Senin, 05 Oktober 2015

ANZEN BHILLA SETYA_KPI 1B_TUGAS 4_IMAJINASI KENYAMANAN

Merapi (ketinggian puncak 2.968 m dpl, per 2006) adalah gunung berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak tahun 2004. Merapi merupakan salah satu dari 129 gunung berapi aktif di Indonesia, merupakan bagian dari Pasific Ring of Fire dan tergolong gunung berapi yang paling muda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan pulau Jawa. Gunug ini berada di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Terletak di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta, Merapi merupakan gunung api bertipe stratovolcano dengan ketinggian 2.968 mdpl.

Letusan Hebat Merapi:

1. Sekitar abad 9-11 M

Berdasarkan catatan Van Bemmlenen dalam bukunya The Geology of Indonesia (1949) terjadi letusan dasyat yang mengakibatkan sebagian besar puncak Merapi lenyap. Terjadi pergeseran lapisan tanah kea rah barat daya sehingga terjadi lipatan yang antara lian membentuk Gunung Gendol. Namun pernyataan Van Bemmlenen ini masih banyak yang menentang. Kemungkinan merusak Kota Medang dan banyak daerah di permukiman Jawa Tengah. Bencana hebat itu diperkirakan melanda Mataram pada abad 9 hingga ke 10. (Boechari-seorang arkeolog yang mendalami bidang epigrafi). Secara tersirat, prasasti RUkam (829 Saka atau 907 M) menyebutkan peresmian desa Rukam oleh Nini Haji Rakyan Sanjiwana karena desa tersebut telah dilanda bencana letusan gunung berapi. Kemungkinan besar gunung api yang dimaksud adalah Merapi. Hal ini mengingat prasasti Rukam ditemukan didaerah Temanggung, Jawa Tengah.

2. 1672

Letusan hebat konon kembali terjadi pada tahun ini. Hal ini didasarkan pada naskah klasik Babad Tanah Jawi. Akibat letusan itu, langit di atas kerajaan Mataram (Islam) dikabarkan gelap gulita dalam 24 jam. Peristiwa tersebut terjadi pada 4 Agustus 1672, ketika kapal Marken milik Belanda sedang berlayar di Samudra Indonesiam di sebalah selatan Kedu. Letusan Merapi memakan korban 3.000 orang belum termasuk sawah, lading dan harta benda lainnya

3. 1822-1823

Letusan kubah lava dan sangat merusak. Terbentuk kawah bulat ukuran 600 meter. Imbasnya delapankampung hancur diterjang awan panas dan material vulkanik.

4. 1832-1836

Digambarkan sebagai letusan hebat tak terduga dan sangat tiba-tiba. Dalam catatan disebutkan tanpa gejala yang besar. Terjadi longsoran kubah dengan volume besar.

5. 1846-1848

 letusan besar menghancurkan kawah elips berukuran 200 x 150 meter. Awan panas menyapu Kali WOro dan Kali Gendol. Banyak korban jiwa namun tidak tercata jumlahnya.

6. 1849

Terjadi 18 rentetan letusan. Kawah bentuk sepatu kuda ukuran 400 x 250 meter. Korban jiwa diperkirakan banyak namun tidak tercatat.

7. 1872-2873

Dianggap sebagai letusan terakhir dan terbesar pada abad XIX. Menghasilkan kawah "Mesjidanlama" dengan diameter 480-600 meter. Rentetan letusan berlangsung selama 5 hari. Letusan terdengar sampai Kerawang, Madura dan Bawean. Awan panas menyapu melalui hamper semua hulu senguai yang ada di puncak Merapi. Yakni Apu, Trising, Senowo, Blongkeng, Batang, Woro dan Gendol.

Awan panas dan material meluluhlantakkab desa-desa yang berada diatas elevasi 1000 meter.

8. 1930-1931

Letusan cukup besar, terjadi semburanlava yang merusak kubah. Awan panas dan lava menuju kali Senowo, Batang dan Blongkeng. Serangkaian longsoran material mencapai radius 12 kilometer. Kawah berbentuk sepatu kuda. Jumlah korban mencapai 1.369 orang.

9. 2010

Dinilai sebagai letusan terbesar dalam 100 tahun terakhir. Letusan pertama terjadi 26 Oktober 2010 dan terus menerus hingga puncaknya tanggal 4 November 2010. Hampir 300 orang meninggal. Ribuan rumah rusak dan puluhan dusun hancur.

Dampak Positif Bagi Bisnis dan Perekonomian :

§  Menambah kesuburan kawasan sekitar merapi, sehingga dapat ditumbuhi banyak pepohonan dan dapat dimanfaatkan untuk pertanian dalam waktu beberapa tahun kedepan

§  Dapat dijadikan objek wisata bagi wisatawan domestic dan wisatawan mancanegara setelah Gunung Merapi meletus

§  Hasil erupsi (pasir) dapat dijadikan mata pencaharian seperti penambangan pasir dan karya seni dari endapan lava yang telah dingin.

§  Aktifitas gunung api dapat menghasilkan geothermal atau panas bumi yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari

§  Sisa-sisa aktivitas Gunung Merapi dapat menghasikan bahan-bahan tambang yang berguna dan bernilai tinggi. Seperti belerang, batu pualam dan lain-lain.

§  Membangkitkan industry semen dan industry yang berkaitan dengan insfrastuktur bisa bangkit, termasuk bisa menyerap banyak tenaga ahli untuk memulihkan infrastruktur dan sector lainnya di kawasan terkena musibah.

§  Terjadinya disribusi keadilan ekonomi, dengan banyaknya sumbangan dari para dermawan.

Dampak Negatif Bagi Bisnis dan Perekonomian :

§  Merusak pemukiman warga sekitar bencana

§  Menyababkan kebakaran hutan (Bencana Merapi)

§  Pepohonan dan tumbuhan yang ditanam warga sekitar banyak yang layu, bahkan mati akibat debu vulkanik, begitu juga dengan ternak warga banyak yang mati akibat letusan Gunung Merapi

§  Menyebabkan gagal panen

§  Matinya infrastruktur

§  Terhentinya aktivitas mata pencaharian warga sekitar bencana

§  Pemerintah harus mengeluarkan biaya yang tidak terduga untuk memperbaiki infrastruktur yang telah rusak akibat bencana

§  Terhentinya industri periwisata, seperti pasar Malioboro dan Candi Borobudur (Bencana Merapi)

§  Bandar udara tidak dapat beroperasi atau tidak dapat melakukan penerbangan karena debu vulkanik yang dihasilkan oleh letusan Gunung Merapi dapat menyebabkan mesin pesawat mati

§  Mengganggu hubungan komunikasi, jaringan listrik terputus dan aktifitas masyarakat lumpuh

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini