Minggu, 02 November 2014

Etika 6_ WITA EKA SUCITA(1112051000126)_KPI 5 E

Aplikasi filsafat dalam komunikasi
Pada dasarnya, suatu peristiwa atau kejadian tidak pernah lepas dari peristiwa lain yang mendahuluinya. Demikian juga dengan timbulnya serta berkembangnya filsafat ataupun ilmu. Fenomena yang sama akan berbeda jika dianalisis dengan disiplin ilmu yang berbeda.
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan inggin melihat dari segi yang luas dan juga menyeluruh dengan segala hubungan.
Apabila dilihat dari aktivitasnya, filsafat merupakan suatu cara berfikir yang mempunyai karakteristik tertentu. Menurut Sutan Takdir Alisjahbana "syarat-syarat berfikir yang disebut berfilsafat yaitu, (1) berfikir dengan teliti, dan (2) berfikir dengan aturan yang pasti". Kedua ciri tersebut menandakan berfikir secara sadar, dan berfikir demikianlah yang disebut berfilsafat.
Pada dasarnya kehidupan manusia dalam melakukan intrraksi sesamanya selalu berkomunikasi, karena segala aspek dalan aktivitas kehidupannya dengan komunikasi, bahkan beberapa pakar memperlakukan komunikasi sebagai sentral, sementara yang lainya sebagai pelengkap, namun komunikasi selalu berada disana. Artinya, kehadiran seseorang dalam berinteraksi dan komuniksai merupakan hubungan dengan orang lain.
Filsafat jika merujuk eksistensinya dalam berinteraksi, teori-teori komunikasi banyak dipengaruhi oleh bidang filsafat yaitu tentang retorika yang diperkenalkan Ariestoteles dianggap identik dengan ilmu komunikasi. Bahkan dalam merujuk group and public communication, Griffin melihat kontribusi pada teori; the rhetoric (Ariestoteles), dramatism (Burke), dan narrative paradigm (Fisher).
Saat ini, retorika sebagai Public speaking, oral communication, atau speech communication diajarkan dan diteliti secara ilmiah di lingkungan akademis. Pada perkembangan selanjutnya, ilmu ini tampaknya diberikan juga kepada mahasiswa-mahasiswa di luar ilmu sosial. Dr. Charles Hurst mengadakan penelitian tantang pengaruh speech courses terhadap prestasi akademis mahasiswa. Hasilnya membuktikan bahwa pengaruh itu cukup berarti.
Oleh karena itu, ilmu komunikasi yang semakin berkembang sesungguhnya merupakan fase akhir (bukan terakhir) dari perkembangan disiplin ilmu ini. ia melampaui tiga tahap perkembangan yaitu publisitik, jurnalistik dan retorika. Jurnalistik dan retorika berkembang di Amerika, sedangkan publisitik berkembang di Jerman. Sekalipun publisitik sekarang di Jerman namun diterima sebagai bagian dari ilmu komunikasi.
Salah satu kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia adalah kebutuhan berkomunikasi. Manusia diciptakan untuk hidup bersama-sama melalui interaksi dengan sesamanya. Komunikasi merupakan salah satu unsur penting dalam berinteraksi, baik secara verbal maupun secara nonverbal, tertulis maupun tidak tertulis. Dengan komunikasi yang baik, interaksi yang terjadi semakin lancar dan dapat membangun hubungan yang baik, interaksi yang terjadi semakin lancar dan dapat membangun hubungan yang baik. Banyak orang yang meremehkan cara berkomunikasi. Memang benar semua orang dapat berkomunikasi, tetapi tidak semua orang dapat berkomunikasi dengan baik. Pesan yang disampaikan oleh sender mungkin saja disalah artikan oleh receiver. Oleh karena itu, komunikasi merupakan sebuah ilmu dan seni.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaiyan informasi (pesan,ide, dan gagasan) dari suatu pihak kepihak lain agar menjadi saling memengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya komunikasi menggunakan kata-kata (lisan) yang dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan mengunakan gerak-gerik badan, menunjukan sikap tertentu, misalnya tersenyum, mengelengkan kepala, menganggkat bahu, dll. Cara tersebut biasa disebut komunikasi nonverbal.
Menurut Everett M. Rogers, "komunikasi adalah proses pengalihan suatu ide dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud menggubah tingkah laku mereka". Oleh karena itu, komunikasi yang kemudian berkembang menjadi ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner, tidak bisa menghindari prespektif dari beberapa ahli yang terkait pada kajian komunikasi.
Refrensi:
Aang Ridwan, Filsafat Komunikasi, (Bandung: Pustaka Setia), 2013
Hasrullah, Berbagai Prespektif Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Kencana), 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini