shaleha nurudina _jurnalistik 1B
Sulustyowati Jurnalstik 1 A
Maulana Abdul zhaky KPI 1 B
I.Pendahuluan
1. Mengapa gejala sosial ini penting diteliti ?
Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonimian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar dan memisahkan pasar dari perdagangan. Dua orang mungkin melakukan perdagangan, tetapi dibutuhkan setidaknya tiga orang untuk memiliki pasar, sehingga ada persaingan pada setidaknya satu dari dua belah pihak. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi jenis, dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa yang di perdagangkan.
Beberapa contoh termasuk pasar petani lokal yang diadakan di alun-alun kota atau tempat parkir, pasar tradisional dan sebagainya.
Dalam ilmu ekonomi mainstream, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Pertukaran barang atau jasa untuk uang disebut transaksi. Pasar terdiri dari semua pembeli dan penjual yang baik yang memengaruhi harganya. Pengaruh ini merupakan studi utama ekonomi dan telah melahirkan beberapa teori dan model tentang kekuatan pasar dasar penawaran dan permintaan. Ada dua peran di pasar pembeli dan penjual. Pasar memfasilitasi perdagangan dan memungkinkan distribusi dan alokasi sumber daya dalam masyarakat. Pasar mengizinkan semua item yang di perdagangkan untuk di evaluasi dan harga. Sebuah pasar muncul lebih atau kurang spontan atau sengaja dibangun oleh interaksi manusia untuk memungkinkan pertukaran hak (kepemilikan) jasa dan barang.
Pasar Tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar menawar. Bangunannya biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai-gerai. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan lain-lain. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli agar mencapai pasar.
Persaingan banyak ditemui di pasar Tradisional. Dalam ekonomi persaingan atau kompetisi adalah bersaingnya para penjual yang sama-sama berusaha untuk mendapatkan keuntungan, pangsa pasar, dan jumlah penjualan. Para penjual biasanya berusaha mengungguli persaingan dengan membedakan harga, produk, distribusi dan promosi. "persaingan akan mendorong alokasi faktor produksi kearah pembangunan yang paling bernilai tinggi dan efisien" menurut Adam Smith dalam The Wealth of Nations (1776). Dalam teori mikro ekonomi, persaingan dalam suatu pasar dibedakan menjadi dua yaitu persaingan sempurna dan persaingan tidak sempurna. Pasar yang tidak memiliki persaingan disebut monopoli. Adanya persaingan menyebabkan perusahaan-perusahaan komersial untuk mengembangkan produk, teknologi dan jasa, sehingga menyebabkan lebih banyaknya pilihan menghasilkan produk yang lebih baik dan harga yang lebih rendah
B. Landasan Teori Sosiologi
Teori Marxis dalam Memandang Konflik Antar Kelas
Kemajuan peradaban manusia, khususnya yang terjadi pada awal abad-19 telah memunculkan suatu masyarakat Industri yang di dalamnya terjadi beragam corak produksi demi pencapaian akumulasi kapital. Dalam prosesnya, masyarakat industri ini telah menciptakan perbedaan kelas diantara mereka yang kemudian disebut sebagai kelas kapitalis (pemilik modal) dan kelas proletar (buruh) yang menjalankan roda produksi. Sebagai pihak yang memungkinkan dirinya untuk mendapatkan bagian yang lebih atas surplus value, kelas kapitalis terus menerus melakukan pemiskinan (proletarisasi) terhadap kelas buruh. Hal ini menurut Marx merupakan suatu hal yang alami, mengingat sifat dasar manusia yang tak pernah puas (greedy).
Tidak dibatasinya jam kerja, minimnya upah, serta besarnya beban kerja yang dialami oleh kelas buruh merupakan eksploitasi yang dilakukan oleh kelas kapitalis, sehingga memunculkan kelas buruh yang tertindas dan mengalami pemiskinan. Pada suatu titik tertentu, kelas buruh yang sudah terpengaruh kelangsungan hidupnya (akibat pemiskinan) akan tergerak secara alamiah untuk bertahan (survival) dengan cara melawan penyebab terganggunya survival hidupnya tersebut. Karena itu, Marx melihat bahwa gerakan buruh untuk menentang kapitalis adalah gerak instingtif dan gerak sejarah dimana hal itu terjadi merupakan sebuah hukum alam yang mesti terjadi (necessity).
Satu-satunya jalan bagi kelas proletar untuk menghapuskan penindasan kelas ini ialah dengan merebut kekuasaan politik dan mendirikan rezim diktator proletariat, yang menjadi kendaraan bagi kelas proletar dalam mewujudkan masyarakat komunis yang adil dan sejahtera. Negara yang telah direbut oleh kaum proletar dalam pemikiran Marx hanyalah sebuah alat untuk beralih ke masyarakat sosialis yang kesejahteraannya realtif merata, sebelum pada akhirnya negara secara perlahan tidak lagi dibutuhkan seiring dengan tercapainya cita-cita komunis. Untuk mewujudkan cita-cita itu, buruh harus bersatu dalam satu komando yang memungkinkan dirinya untuk memiliki posisi tawar yang lebih. Dalam kultur masyarakat industri yang memiliki keragaman corak produksi, buruh tersegregasi dan tak saling terhubung (division of labour), sehingga kerap tak memiliki kekuatan yang memungkinkan dirinya untuk bernegosiasi dengan pemilik modal.
Lalu, Marx juga menggaris bawahi, bahwa konflik yang terjadi kelak bukan hanya antara kelas buruh dengan kelas kapitalis saja. Berpijak pada pemahaman bahwa materi bersifat terbatas, maka ketika terjadi persaingan antara kapitalis untuk melebarkan ekspansi bisnisnya, kelak akan terjadi konflik diantara sesama kapitalis untuk menguasai SDA dan pasar yang terbatas itu. Karena itu, kapitalisme menurut Marx akan dihancurkan oleh dua hal: kaum buruh yang terus dimiskinkan dan kemudian melakukan perlawanan; serta konflik persaingan bisnis yang tak terelakkan diantara kapitalis itu sendiri.
C. Metode Penelitian
a) PENGUMPULAN TEORI
Kami mengumpulkan teori-teori dengan membaca berbagai referensi buku mengenai teori
b) WAWANCARA
Dalam memperoleh data dan informasi kami menggunakan model wawancara. Wawancara adalah teknik yang paling banyak digunakan untuk menilai kompetensi berbicara seseorang dalam suatu bahasa.
c) OBSERVASI
Observasi merupakan salah satu tehnik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi dan kondisi). Tehnik ini baik digunakan untuk penelitian ini karena penelitian ini mencangkup perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
II. Gambaran Lokasi
1. Pasar Pondok Labu
Pasar Pondok Labu terletak di Jakarta Selatan, kami berangkat kesana menggunakan sepeda motor karna jaraknya yang tidak terlalu jauh. Kami parkir di tempat parkir yang sudah di sediakan. Jika dari sebelah kiri, toko ayam potong Kang Ujang masuk kedalam gang pertama persis seperti yang terdapat pada gambar diatas. Tokonya ada di sebelah kiri setelah 3 petak toko lainnya. Setiap hari kang Ujang buka toko jam 4 dan dari rumahnya ke pasar ia menggunakan sepeda motor untuk membawa alat-alat dagangnya. Dan tutup toko jam 5 sore, beliau juga menggunakan sepeda motor sebagai transportasi untuk kerumahnya di daerah Cilobak, para pembeli kang ujang adalah ibu –ibu yang rata –rata menjadi pedagang lauk pauk, gulai ayam jadi pembelian ayam kepada kang ujang dalam porsi banyak.
2. Pasar Ciputat
Pasar ciputat berada dibawah fly over ciputat, jika dari UIN tinggal lurus terus sampai naik fly over lalu putar arah dan pasarrnya sudah terlihat disebelah kiri. Toko ayam potong ibu Marti ini ada di dalam pasar sayuran Ciputat didalam terowongan, tepatnya disamping toko bahan masakan. Toko bu Marni Buka dari jam 5 pagi hingga jam 12 siang, ia berjualan terpisah dari penjual ayam yang lainnya karena ia berfikir supaya tidak ada persaingan agar tidak menimbulkan cekcok antar pedagang dalam berebut pembeli,Para pembeli dagangan bu Marti rata-rata Ibu rumah tangga yang menggunkan ayam untuk makan sehari-hari.
3. Pasar Kramat Jati
Pasar Kramat Jati terletak di daerah Jakarta Timur, di Kecamatan Makassar, pasar sayuran ini buka 24 jam dan toko Bude Darso terletak di belakang di ujung terowongan antara pasar bagian bahan pangan danbahan sandang, toko bude darso berada sama disekitar para pedagang ayam lainnya dan para pengunjung toko bude darso relative kadang ramai, kadang juga sepi dan para pembeli dari bude darso juga ibu ibu rumah tangga yang memasak untuk kebutuhan sehiri-hari dirumah.
III. Ananlisis Pengamatan
Pasar adalah suatu tempat dimana terdapat penjual yang menjual barang-barang serta kebutuhan sehari-hari dan ada juga pembeli yang membeli barang-barang sang penjual demi memenuhi kebutuhan keduanya.Pasar juga terdapat proses jual beli,tawar menawar antara penjual dan pembeli dan banyak persaingan yang terjadi di pasar.Tentunya persaingan yang terjadi antara penjualdengan penjual lainnya untuk memikat pembeli agak tertarik dengan barang yang didagangkannya.Pasar terbagi menjadi dua yaitu ada pasar tradisional dan pasar moderen.Pasar tradisional adalah pasar dimana penjual kebanyakan menjualkan barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti sayur mayur,ikan,daging,kain,pakaian,dan sebagainya.Pasar tradisonal identik dengan kios-kios dan gerai.Biasanya pasar tradisonal terletak dekat dengan permukiman warga seperti diperkampungan dan dipedasaan,mengapa begitu? Pasar trasional terletak dekan dengan permukiman warga agar masyarakat tidak susah untuk menjangkaunya.Berbeda dengan pasar modern ,pasar moderen .Jika pasar tradisional terdapat transaksi antara penjual dan pembeli,beda halnya dengan pasar moderen dimana sang pembeli hanya melihat lebel yang tertera pada barang yang diperdagangkannya.Dan tidak ada tindakan tawar menawar karna harga sudah tertera pada lebel tersebut.Tidak pengurangan harga apalagi melebihkan harga darilebel yang sudah tertera.
persaingan adalah proses sosial yang melibatkan individu atau kelompok yang saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu. Persaingan dapat terjadi apabila beberapa pihak menginginkan sesuatu yang terbatas atau sesuatu yang menajadi pusat perhatian umum. Persaingan berlangsung tanpa ancaman atau kekerasan. Persaingan yang wajar dengan mematuhi aturan main tertentu disebut persaingan sehat dan memberi dampak positif bagi pihak-pihak yang bersaing, aitu adanya motivasi untuk lebih baik. Namun jika persaingan sudah tidak sehat , maka persaingan akan memberi dampak buruk bagi kedua belah pihak.
Berikut beberapa faktor yang menyebabkan tumbuhnya persaingan:
1. Adanya persamaan kepentingan dalam hal yang sama.
2. Adanya perselisihan paham yang mengusik harga diri seseorang.
3. Adanya perbedaan pendapat mengenai sesuatu hal yang bersifat prinsip.
4. Adanya perbedaan sistem nilai dan norma dari kelompok masyarakat.
5. Adanya perbedaan kepentingan politik.
1. Adanya persamaan kepentingan dalam hal yang sama.
2. Adanya perselisihan paham yang mengusik harga diri seseorang.
3. Adanya perbedaan pendapat mengenai sesuatu hal yang bersifat prinsip.
4. Adanya perbedaan sistem nilai dan norma dari kelompok masyarakat.
5. Adanya perbedaan kepentingan politik.
Pada pasar, khususnya pada pasar tradisional, terdapat tindakan dimana penjual satu dan lainnya saling bersaing untuk mendapatkan pelanggan yang banyak bahkan setia untuk selalu membeli barang dagangannya.para penjual bersaing untuk mendapatkan keuntungan,pangsa pasar ,dan jumlah penjualan.Para penjual di pasar biasa memakai tehnik bersaing yaitu dengan cara membedakan harga barang tersebut,contohnnya harga barang ayam di kios sebelah,harganya sebesar Rp.25.000,00/ekor ,untuk mendapatkan hati pelanggan dan berniat untuk menyaingi kios itu,maka ia menjual Rp.23.000,00/ekor lebih murah dengan kios lainnya,dengan ini mereka telah melakukan persaingan untuk mendapatkan keuntungan .Selain itu para pedagang juga bersaing dengan cara mempromosikannya seperti contohnya dibuat iklan atau spanduk adanyadiskon pada barang,atau spanduk yang menggunakan kalimat persuasif (menarik perhatian) sehingga para pembeli tertarik dan membeli barang dagangan mereka.
Dari hasil observasi yang telah kami telitikan ,tepatnya yang terletak di Pasar Ciputat, kami menemukan persaingan yang sehat dari pedagang-pedagang di sana, terutama pedagang ayam yang telah kami wawancarai :
1. Pasar Ciputat
Data Diri Penjual
Nama : Marti
Umur : 45 Tahun
Asal : Jawa
Riwayat pendidikan : tamat SDN
Marti adalah seorang pedagang yang menjual daging ayam.Ia menjual daging ayam berdasarkan ukuran ayamnya.Menurut harga yang telah ia tetapkan, ayam yang berukuran kecil dihargai senilai Rp.37.000,00 dan yang berukuran besar senilai Rp.39.000,00 ,tentunya hargai inipun berbeda dengan pedagang lainnya ,kenapa? Tentu kembali kepada persaingan itu sendiri yaitu melebihkan bahkan mengurangkan harga tersebut untuk menarik perhatian pelanggan.Dari berdagang ayam setiap harinya Marti mengaku mendapatkan untung hingga empat kali lipat,tentunya itu sangat menguntungkan.Marti adalah perantau yang berasal dari tanah jawa.Berdagang seperti ini telah ia lakoni selama delapan tahun lamanya .Tentunya beliau telah pandai untuk bersaing dengan pedagang lainnya.Tempat dagangan bu marti berbeda dengan yang lainnya.Jika yang lainnya berdagang yang dimana tempat tersebut semua pedagangnya mayoritas berdagang ayam, jika bu marti berdagang yang dimana tempat itu tidak ada pedagang ayam (terpisah). Bu marti juga sangat ramah tentunya untuk menarik hati pelanggan agar ia selalu berlangganan berbelanja ayam kepada bu marti.
B. Pembeli
Seorang pembantu rumah tangga di Melia Residence yang bernama ibu Yati ini sering berbelanja di tempat ibu Marti , ibu Yati mengaku bahwa belanja daging ayam potong ditempat ini tidak pernah sekalipun merasakan kecewa baik dari segi pelayanan maupun dari segi kualitas. Ibu berusia 45 tahun ini juga mengatakan bahwa di toko ibu Marti tidak pernah membohongi timbangan. "Sempat coba belanja di toko lain ternyata sama saja justru disini lebih murah, dari segi kualitas juga bagus sesuai dengan harga" ujarnya. Bahkan ketika harga daging ayam naik pesat, ibu Yati tetap belanja ayam di toko ini dengan alasan ia memahami dan mengerti apa penyebab dari kenaikan harga ayam tersebut dan menurutnya di toko lain belum tentu semurah di tempat bu Marti.
C. Masyarakat sekitar
Tetapi menurut pedagang rempah-rempah yang terletak persis disamping tempat bu Marti berjualan, tempat yang paling ramai dikunjungi ialah tempat dimana semua pedagangnya berjualan ayam.Tetapi jika harga menurutnya memang di tempat bu Marti murah ,dan itulah persaingan.Bersaing untuk mendapatkan keuntungan ,bersaing untuk mendapatkan pelanggan yang banyak tentunya juga setia.
Pasar Pondok Labu
A.Penjual
Setelah melakukan observasi di pasar Pondok Labu, akhirnya kami menemukan salah satu pedagang ayam potong yang membuat kami tertarik untuk menjadikannya sebagai narasumber. Beliau adalah kang Ujang, begitu panggilan akrabnya ketika di pasar. Sejak jam 4 pagi beliau sudah harus membuka toko ayam potongnya dan tutup jam 5 sore. Kang Ujang sudah berkeluarga dan mempunyai seorang putra. Ia tinggal di daerah Cilobak, yang tidak begitu jauh dari pasar Pondok Labu.
Harga ayam potong yang dijualnya berkisar antara 45 – 50 ribu rupiah. Jika hari raya atau hari-hari besar lainnya, pendapatan beliau bisa mencapai empat kali lipat dari hari biasa. Dan toko ayam potong kang Ujang juga menerima pesanan catering.
B.Pelanggan toko ayam di Pasar Pondok Labu
Seorang ibu bernama Warti sering berbelanja di pasar Pondok Labu dan sudah langganan dengan toko ayam potong kang Ujang. Ia mengaku sudah lama berbelanja disini, karna dekat dan murah. Ibu Warti tinggal di daerah Villa Cinere Mas kurang lebih 4 kilometer dari pasar. Adapun kelebihan dari toko ayam potong kang Ujang menurut ibu Warti adalah dari segi pelayanannya yang ramah dan suka bercanda sehingga membuat pelanggan betah untuk berlama-lama di pasar. Kualitas ayamnya juga bagus karena baru dipotong.
Ibu Warti berusia 42 tahun dan mempunyai seorang putra yang kini semester 7 di salah satu Universitas Swasta di jakarta. Selama menjadi pelanggan di toko kang Ujang, ibu Warti tidak pernah sekalipun merasa kecewa baik dari segi pelayanan ataupun kualitas ayamnya, bahkan enggan untuk coba-coba beli ayam di toko lain.
C. Masyarakat Sekitar
Pria berusia 29 tahun ini bernama Dedi, berasal dari Tasikmalaya. Beliau lahir pada tanggal 21 Desember 1985 dan hanya lulusan SMP di kampung. Kang Dedi ini salah satu masyarakat sekitar pasar Pondok Labu lebih tepatnya lagi masyarakat sekitar toko ayam potong Kang Ujang.
Menurutnya toko ayam potong Kang Ujang tidak pernah sepi pelanggan dan selalu ramai. Ia juga mengatakan bahwa salah satu faktor penyebab ramainya toko itu karna penjualnya yang selalu semangat melayani pembeli dan juga ramah, baik serta humoris. Setiap pelanggan yang datang pasti dibuat tertawa olehnya.
Selain itu, kualitas ayamnya juga bagus karna baru dipotong. Selama ini tidak pernah ada ayam tiren atau ayam yang memakai zat kimia seperti boraks dan formalin masuk ke toko beliau. Semua itu karena kejujuran serta ketelitian Kang Ujang menjaga tokonya agar tetap di percaya oleh pelanggan lainnya.
Untuk masalah harga, beliau tidak pernah menipu timbangan. Jika dari pusatnya sudah mahal ya pasti harga di pasar juga akan mahal. Dan selama ini pembeli selalu mengerti jika ada kenaikan harga ayam, dan ada beberapa yang mengeluh karna harga ayam naik namun akhirnya tetap membeli ayam di toko Kang Ujang.
3.Pasar Kramat Jati
A. Penjual
Setelah melakukan observasi berkeliling pasar Kramat jati, kami pun menemukan toko bude darso wanita berumur 55 tahun yang menjajahkan ayamnya dan yang masih buka disiang hari karena waktu menunjukan jam 2 siang bude darso bersama suaminya berjualan ayam dari pagi pukul 2 hingga sore pukul 3, ia ibu dari kelima anaknya yang ingin menyekolahkan anaknya hingga jenjang perkuliahan, dari hasil berjualan ayam yang mendapatkan untung cukup hingga,ia bisa menyekolahkan anaknya dengan harapan semuanya mendapatkan bangku perkuliahan.
Bude darso mengambil ayam untuk dijual di induk penjualan ayam yang dekat dengan pasar kramat jati, harga yang dijual bude darso relative sama dengan yang penjual lainnya, yaitu berkisar dari 35 untuk yang kecil dan 40-45 untuk yang sedang dan 50 -55 untuk yang besar, namun jika telah datang waktu siang bude darso menaikkan harga sedikit dengan ditambah 2000 rupiah, karena jika telah datang waktu siang para pedagang ayam banyak yang tutup, karena selain panas ayam pun mungkin ada yang telah habis.kendala yang dirasakan oleh bude darso selama berjualan ayam adalah jika ayam yang ia terima dari induk kecil, atau harga ayam di induk penjualan sudah mahal yang membuat bude darso harus menaikkan harganya lagi. Dan takut para pembeli tidak tertarik karena harganya naik, namun semua pedagang ayam di sekitar bude darso menjual ayam harga naik atau turun serempak,agar para pembeli masing –masing tidak membanding-bandingkan.
B.Pembeli
Bude darso memiliki pelanggan tetap yang tiap hari membeli dagangannya yaitu , mbak mira dan masih ada lagi, namun kami mewawancarai mbak mira karena dia yang datang disiang hari untuk membeli dalaman ayam di bude darso, mbak mira sudah berlangganan di bude darso cukup lama, semenjak mbak mira berdagang angkringan malam, semua bahan pokok ayam ai ambil dari dagangan bude darso. Ia membeli dagangan bude darso karena sudah kenal cukup lama dan ia juga bertetangga dulu dengan bude darso,menurut mbak mira dagangan bude darso bersih dan bude darso melayani dengan ramah tamah, dan jujur.
Menurut wanita berumur 37 tahun ini bude darso giat bekerja walaupun umur sudah hamper tua, karena bude darso sangat menyayangi anaknya dan ingin semua anaknya tidak merasakan kegagalan dalam bersekolah seperti dirinya.
C.Masyarakat sekitar
Pandangan masyarakat tentang ara pedagang ayam cukup baik, menurut bang ajil pria berumur 31 tahun yang berfrofesi sebagai tukang angkut barang di pasar kramat jati, para pedagang ayam di sekitar ujung terowongan termasuk ramai dan ramah kepada pembeli. Rata rata dagangan mereka habis terjual jika waktu telah menunjukan siang hari,dan para pembeli disana belum pernah ada yang komplian tetntang kuatilas dagangan mereka, karena para pedagang ayam mengambil ayam langsung dari induknya di penataan ayam pasar kramat jati yang kualitas ayam dari sananya juga bagus, besar, dan penyembelihannya benar.
Menurut bang Ajil, harga yang di jual bude darso sama dengan harga yang penjual lainnya. Hanya saja bude darso menjual ayam banyak, dan mebuat ia harus berjualan hingga pukul 3 sore namun hamper tiap hari dagangannya habis terjual.
IV. Kesimpulan
Yacov Novicow (1894,1897,1898), memiliki hubungan erat dengan sekolah Rusia di Paris,melihat konflik manusia bermula sebagai sebuah persaingan yang murni 'fisiologis' untuk dapat bertahan dan untuk memperoleh makanan.Akan tetapi ,perkembangan kebudayaan memasukan konflik ini kedalam persaingan ekonomi yang lebih besar yang berkenaan dengan kesejahteraan daripada sekadar makanan,dan kedalam persaingan politik dengan persaingan ideologis .Selama abad ke-19 ,masyarakat eropa telah menjadi lebih raisonal dan memiliki sebuah potensi bagi pengendalian yang sadar dan damai atas urusan-urusan internasional.Novicow memprediksi bahwa pada akhirnya aliansi politik akan terjadi dalam pembetukan sebuah federasi Eropa yang akan mencegah peperangan berikutnya dan memungkinkan sebuah peningkatan dalam keadilan dan solidaritas sosial.Penerbitan ide-idenya (1912) pada hari sebelum perang dunia pertama barangkali telah menompang kredibilitasnya.
Menurut Marx, Satu-satunya jalan bagi kelas proletar untuk menghapuskan penindasan kelas ini ialah dengan merebut kekuasaan politik dan mendirikan rezim diktator proletariat, yang menjadi kendaraan bagi kelas proletar dalam mewujudkan masyarakat komunis yang adil dan sejahtera. Negara yang telah direbut oleh kaum proletar dalam pemikiran Marx hanyalah sebuah alat untuk beralih ke masyarakat sosialis yang kesejahteraannya realtif merata, sebelum pada akhirnya negara secara perlahan tidak lagi dibutuhkan seiring dengan tercapainya cita-cita komunis. Untuk mewujudkan cita-cita itu, buruh harus bersatu dalam satu komando yang memungkinkan dirinya untuk memiliki posisi tawar yang lebih. Dalam kultur masyarakat industri yang memiliki keragaman corak produksi, buruh tersegregasi dan tak saling terhubung (division of labour), sehingga kerap tak memiliki kekuatan yang memungkinkan dirinya untuk bernegosiasi dengan pemilik modal.
Keuntungan para pedagang ayam di pasar pasar berawal dari para penjual induk ayamnya jika mereka para Induk menjual ayamnya sudah mahal, dan pra pedagang ayam potong pun juga sedikit menaikan harga ayam, dan itu membuat para pedagang ayam potong mendapatkan penghasilan yang sedikit karena jika menjual dengan harga yang terlalu mahal, maka pembeli pun bisa bisa lari dan tidak membeli ayam dan bisa saja menganti dengan ikan.
V. Daftar Pustaka
- John Scott,teori sosial masalah-masalah pokok dalam sosiologi,pustaka pelajar celeban timur,2004.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar