Jumat, 01 Januari 2016

Para penguaha yang tangguh oleh Nida Arafat, M. Iqbal fauzan

PARA PENGUSAHA YANG TANGGUH
I.                  PENDAHULUAN
A.    Mengapa gejala social ini penting
Gejala gejala social yang dapat di amati dalam sehari hari pasti mempunyai penyebab tertentu. Teori ini menjadi titik telak penyesuaian ekonomi terbelakang pada system dunia. Sedemikian rupa sehingga menyebabkan terjadinya penyerahan semua penghasilan daerah ke pusat sehingga mengakibatkan perekonomian daerah menjadi terbelakang.

Interkolerasi dan interaksi social masyarakat mendorong perkembangan berfikir dan reaksi emosional para anggotanya. Hal ini mendorong masyarakat untuk mengadakan berbagai perubahan. Perkembangan kualitas dan kuantitas anggota masyarakat mendorong perubahan social.
Prof. Dr. Soedjono Soekanto menyebutkan adanya factor intern dan ekstern yang menyebabkan perubahan social dalam masyarakat.

B.     Landasan Teori Sosiologi
Max Weber, menekankan bahwa sosiologi ekonomi memperhatikan tindakan ekonomi sejauh ia mempunyai dimensi sosial dan selalu melibatkan makna serta berhubungan dengan kekuasaan. Joseph Schumpeter, membuat pembagian kerja diantara ilmu ekonomi dan sosiologi dengan memberikan batasan bahwa sosiologi ekonomi berkaitan dengan konteks institusional dari ekonomi. Berdasarkan pandangan kedua ahli ini terungkap, bahwa fokus sosiologi ekonomi pada kegiatan eknomi dan mengenai hubungan antara variabel- variabel sosiologi yang terlihat dalam konteks non-ekonomis.
Ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya. Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama (ceteris paribus).

C.    Metode Penelitian
1.      Pendekatan penelitian
Dalam penilitan lapangan ini kami menggunakan metode kualitatif yaitu mencari bahan dengan mewawan carai beberapa nara sumber.
2.      Lokasi dan tempat penelitan
Dalam penelitan ini kita, kita mengambil lokasi terdapat di daerah ci putat dan sekitar uin Jakarta
3.      Subjek penelitian
Tempat tempat nongkrong anak mudalah yang di jadikan subjek dalam penelitian kami, di antaranya warung tahu sumedang, sahabat kopi dan serabi teras. Dimana semua ini hasil dari para pengusaha yang gemilang.
















II.              GAMBARAN LOKASI

A.    Nama Toko                       : Warung Sumedang
Pemilik                              : Agus Hermawan
Alamat                              :
Gambaran                          :
Warung ini sudah berdiri sekitar 30 tahun. Dengan lokasi yang startegis yaitu disamping masjid jami' Al-Istiqomah. Berawal dari usaha kecil  kecilan yang hanya menjual tahu goreng sumedang, pada awal nya warung tahu sumedang ini berlokasikan di pondok cabe. Setelah 5 tahun membuka usahanya hasilnya kurang memuaskan dan agus bergerak mencari tempat yang strategis. Tepat lah di samping masjid istiqomah ini, memang dari jalan utama tempat ini kurang mencolok seiring berjalannya waktu tempat ini dikenal ke banyak wilayah. Usaha agus berjalan dengan lancar, awal mulanya warung ini buka dari jam 07.00 sampai dengan 21.00 setelah melihat perkembangan nya agus membuka warungnya sampai buka 24 jam. Karena melihat para pembeli yang ingin membeli tahu gorengnya pada malam hari, para pemmbeli tidak hanya membeli gorengan saja tetapi juga biasa di gunakan tempat nongkrong malam.

B.     Nama                                 : Sahabat Kopi
Pemilik                              :
Alamat                              :
Gambaran                          :  
Sahabat kopi adalah warung kopi yang berkelas menengah karena tidak terlalu mahal dan juga tidak terlalu murah, pas bagi kalangan menengah seperti mahasiswa. Bertempatkan di kp utan wilayah sekitar pinggiran uin Jakarta. Awalnya ide membuka warung kopi ini didapat karena si pemilik adalah anak tongkrongan. Kemudian terinspirasi untuk memfasilitasi sekaligus untuk membuka usaha sendiri. Nama sahabat kopi diambil dari melihat anak-anak yang memiliki solidaritas persahabatan yang erat dari secangkir kopi. Setelah memulai usaha ini pengunjung yang datang sedikit demi sedikit bertambah. Karena dilihat dari segi lokasi yang nyaman sehinngga dapat menarik pelanggan yang ingin bersantai dan meluangkan waktunya. Warung ini buka dari jam 5 sore sampai subuh. Dia mengambil waktu dimalam hari karena merasa waktu ini sangatlah efektif untuk bersantai. Kebanyakan pelanggan dari warung ini adalah mahasiswa yang ingin mencari ketenangan. Selain mahasiswa bannyak juga pegawai yang berkunjung ketempat ini setelah jam kerjanya selesai.

C.     Nama Warung                   : Serabi Teras
Nama Pemilik                    :
Alamt                                :
Gambaran                          :
Serabi Teras merupakan tempat yang setara dengan restoran tetapi memiliki menu andalannya beraneka rasa surabi. Pemilik terinspirasi dari surabi yang hanya meiliki oncom dan original. Tetapi surabi teras membuat surabi baru yang memiliki aneka macam rasa. Surabi teras buka dari jam 10 pagi sampai jam 11 malam. Surabi teras bermula dari jajanan pinggiran jalan dan menjadi penjual keliling. Karena keterbatasan dana dan tempat. Setelah menabung dari hasil penjualan tadi, akhirnya memiliki tempat yang dapat meneruskan usahanya. Tetapi belum langsung seperti yang sekarang ini. Langkah awalnya terhenti karena ada masalah krisis ekonomi keluarga. Sehingga penjualannya berkurang karena pemilik berjualan tidak seperti biasanya. Namun itulah usaha dan semangatnya untuk melanjutkan usaha yang sudah dimulai sejak awal. Dengan usaha yang gigih akhirnya usahanya terus berkembang hingga sekarang ini.





III.           PEMBAHASAN
A.    Analisis Teori
Marx lahir di Trier, sebuah kota di Jerman, dekat perbatasan dengan Prancis di tahun 1818. lahir setelah perang Napoleon, dan setahun setelah David Ricardo meluncurkan bukunya "The Principles of Political Economy". Dia merupakan pendiri Idiologi komunis yang sekaligus merupakan seorang teoritikus besar kapitalisme. Bukan hanya sekedar ekonom, namun juga seorang philosopis, sosiologis, dan seorang revolusionir. Merupakan seorang profesor dalam berbagai ide yang Revolusioner, yang menginspirasi pemikir-pemikir lainnya. Setelah menyelesaikan gelar Ph. D dalam filsafat pada tahun 1841 di Bonn, Berlin, dan Jena. Maka dari sinilah karier Marx dimulai. Pemikiran Karl Marx merupakan adopsi antara filsafat Hegel, French, dan tentunya pemikiran dari David Ricardo (pemikir teori ekonom klasik). Analisa Karl Marx tentang kapitalisme merupakan aplikasi dari teori yang dikembangkan oleh G.W.F Hegel, dimana teorinya berpendapat juka,"sejarah berproses melalui serangkaian situasi dimana sebuah ide yang diterima akan eksis, tesis. Namun segea akan berkontradiksi dengan oposisinya, antitesis. Yang kemudian melahirkanlah antitesis, kejadian ini akan terus berulang, sehingga konflik-konflik tersebut akan meniadakan segala hal yang berproses menjdai lebih baik."

Karl Marx beserta teman dekatnya, yakni Friedrich Engles (1820-1895) menuliskan sebuah buku "Das Kapital", yang isinya kurang lebih tentang bagaimana ekonomi sosial atau komunis diorganisasikan. Yang kemudian disusul buku The Communist Manifesto (1848) yang berisikan daftar singkat karakter alamiah komunis. Dimana suprastruktur yang berfungsi untuk menjaga relasi produksi yang dipengaruhi oleh historis (seni, literatur, musik, filsafat, hukum, agama, dan bentuk budaya lai yang diterima oleh masyarakat).

Max Weber, menekankan bahwa sosiologi ekonomi memperhatikan tindakan ekonomi sejauh ia mempunyai dimensi sosial dan selalu melibatkan makna serta berhubungan dengan kekuasaan. Joseph Schumpeter, membuat pembagian kerja diantara ilmu ekonomi dan sosiologi dengan memberikan batasan bahwa sosiologi ekonomi berkaitan dengan konteks institusional dari ekonomi. Berdasarkan pandangan kedua ahli ini terungkap, bahwa fokus sosiologi ekonomi pada kegiatan eknomi dan mengenai hubungan antara variabel- variabel sosiologi yang terlihat dalam konteks non-ekonomis.
Kecenderungan baru dalam ilmu ekonomi, yaitu adanya Pendekatan Ekonomi Kesejahteraan, Teori Pengambilan Keputusan, Teori Permainan, Ekonomi Granst dan Ekonomi Radikal. Dalam sosiologi juga dikenal pandangan baru seperti sosiologi industri dan sosiologi radikal yang mengkaji tentang ketimpangan, deskriminasi dan kemiskinan.
Kelas dalam pandangan Weber merupakan sekelompok orang yang menempati kedudukan yang sama dalam proses produksi, distribusi maupun perdagangan. Pandangan Weber melengkapi pandangan Marx yang menyatakan kelas hanya didasarkan pada penguasaan modal, namun juga meliputi kesempatan dalam meraih keuntungan dalam pasar komoditas dan tenaga kerja. Keduanya menyatakan kelas sebagai kedudukan seseorang dalam hierarkhi ekonomi. Sedangkan status oleh Weber lebih ditekankan pada gaya hidup atau pola konsumsi. Namun demikian status juga dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti ras, usia dan agama (Beteille, 1970).
Kemunculan kelas-kelas sosial baru dapat terjadi dengan adanya dukungan perubahan moda produksi sehingga menimbulkan pembagian dan spesialisasi kerja serta hadirnya organisasi modern yang bersifat kompleks. Perubahan tatanan masyarakat dari yang semula tradisional agraris bercirikan feodal menuju masyarakat industri modern memungkinkan timbulnya kelas-kelas baru. Kelas merupakan perwujudan sekelompok individu dengan persamaan status. Status sosial pada masyarakat tradisional seringkali hanya berupa ascribed status seperti gelar kebangsawanan atau penguasaan tanah secara turun temurun. Seiring dengan lahirnya industri modern, pembagian kerja dan organisasi modern turut menyumbangkan adanya achieved status, seperti pekerjaan, pendapatan hingga pendidikan.
Apabila dilihat lebih jauh, kemunculan kelas baru ini akan menyebabkan semakin ketatnya kompetisi antar individu dalam masyarakat baik dalam perebutan kekuasaan atau upaya melanggengkan status yang telah diraih. Fenomena kompetisi dan konflik yang muncul dapat dipahami sebagai sebuah mekanisme interaksional yang memunculkan perubahan sosial dalam masyarakat.
Max Weber (1864-1920), pemikir sosial Jerman, mungkin adalah orang yang di zamannya paling merasa tertantang oleh determinisme ekonomi Marx yang memandang segala sesuatu dari sisi politik ekonomi. Berbeda dengan Marx, Weber dalam karya-karyanya menyentuh secara luas ekonomi, sosiologi, politik, dan sejarah teori sosial. Weber menggabungkan berbagai spektrum daerah penelitiannya tersebut untuk membuktikan bahwa sebab-akibat dalam sejarah tak selamanya didasarkan atas motif-motif ekonomi belaka. Weber berhasil menunjukkan bahwa ide-ide religius dan etis justru memiliki pengaruh yang sangat besar dalam proses pematangan kapitalisme di tengah masyarakat Eropa, sementara kapitalisme agak sulit mematangkan diri di dunia bagian timur oleh karena perbedaan religi dan filosofi hidup dengan yang di barat lebih dari pada sekadar faktor-faktor kegelisahan ekonomi atas penguasaan modal sekelompok orang yang lebih kaya. Kegelisahan teoretis yang sama, bahwa marxisme klasik terlalu naif dengan mendasarkan segala motif tindakan atas kelas-kelas ekonomi memiliki dampak besar yang melahirkan teori kritis dan marxisme baru. Aliran ini dikenal sebagai Mazhab Frankfurt, sebuah kumpulan teori sosial yang dikembangkan di Institute for Social Research, yang didirikan di Frankfurt, Jerman pada tahun 1923. Mazhab ini terinspirasi dari pandangan-pandangan Marx, namun tidak lagi menjelaskan dominasi atas dasar perbedaan kelas ekonomi semata, melainkan atas otoritas penguasa yang menghalangi kebebasan manusia. Jika fokus marxisme klasik adalah struktur ekonomi politik, maka marxisme baru bersandar pada budaya dan ideologi. Kritisismenya terasa pada kritik-kritik yang dilontarkan atas ideologi-ideologi yang bersandar pada pendekatan psikolog klasik Austria, psikoanalisisme Sigmund Freud (1856-1939); tentang kesadaran, cara berfikir, penjajahan budaya, dan keinginan untuk membebaskan masyarakat dari kebohongan publik atas produk-produk budaya.
B.     Hasil Observasi
Setelah mewawancarai dari berbagai warung tongkrongan, jelas adanya perbedaan kelas social dari tiap-tiap warung tongkrongan ini. Pada warung sumedang yang hanya menyajikan tahu goreng dan minuman yang harganya sangat ekonomis dan terjangkau bagi golongan sosialis. Sehingga pada warung sumedang ini dapat diklasifikasikan dalam kelas menegah kebawah. Karena konsumen yang datang pada warung ini kebanyakan dari orang kelas menengah kebawah.
Pemilik warunng sumedang mengatakan "Warung ini sudah ada sejak lama karena adanya minat dari para pelanggan yang datang. Kalau warung ini saya rubah seperti semacam restoran tidak akan menjamin akan datangnya pelanggan yang biasa datang ke warung saya. Maka dari ini saya mempertahankan warung ini dengan sederhana saja." Dengan adanya pernyataan dari pemilik warung ini bahwa konsep yang sederhana ini dapat menjadi peluang usaha yang terbuka lebar. Walaupun dengan keuntungan yang tidak banyak. Namun jika banyak pelanggan yang datang keuntungan yang sedikit ini menjadi banyak pendapatannya.
Selain mempertahankan konsep warung kopi sederhana ini. Pemilik warung menerapkan bahwa pegawainya adalah dari saudara dan kerabatnya dari kampung halaman. Sehingga kinerja dari pegawainya dapat terkendali dengan adanya hubungan keluarga.
Selain mewawancarai pemlik toko, kami juga mewawancarai salah satu pelanggan bernama Arifin yang sedang nongkrong disana tentang warung ini "Saya memang sering jajan disini dan hanya untuk sekedar nongkrong saja. Karena tempat ini menyediakan makanan dan minuman yang tidak terlalu mahal. Tidak kalah dengan tukang gorengan yang ada di pinggir jalan. Tetapi terkadang ketika sedang ramai, kita tidak dapat kebagian tempat untuk nongkrong disana".
 Berbeda dengan warung sahabat kopi dengan warung sumedang ini. Pada warung sahabat kopi ini lebih banyak menyediakan menu makanan dan minuman. Selain itu yang menjadi daya tarik warung ini karena selain rasa kopinya yang nikmat tempatnya juga lebih luas dibandingkan dengan warung sumedang dan lebih stategis. Memang yang menjadi andalan sahabat kopi ini dengan cita rasa racikan kopinya. Kopi ini dijual dengan harga mulai dari Rp. 7.000 hingga 25.000 dengan menu yang berbeda tergantung rasa dan racikan kopinya.
" Awalnya saya terispirasi dari para anak muda yang sering nongkrong. Karena saya termasuk darinya. Kemudian terlintas untuk memfasilitasi mereka dengan membuka kedai kopi yang sederhana ini. Jadi saya membuka kedai ini dengan dekorasi yang diminati dengan anak muda. Karena kebanyakan yang datang dari mahasiswa dan karyawan yang sedang menikmati waktu kosongnya dengan bersantai." Ujar pemilik warung sahabat kopi ini. Kemudian dalam klasifikasi warung sahabat kopi ini termasuk dalam golongan menengah. Karena ditinjau dari segi ekonomi, warung ini sangat diminati oleh orang kalangan menengah kebawah dan mengah keatas dengan kesesuaian harga yang ditawarkan.
System kerja pada warung ini terbentuk dari pemilik dan karyawan. Tidak seperti teori marxisme yang menyatakan bahwa atasanlah yang lebih berkuasa atas kekuasaanya. Pemilik toko ini turut berkerja sebagai karyawan pula. Sehingga tidak ada sekat antara karyawan dan bos. Seiring berkembangnya penjualan yang naik turun. Sahabat kopi ini terkadang sepi dengan pengunjung yang datang terkadang ramai. Sehingga penghasilan yang didapat tidak pasti datangnya. Terkadang yang menjadi factor akan berkurangnya pelanggan karna banyak nya saingan di sekitar kita yang membuka warung warung kopi, kami tetap konsisten menjalankan dan mempertahankan racikan kopi yang kami buat, sehingga dari kita memiliki kehasan dari rasa kopi kami, dan ini lah yang menjadi pelanggan kami terus bertambah.
Salah satu narasumber kami dari pelanggan sahabat kopi, bernama Irfan, saya sering sekali nongkrong di sini mungkin 3 kali dalam seminggu saya nongkrong disini, hanya ingin santai di luar dan ngopi saja, yang menjadi saya tarik saya  nongkkrong di sini bukan Cuma tempat yang rilex racikan kopi yang menjadi rasa kopi yang nimat sekali berbeda dengan rassa kopi yang saya buat. Massalah pelayana pula membuat ssaya nyaman.
Observasi terakhir kami yaitu mengunjungi tempat nongkrong yang lebih mewah dan besar, yaitu serabi teras bertempat di pinggiran jalan utama sekitar uin Jakarta. Yang menjadi cirri khas serabi teras ini yaitu menu pokok nya serabi dengan bermacam rasa dari yang asin sampai yang manis bahkan ada juga yang di satukan antara yang manis dan asin. Dapat diklasifikasi bahwa kedai ini dimasukan pada kelas mengah keatas. Karena dari segi ekonomi dan pelanggan yang biasa datang dari kaum yang berekonomi lebih dari cukup. Surabi Teras ini sering ramai ketika malam minggu. Di lain waktu jarang sekali pengunjung yang datang.

Karena banyak tempat selain Surabi teras, terdapat persaingan dalam usaha ini. Untuk mengatasi kekurangan pengunjung, pemilik kedai ini lebih membuat desain interior yang berbeda tiap saat jika sudah bosan. Harga yang dipatok mulai dari Rp.8000 sampai Rp.50.000 dengan menu yang berbeda. "Mulanya kami menjual surabi di pinggiran jalan. Lalu saya mendapatkan inspirasi untuk mengembangkan serabi ini, yang awalnya serabi hanya mempunyai rasa yang asin saya menciptakan serabi berbagai macam rasa mulai dari rasa buah buahan kacang kacangan. Kemudian setelah mulai menabung saya membuka tempat untuk usaha ini. Hingga akhirnya menjadi sekarang ini. Usaha ini memang perlu adanya perjuangan serta kesabaran dalam menjalankan ini." Ujar pemilik usaha Surabi Teras ini. Karena kegigihan yang kuat, Surabi Teras menjadi bisa dibilang sukses. Setelah ini kami mencari sumber dari para langganan serabi teras ini bernama Hasan, saya pertama awal kesini sungguh unik dengan serabi ini, yang secara kebiasaan serabi hanya rasa asin bahkan hambar, disini saya menemukan serabi yang berbagai aneka rasa dan rasanya sangat nikmat sekali, cocok untuk santai santai dan saya merasa ketagihan.
Sosiologi Ekonomi didefinisikan sebagai studi tentang bagaimana cara orang atau masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap barang dan jasa langka, dengan menggunakan pendekatan sosiologi. Dari definisi tersebut, dapat diuraikan bahwa sosiologi ekonomi berhubungan dengan dua hal, yaitu:
1.       Fenomena ekonomi yaitu gejala bagaimana cara orang atau masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap barang dan jasa langka. Cara di sini berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang berkaitan dengan produksi, distribusi, transaksi, dan konsumsi barang dan jasa langka.
2.      Pendekatan sosiologis, yaitu berupa kerangka acuan, variabel-variabel, dan model-model yang digunakan oleh para sosiolog dalam memahami dan menjelaskan realita sosial atau fenomena yang terjadi di masyarakat. Pendekatan yang digunakan oleh para sosiolog ini berbeda dengan yang digunakan oleh para ekonom. Hal ini terjadi karena metode dan metodologi pendekatannya berbeda.
Max Weber, menekankan bahwa sosiologi ekonomi memperhatikan tindakan ekonomi sejauh ia mempunyai dimensi sosial dan selalu melibatkan makna serta berhubungan dengan kekuasaan. Joseph Schumpeter, membuat pembagian kerja diantara ilmu ekonomi dan sosiologi dengan memberikan batasan bahwa sosiologi ekonomi berkaitan dengan konteks institusional dari ekonomi. Berdasarkan pandangan kedua ahli ini terungkap, bahwa fokus sosiologi ekonomi padaukan kegiatan eknomi dan mengenai hubungan antara variabel- variabel sosiologi yang terlihat dalam konteks non-ekonomis.
Kecenderungan baru dalam ilmu ekonomi, yaitu adanya Pendekatan Ekonomi Kesejahteraan, Teori Pengambilan Keputusan, Teori Permainan, Ekonomi Granst dan Ekonomi Radikal. Dalam sosiologi juga dikenal pandangan baru seperti sosiologi industri dan sosiologi radikal yang mengkaji tentang ketimpangan, deskriminasi dan kemiskinan.























KESIMPULAN
Max Weber, menekankan bahwa sosiologi ekonomi memperhatikan tindakan ekonomi sejauh ia mempunyai dimensi sosial dan selalu melibatkan makna serta berhubungan dengan kekuasaan. Joseph Schumpeter, membuat pembagian kerja diantara ilmu ekonomi dan sosiologi dengan memberikan batasan bahwa sosiologi ekonomi berkaitan dengan konteks institusional dari ekonomi. Berdasarkan pandangan kedua ahli ini terungkap, bahwa fokus sosiologi ekonomi pada kegiatan eknomi dan mengenai hubungan antara variabel- variabel sosiologi yang terlihat dalam konteks non-ekonomis.
Dari hasil observasi kami kami menemukan para pengusaha yang gemilang pada usaha nya bermodalkan pemikiran yang sempurna. Dari ketiga obserkami kami membagi kelas kelas para pengusaha dalam usahanya. Dimana observasi warung sumedang sang pemilik hanya mempertahankan budaya perdagangannya yang semakin lama usaha berkembang dengan besar meskipun dengan kondisi yang sama, observasi yang kedua sahabat kopi di mana sangpemilik ikut serta andil menjadi kariawan dan terus menemukan racikan racikan kopi yang sempurna, membuat pelanggan terus tertarik akan kopinya. Dan observasi yang terakhir serabi teras sang pemilik mempunyai pemikiran yang gemerlang yang mencetuskan serabi dengan berbagai rasa keunikan ini yang menjadi cirikhhas yang menjadikan usahanya  meniingkat pesat. 
Dari semuanya juga menimbulkan akan kelas kelas  dimana terdapat tiga kelas perdagangan yaitu kelas bawah menegah dan kelas atas, dari hasil observasi kami yang menjadikan pengelasan ini yaitu akan pelayanan dan tariff harga suatu toko, pelayanan yang bagus dan tarif yang tinggii terjadinya kelas masyarakat yang bawah atau kurang, segan untuk mengunjunginya. Adapun pelayanan yang sederhana dan tariff yang murah menjadikan kelas massyarakat kaya menimbulkan ke gengsian dan mencari tempat yang setara dengannya.





DAFTAR PUSTAKA


1.      Noor, Arifin, Drs. H, Ilmu Sosial Dasar, 1975, Bandung: CV Pustaka Setia.
2.      Setiadi, M, Elly, Dr, Msi, Dkk, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, 2007, Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GRUP
3.      http://www.wikipedia.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini