrastruktur adalah bidang produksi kehidupan material, sedangkan superstruktur terdiri atas tatanan institusional dan tatanan kesadaran kolektif. Terdapat tiga unsur penting dalam teori Marx. Pertama besarnya peran struktural dibandingkan dengan segi kesadaran dan moralitas. Kedua perbedaan kepentingan antara kelas atas dan kelas bawah yang menyebabkan perbedaan sikap terhadap perubahan sosial. Dan ketiga setiap kemajuan dalam susunan masyarakat hanya dapat tercapai melalui revolusi.
            Teori neo-Marxian pertama secara historis adalah determinisme ekonomi kurang penting pada masa sekarang, khususnya bagi pemikir yang berorientasi sosiologis. Teori yang berdasarkan determinisme ekonomi ini  ditentang oleh berbagai jenis teori Marxian lain yang berkembang kemudian. Marxisme-Hegelian, terutama yang mewakili karya George Lukacs, adalah contoh yang menentang. Pada dasarnya, teori Karl Marx membahas tentang sesuatu yang terstruktur, teori Ralf Dahrendorf tentang kebudayaan, Antonio Gramsci tentang teori hegemoni yang memperdaya dan memaksa untuk pemanifestasian mengambil hak surplus seseorang. Kemudian teori Van Dijk adalah teori untuk membedakan dengan anggota lainnya, untuk mengatur elit dan kasta dengan teori Rutherford.
            Kemudian dikemukakan dua aliran pemikiran dalam sosiologi ekonomi neo-Marxian. Pertama yang menerangkan hubungan antara modal dan tenaga kerja, terutama dalam karya Baran-Sweezey dan Braverman. Kedua yang menerangkan transisi dari Fordisme ke post-Fordisme. Ketiga kumpulan pemikiran ini mencerminkan upaya untuk kembali ke beberapa pemikiran ekonomi tradisional sosiologi Marxian. Pemikiran ini penting karena upayanya untuk memperbarui sosiologi ekonomi Marxian dengan memperhatikan realitas yang muncul dalam masyarakat kapitalisme masa kini.
            Teori marxisme mengarah kepada teori pembagian kelas. Dimana teori Marxisme dan neo-Marxisme milik Antonio Gramsci adalah teori hegemoni yakni sesuatu hal yang terjadi baik sosial maupun perangkat politik dan sosial itu digunakan untuk menguasai dan untuk memutus status sosial lainnya. Dalam teori hegemoni milik Antonio Gramsci, meskipun memperdaya dan memaksa seseorang dengan mengubah perilakunya dan harus taat pada peraturan yang bukan berasal darinya, untuk pemanifestasian mengambil nilai surplus. Teori ini dapat menyatukan berbagai aliran atau ideologi dalam hal mempertahankan sesuatu. Namun, kebanyakan teori ini digunakan untuk mendominasi atau merendahkan satu sisi lainnya, memutus kerangka sosial atau batas sosial seseorang.
            Marx juga menjelaskan tentang suatu revolusi karna kita sebagai masyarakat haruslah mengambil alih cepat dalam berbagai bidang apapun masyarakat tidak mempunyai stratifikasi kelas karena memiliki suatu alat, dalam artian sama rata. Karl Marx mempunyai semboyan yang sangat khas yaitu "Sama rasa sama rata"
            Metode yang kami gunakan dalam observasi kali ini adalah metode kualitatif, yakni dengan pengamatan objek dan tempat serta kami mengadakan wawancara terhadap beberapa pengguna jasa kereta api. Kemudian kami juga melakukan penganalisisan data yang disertakan teori-teori sosiologi.




B.     Gambaran dan Lokasi
      PT. KAI Commuter Jabodetabek adalah salah satu anak perusahaan di lingkungan PT. KAI (Persero) yang dibentuk sesuai dengan Inpres No. 5 tahun 2008 dan Surat Menneg BUMN No. S-653/MBU/2008 tanggal 12 Agustus 2008. Pembentukan anak perusahaan ini berawal dari keinginan para stakeholdernya untuk lebih fokus dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan menjadi bagian dari solusi permasalahan transportasi perkotaan yang semakin kompleks. PT. KAI Commuter Jabodetabek ini akhirnya resmi menjadi anak perusahaan PT. KAI (Persero) sejak tanggal 15 September 2008 yaitu sesuai dengan Akte Pendirian No. 415 Notaris Tn. Ilmiawan Dekrit, S.H. Kehadiran PT. KAI Commuter Jabodetabek dalam industri jasa angkutan KA Commuter merupakan proses pemikiran dan persiapan yang cukup panjang. Di mulai dengan pembentukan Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek oleh induknya PT. KAI (Persero) yang memisahkan diri dari PT. KAI (Persero) Daop 1 Jakarta. Setelah pemisahan ini, pelayanan KRL di wilayah Jabotabek berada di bawah PT. KAI (Persero) Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek dan pelayanan KA jarak jauh yang beroperasi di wilayah Jabodetabek berada di bawah PT. KAI (Persero) Daop 1 Jakarta. Setelah pemisahan tersebut PT. KAI (Persero) Divisi Angkuta  Perkotaan Jabotabek berubah menjadi sebuah perseroan terbatas, PT. KAI Commuter Jabodetabek. Setelah menjadi perseroan terbatas perusahaan ini mendapatkan izin usaha No. KP 51 Tahun 2009 dan izin operasi penyelenggara sarana perkeretaapian No. KP 53 Tahun 2009 yang semuanya dikeluarkan oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia. Tugas pokok perusahaan ini adalah menyelenggarakan 34 pengusahaan pelayanan jasa angkutan kereta api Commuter dengan menggunakan sarana Kereta Rel Listrik di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang (Serpong) dan Bekasi (Jabotabek) serta pengusahaan di bidang usaha non angkutan penumpang.
      PT. KAI Commuter Jabodetabek telah menerapkan Visi dan Misi sebagai pedoman dalam mengelola usahanya yang wajib diketahui, dihayati dan diamalkan oleh setiap pegawainya. Visi dari PT. KAI Commuter Jabodetabek adalah menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders. Misi dari PT. KAI Commuter Jabodetabek adalah menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders serta kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama: keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan.
            Di wilayah kereta jabodetabek, terdapat banyak stasiun seperti : Stasiun Pondok Ranji, Tanah Abang, Gambir, kebayoran juanda dan yang lainya. Kondisi di setiap stasiun sangatlah berbeda mulai dari fasilitas yang diberikan hingga banyaknya jumlah pengguna kereta. Setiap hari kondisi di stasiun tidaklah sepi melainkan semakin ramai oleh para pengguna kereta yang mengantarkan mereka ke tujuan stasiun yang mereka inginkan.  ada kalanya mereka saling berdesak-desakan ketika mereka berada di saat jam-jam sibuk tiba seperti masuk dan pulang kantor atau ketika menjelang libur bersama.
            Fasilitas yang di berikan cukuplah baik seperti udara pendingin di kereta, gerbong khusus untuk wanita, kebersihan, layanan informasi dan pengamanan yang selalu terjaga di setiap stasiun dan ada pula stasiun yang  yang terdapat restoran dan minimarket untuk menambah pelayanan dan kepuasan untuk para pelanggan  pengguna kereta ketika mereka sedang menunggu jadwal kereta tiba atau ketika mereka transit di stasiun yang terdapat layanan tersebut.
C.     Analisis Kasus atau Masalah
      Menurut Kotler (2000), para konsumen membentuk suatu harapan akan nilai dan bertindak berdasarkan hal itu, kenyataannya apakah suatu penawaran memenuhi harapan akan nilai konsumen mempengaruhi dan kemungkinan mereka akan membeli kembali. Para pembeli akan membeli 11 kembali pada perusahaan yang mereka anggap menawarkan customer delivery value yang tinggi. Menurut Rangkuti (2003), kepuasan pelanggan merupakan respon pelanggan terhadap kesesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakan setelah pemakaian. Kepuasaan pelanggan di tentukan oleh berbagai jenis pelayanan yang didapatkan oleh pelanggan selama menggunakan beberapa tahapan pelayanan tersebut. Ketidakpuasan yang diperoleh pada tahap awal pelayanan menimbulkan persepsi berupa mutu pelayanan yang buruk untuk tahapan selanjutnya, sehingga pelanggan merasa tidak puas dengan pelayanan serta keseluruhan. Irawan (2003) juga menyatakan bahwa kepuasan pelanggan serta tidak langsung mencerminkan seberapa jauh perusahaan telah merespon keinginan dan harapan pasar. Dalam jangka pendek seringkali, tidak terlihat hubungan antara kepuasaan pelanggan dengan tingkat keuntungan, karena kepuasan adalah strategi kepuasaan yang bersifat defensive, maka kemampuan untuk mempertahankan pelanggan itulah yang akhirnya mempengaruhi keuntungan dalam jangka pendek.
      Pagano dan McKnight dalam Masri (2002), mengembangkan pengukuran kepuasan pelanggan yang sering digunakan pada jasa transportasi, meliputi delapan aspek pelayanan, masing-masing dipercayai mewakili kebutuhan dasar dari keseluruhan dimensi kualitas, yaitu:
1.      Keandalan dan Kinerja Tepat Waktu (Reliability And On-Time Performance) Pengumuman penundaan/pembatalan keberangkatan (notification of delays and cancellations) waktu tunggu (wait times), alasan kedatangan yang tepat waktu (reasonably on-time arrivals), minimal penundaan atas kendaraan (minimal on-vehicle delays).
2.      Kenyamanan (Comfort) Adanya jaminan (guaranteed space), kondisi dan kebersihan kendaraan (condition and cleanliness of vehicles), kemulusan perjalanan (smoothness of ride), ventilasi dan penyejuk udara (air conditioning and ventilation), tempat berlindung (shelter) dan tempat duduk untuk menunggu di luar ruang.
3.      Kemudahan Membuat Reservasi aomodasi yang berubah (Accomodation to changes) menentukan pengendara atau menyusun waktu penjemputan (rider determined or preset pick-up times), memperpendek waktu pemesanan atau reservasi (shortness of reservation time) dan prosedur reservasi yang mudah (easy of procedure).
4.       Perluasan Layanan (Extend Of Service). Layanan total 24 jam (total hour of availability); pembatasan jarak (distance restriction); layanan akhir minggu dan sore hari (weekend and evening service); penolakan perjalanan yang rendah disebabkan pembatasan kapasitas (low rate of trips denial due to capacity constraint)
5.      Akses Kendaraan (Vehicles Access). Lebar lorong antar tempat duduk (aisle width) di gerbong KA, tinggi pijakan kaki pertama di pintu masuk gerbong (first step height), jumlah tangga masuk (number of steps), tingkat bantuan yang disediakan dari kendaraan sampai ke tujuan (level of assistance provided from vehicles to destination), bantuan bagasi (assistance with packages).
6.       Keamanan (Safety) Tingkat kemungkinan terjadi kecelakaan yang rendah (low probability of assault or accidental injury), masinis yang mendahulukan keamanan, lintasan KA yang aman dan jalur rel KA yang aman.
7.      Karakteristik Masinis Dan Kru (Driver & Crew Characteristic) Kemampuan menangani medis dalam keadaan darurat (ability to handle medical emergencies), jujur dan ramah (courteous and friendly), sensitive dan memahami kebutuhan penumpang KA (sensitive and knowledgeable about riders need), sensitive pada kebutuhan individual, tingkat profesionalisme dan berpengalaman.
8.      Tanggung Jawab Pada Individual (Responsiveness To Individual) Operator telepon yang meyakinkan dan ramah, kemudahan memperoleh informasi yang jelas, bertanggung jawab pada keluhan dan pemberian saran dan mengikuti prosedur.
Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan (customer oriented) perlu menyediakan kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman bagi para pelanggannya guna menyampaikan saran, kritik, pendapat dan keluhan pelanggan. Media yang digunakan bisa berupa kotak saran yang ditempatkan di lokasi-lokasi strategis (yang mudah dijangkau atau sering dilewati pelanggan), kartu komentar (yang diisi langsung maupun yang dikirim via pos kepada peruahaan), saluran telepon khusus bebsa pulsa, websatie dan lain-lain. Salah satu cara memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah dengan memperkerjakan beberapa orang ghost shopper untuk berperan atau berpura-pura sebagai pelanggan potensial produk perusahaan pesaing. Mereka diminta beriteraksi dengan staf penyedia jasa dan menggunakan produk/jasa .perusahan. Sedapat mungkin perusahaan menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya. Sebagian besar riset kepuasan pelanggan dilakukan dengan menggunakan metode survei, baik survei melalui pos, telepon, email, website, maupun wawancara langsung. Supranto (2001) menyatakan bahwa pengukuran tingkat kepuasan erat hubungannya dengan mutu produk (barang atau jasa). Pengukuran aspek mutu bermanfaat bagi pemimpin bisnis, antara lain:
1.      Mengetahui dengan baik bagaimana jalannya atau bekerjanya proses bisnis.
2.      Mengetahui dimana harus melakukan perubahan dalam upaya melakukan perbaikan secara terus-menerus untuk memuaskan pelanggan, terutama untuk hal-hal yang dianggap penting olehpara pelanggan.
3.      Menentukan apakah perubahan yang dilakukan mengarah ke perbaikan (improvement)
Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara. Jenis-jenis kereta api dilihat dari segi propulsi (tenaga penggerak) terdiri dari: kereta api uap,kereta api diesel dan kereta api rel listrik (komuter), dilihat dari segi penggunaan rel terdiri dari: kereta api rel konvensional dan kereta api monorel. Sedangkan kereta api jika dilihat dari segi diatas/dibawah permukaan tanah terdiri dari kereta api permukaan (surface), kereta api layang (elevated) dan kereta api bawah tanah (subway).



1.      Kereta Api Rel Listrik (komuter)
Mass rapid transit adalah layanan transportasi umum dengan jangkauan lokal yang tersedia bagi siapapun yang membayar ongkos yang telah ditentukan dan dirancang untuk memindahkan sejumlah besar penumpang dalam waktu bersamaan. Salah satu bentuk dari mass rapid transit adalah Kereta Api (KA) Komuter. Istilah KA Komuter berkaitan dengan pengoperasian kereta api hanya pada awal dan akhir hari kerja, dikhususkan untuk mengangkut konsumen yang hendak menuju ke dan atau meninggalkan pusat kota. Akan tetapi istilah tersebut juga umum dipergunakan bagi semua jenis angkutan kereta api yang tidak termasuk dalam kategori. Jenis-Jenis Kereta Api Listrik (komuter) sebagai berikut.
2.      KRL Ekonomi AC
KRL Ekonomi AC sama fungsinya dengan KRL Ekonomi non-AC, perbedaan yang signifikan hanya terletak di fasilitas yang lebih memadai (adanya AC, unit baru) dan harga karcisnya yang lebih mahal. Menggunakan unit armada yang sama dengan KRL Ekspres.
3.      Commuter Jabodetabek KRL
Jabodetabek adalah kelas tertinggi di jaringan Commuter Jabodetabek. Menggunakan unit yang sama dengan KRL Ekonomi AC, hanya berbeda di stasiun pemberhentian yang lebih terbatas, dan harga karcisnya yang lebih murah dibandingkan dengan kereta yang lainnya. Karna kereta ini hanya mengantar ke daerah Jabodetabek saja. Dan pemeberhentian keretapun sudah ditentukan pada stasiun-stasiunnya. Ada salah satu masyarakat yang telah diwawancarai mengenai kereta listrik ini, beliau berpendapat dengan naik kereta ini bisa jauh lebih terjangkau waktu yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan yang akan di kunjungi. Kebetulan bapak ini sedang ingin bertujuan ke arah stasiun Nambo, dimana stasiun tersebut baru saja dibuka. Adapaun keluhan dari bapak ini dengan pelayanan di stasiun kereta, karena masih saja kereta yang datang terlambat dan tidak pada waktunya, ini berarti kepuasan pelanggan masih belum bisa terlaksanakan dengan baik, karna transportasi kereta ini masih saja telat untuk kedatangan. Pada dasarnya masyarakat pada liburan kali ini justru lebih menarik akan menggunakan transportasi kereta untuk berlibur, semisal ingn ke Bandung dengan adanya kereta argo parahyangan di stasiun Gambir ini, sangatlah ramai pengunjung untuk berliburan dengan naik kereta. Ini tandanya bahwa KA Indonesia ini harus bisa menanggulangin akan hal populasi penduduk untuk berpergian dengan kereta, misalnya ditambah gerbong lagi, dan kedatangan serta keberangkatan kereta ini tepat waktu sehingga masyrakat akan puas dalam pelayanan kereta api ini.
Angkutan darat selain mobil, bus ataupun sepeda motor yang lazim digunakan oleh masyarakat, umumnya digunakan untuk skala kecil, rekreasi, ataupun sarana sarana di perkampungan baik di kota maupun di desa antara lain: Sepeda, becak. Bajaj, bemo, helicak dan delman.
Adapun manfaat-manfaat dalam commuter line Jabodetabek ini adalah fasilitas yang memang bermanfaat untuk wanita dan tempat duduk prioritas. Dengan adanya fasilatas tersebut akan mudah untuk wanita dan prioritas untuk berpergian dengan kereta ini. Tetapi sangat disayangkan sekali, masyarakat masih berasmusi untuk selalu berebutan dalam hal menggunakannya.
 Masyarakat yang menggunakan kereta masih merasakan kurang nyaman karna commuter ini selalu berebutan dan berdesak-desakan untuk mereka yang ingin cepat-cepat berangkat kerja maupun sekolah supaya mereka tidak mengalami keterlambatan, akibatnya terdesak-desaklah didalam kereta tersebut. Ini artinya masalah dalam kereta adalah dimana pengguna kereta yang tidak memiliki rasa bersabar dan hanya mememntingkan suatu ke egoisan dalam menaiki kendaraan kereta tersebut. Sehingga banyak korban yang  mungkin akan kena akibatnya, seperti anak kecil, lanjut usia, wanita yang tidak kebagian di gerbong khusus wanita.
            Di banyak stasiun ketika pengguna kereta menunggu kereta tiba dan juga ketika mereka berada di dalam kereta, mereka banyak yang mengeluhkan terhadap jumlah tempat duduk yang hanya sedikit dan hanya di peruntukan bagi kaum prioritas seperti  orang tua, ibu hamil, anak kecil dan sebagaiya. Namun ketika jumlah pengguna kereta semakin bertambah banyak, kursi tersebut tidaklah menjadi prioritas lagi siapapun mendudukinya tanpa kurangnya kesadaran terhadap kaum prioritas sehingga fungsional terhadap tempat duduk yang diperuntukan bagi kaum prioritas pun tak berjalan.
            Di stasiun tertentu juga banyak terdapat layanan retoran dan mini market dan terdapat berbagai jenis  produk dan olahan makanan cepat saji dengan brand yang terkenal yang ditawarkan. Tidak seperti dulu yang masih terdapat perdagang kaki lima atau penjaja keliling yang berjualan di area stasiun dengan harga yang sangat murah. Namun ahkirnya mereka dilarang untuk berjualan di sekitar stasiun dengan berbagai alasan.
            Dengan adanya restoran dan mini market ini membuat konflik soial terhadap pedagang kecil yang ingin untuk dapat berjualan di stasiun kereta. pihak stasiun seharusnya tidak mementingkan bisnis semata mereka seharusnya dapat memberikan tempat yang layak bagi mereka para pedagang kecil untuk menjajakan jualannya sehingga siapapun masyarakat  dapat menikmatinya.   
            Adanya perbedaan hal ini membuat mereka harus memilih apa yang mereka inginkan. terdapatnya berbagai jenis kereta cenderung menimbulkan perbedaan satu sama lainnya yang dapat menimbulkan konflik pada perbedaan kelas sosial di berbagai kalangan pengguna kereta tertentu.
            Sebagian masyarakat menginginkan dengan penggunaan kereta yang tidak memiliki perbedaan dari segi fasilitas dan juga dengan harga ticket tujuan kereta yang sama yang terjangkau bagi masyarakat sekarang ini serta pelayaanan yang sama yang cukup baik. Sehingga masyarakat dapat menggunakan kereta yang sama dan tidak di beda-bedakan dalam hal fasilitas tertentu.
            Fasilitas yang baik dan kenyamanan serta penanganan yang baik pada pihak kereta ini dapat menarik minat masyarat yang masih enggan untuk menggunakan jenis anggukan umum khususnya kereta ini untuk menggunakannya dengan nyaman dalam hal perpergian sehari-hari sehingga dapat mengurangi kemacetan yang sangat sering terjadi dimanapun .
D.    Kesimpulan
            Masyarakat haruslah dapat mengambil alih secara cepat dalam berbagai bidang apapun di manapun. Dalam hal ini kereta menjadi salah satu alat penunjang masyarakat dalam bidang tranportasi darat yang membantu masyarakat dalam meraih berbagai bidang tersebut.
            Kereta saat ini semakin tak terpisahkan oleh kehidupan masyarakat kota yang semakin berkembang. Semakin bertambahnya jumlah pengguna kereta api kini membuat pihak kereta terus berbenah untuk memberikan fasilitas dan pelayanan sehingga membuat nyaman para pengguna jasanya yaitu masyarakat dan masyarakat harus pula dapat memelihara fasilitas yang diberikan oleh pihak kereta tesebut.
            Pihak kereta juga harus dapat memberikan antisipasi dan solusi terhadap pertambahan penumpang dan waktu sibuk seperti masuk dan pulang bagi para perkerja dan pelajar serta pada waktu liburan tiba agar mereka tidak berdesak-desakan saat menggunakan jasa kereta sehingga mereka terasa nyaman sampai ke tempat tujuan mereka sehingga hal ini dapat menambah minat masyarakat untuk mengunakan trasportasi kereta ini.
            Pengguna kereta juga harus semakin sadar terhadap fasilitas prioritas yang di berikan kepada mereka yang berhak untuk diberikan sehingga dapat bejalan dengan baik. Dalam menyediakan fasilitas dan pelayanan yang baik, kereta dan stasiun diharuskan dapat di nikmati dan dimengerti oleh berbagai kalangan masyarakat dan tidak mementingkan terhadap golongan-golongan elit tertentu yang cenderung dapat memperjelas struktur kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat.
            Bagi sebagian Masyarakat mereka sangat tidak menginginkan adanya lubang perbedaan yang memisahkan mereka terhadap masyarakat keseluruhan dalam hal apapun. Tapi ini tambaknya sulit bagi kehidupan yang semakin maju dan semakin berkembang saat ini dan kedepanya dimanapun. Karna itu marx mempunyai semboyan yang khas yaitu "sama rata sama rasa"
             
                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini