Naiknya Harga Barang-barang Pokok
di Pasar Royal
I. Latar Belakang
Kurangnya bahan dasar dari kebutuhan pokok masyarakat di Indonesia menjadikan harga barang-barang pokok di Indonesia menjadi mahal sehingga masyarakat di Indonesia sulit untuk memproduksinya. Akibatnya komsumen juga ikut merasakan dampaknya.
Selain terbatasnya bahan baku, produksi impor yang lebih mendominasi pasar juga membuat harga barang-barang pokok semakin tinggi. Sehingga banyak produsen bahan-bahan pokok gulung tikar.
Dengan adanya peristiwa ini, kami membuat sebuah karya tulis yang membahas mengenai sebab dan akibat kenaikan harga barang-barang pokok di Indonesia, mulai dari dasar sampai jatuh ke tangan konsumen.
1. Mengapa Penelitian ini Penting ?
1) Agar masyarakat dapat memanfaatkan bahan-bahan pokok yang terdapat di dalam negeri.
2) Agar masyarakat dapat memanfaatkan bahan dasar pangan yang diperoleh dari alam dengan sebaik-baiknya.
2. Asumsi
Naiknya harga pokok di Pasaran mengakibatkan pengangguran. Masyarakat pun dituntut untuk menghemat agar tetap tercukupinya kebutuhan sehari-hari.
II. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana caranya agar masyarakat tidak kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari ?
2. Bagaimana caranya meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat ?
III. Metode dan Penelitian
Metode yang digunakan:
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah kualitatif karena penelitian ini dilaksanakan dengan wawancara, mengajukan beberapa pertanyaan dan observasi. Metode kualitatif dipilih karena penelitian ini mengamati fenomena yang tengah terjadi di masyarakat yang tidak dapat diukur dengan angka atau uji statistik.
Teori yang digunakan:
Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori fakta sosial yang dipelopori oleh Emile Durkheim, karena subjek yang diteliti ialah sekelompok pedagang pasar. Serta metode yang ditinjau ialah observasi dan out put yang dihasilkan adalah narasi atau sebuah penjelasan dari penemuan-penemuan observasi yang telah dilakukan.
IV. Pertanyaan Lapangan
1. Faktor apa yang menyebabkan kenaikan harga pokok?
2. Apa dampak yang ditimbulkan dari kenaikan harga pokok?
3. Siapa saja yang terkena imbas dari kenaikan harga pokok?
V. Area Riset
Lokasi penelitian dilaksanakan di Pasar Royal. Penelitian ini dilakukan dengan cara mewawancarai beberapa pedagang pasar dan pengunjung/pembeli di Pasar. Penelitian tersebut dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2014.
Hasil Laporan penelitian
Kebutuhan barang-barang pokok di Indonesia saat ini sedang mengalami krisis, dikarenakan harga barang-barang pokok yang melonjat naik. Sehingga masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Ini merupakan hal yang harus diatasi dan dicari jalan keluarnya. Apabila bahan-bahan dasar seperti kedelai, sagu, minyak tangah, minyak goreng dan lain-lain akan habis suatu saat nanti, itu akan berakibat buruk pada anak cucu kita.
Kenaikan ini juga berakibat pada kesejahteraan rumah tangga yang sebelumnya dapat memenuhi hampir semua kebutuhannya, tapi setelah langkanya bahan-bahan pokok mereka mulai membatasinya. Dan itu sangat mengganggu ketentraman rumah tangganya. Seharusnya masyarakat dapat mengesampingkan kebutuhan sekunder dan tersier dan harus lebih mengutamakan kebutuhan primer yang berperan dalam kehidupan sehari-hari. Ini merupakan suatu cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat.
Dampak ini juga berlaku bagi pekerja industri. Banyak perindustrian yang memangkas anggaran pembelian sehingga banyak pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja atau PHK. Banyaknya pengangguran akibat kenaikan barang-barang pokok menambah ketentraman Negara Indonesia semakin sulit terwujud.
Beberapa barang yang menunjukkan kenaikan cukup tinggi adalah gula pasir, terigu, beras, dan minyak goreng kemasan. Gula pasir misalnya, yang sebelum kenaikan masih seharga Rp 5.200 per kilogram, sehari setelah kenaikan naik menjadi Rp 5.300 per kilogram dan dua hari berikutnya naik lagi menjadi Rp 5.500 per kilogram.
Sementara terigu yang sebelum kenaikan BBM masih dijual Rp 3.800 per kilogram saat ini sudah naik menjadi Rp 4.500 per kilogram atau naik Rp 700. Minyak goreng kemasan yang sebelumnya dijual Rp 6.300-Rp 6.500 per kemasan 600 ml saat ini sudah dijual Rp 7.500. Sedangkan beras, sejak Januari lalu sudah mulai naik dengan besaran Rp 250-Rp 500 per kilogram. Dengan kenaikan harga BBM ini, berarti beras juga sudah mengalami dua kali kenaikan.
Berikut ini adalah kasus yang saya temukan tentang pengrajin tempe yang gulung tikar. Sebut saja beliau Bapak Surahman. Beliau mengaku sudah menjadi pengrajin tempe selama 20 tahun. Tapi 2 tahun terakhir ini beliau merasa kesulitan untuk mendapatkan bahan baku kedelai yang biasa beliau pesan di tempat langganannya di pasar terdekat. Diakibatkan harga kedelai melonjak drastis. Sehingga tidak terjadi keseimbangan antara modal yang dikeluarkan dengan laba yang diperoleh. Bapak Surahman mengadu bahwa beliau selalu mengalami kerugian setiap memproduksi tempe. Akhirnya beliau memutuskan untuk menghentikan pekerjaannya dan mencari pekerjaan lain.
Dapat kita pelajari dari kasus tersebut. Bapak Surahman yang kesulitan mendapatkan kedelai karena harga perkilonya yang mahal mengharuskan beliau untuk gulung tikar. Bisa kita tanggapi bahwa memang benar penyebab Bapak Surahman gulung tikar adalah bahan baku yang mahal.
Imbas kenaikan harga kebutuhan barang pokok seolah menjadikan masyarakat untuk lebih pintar mengelola keuangan, mengurangi atau bahkan tidak membeli sama sekali kebutuhan-kebutuhan yang dianggap tidak penting. Masyarakat oleh berbagai nasihat yang menyikapi krisis harga ini dituntut untuk berhemat, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kita tidak bisa lagi mengacuhkan atau tak peduli harga-harga barang kebutuhan pokok terus dibiarkan naik seenaknya tanpa ada keputusan pengaturannya. Peran dan aturan pemerintah harus khusus bertindak hanya demi untuk melindungi masyarakat yang terus menjadi korban dalam kehidupan yang terus direpotkan oleh kenaikan harga-harga. Seperti yang terjadi sekarang bahwa setiap tahunnya harga akan naik seiring dengan adanya kenaikan upah/gaji. Mau berapa pun upah/gaji naik itu hanya percuma, jika harga-harga kebutuhan pun ikut naik maka tidak akan pernah mencukupi biaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Faktor-faktor kenaikan harga dipicu karena Supply kebutuhan bahan pokok terganggu oleh perubahan iklim, yaitu tingginya frekuensi hujan yang menyebabkan para petani gagal panen. Cabai dan sayuran mengalami gagal panen di daerah-daerah penghasil cabai dan sayuran. Selain itu kenaikan harga pokok juga dipicu karena naiknya harga BBM. Maka bahan pokok pun akan mengikuti.
Langkanya bahan kebutuhan pokok adalah salah satu masalah serius yang menimpa kondisi ekonomi indonesia. Masalah ini akan sangat terasa sekali di saat menjelang perayaan hari-hari besar seperti hari raya idul fitri, natal, dan hari-hari besar lainnya.
Meskipun pemerintah terkadang melakukan razia pasar untuk terjun langsung melihat penyebab langkanya bahan kebutuhan pokok, namun tindakan ini dirasa masih jauh dari menyelesaikan masalah langkanya kebutuhan pokok itu sendiri.
VI. Kesimpulan
Kenaikan harga barang-barang pokok sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat dan juga menambah beban bagi masyarakat menengah ke bawah. Ibu rumah tangga pun kesulitan untuk mengatur kebutuhan yang harus dipenuhinya sehari-hari dengan kebutuhan yang lain. Maka masyarakat dituntut harus berhemat agar selalu tercukupi kebutuhannya.
Narasumber 1:
Nama : Surahman
Umur : 45 tshun
Pekerjaan : Pengrajin tempe/penjual tempe
Narasumber 2:
Nama : Aves
Umur : 39 tahun
Pekerjaan : Penjual sayur
Fitri Qomariah
1113054100034
Kessos 2A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar