Minggu, 02 November 2014

Dauatus Saidah_pmi 3_kebijakan perkotaan di Indonesia_tugas 5

Nama   : Dauatus Saidah
Nim     : 1113054000016
Tugas   : 5
Kebijakan Perkotaan di Indonesia
KEMACETAN
Hampir semua jalan di Jakarta mengalami kemacetan yang cukup membuat kita pusing, kesal, dan uring-uringan akibat kemacetan yang terjadi. Sebenarnya sederhana saja, kemacetan itu disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pertambahan jumlah kendaraan dan pertambahan jumlah jalan.
Selama ini pertambahan jumlah kendaraan meningkat dengan pesat sementara pertambahan jalan bisa dikatakan tidak ada pertambahan yang signifikan. Selain itu, faktor yang turut berperan dalam kemacetan adalah banyak pengendara yang tidak disiplin dan tidak mematuhi peraturan berlalu lintas serta jumlah penduduk DKI Jakarta yang semakin banyak akibat urbanisasi.

Beberapa cara yang telah ditempuh oleh pemerintah DKI Jakarta dalam mengatasi kemacetan, seperti memberlakukan three in one pada jalan-jalan tertentu dan membangun transportasi Busway Tapi nampaknya usaha tersebut tetap saja tidak bisa mengatasi kemacetan. Khusus untuk busway, transportasi massal jenis ini memang sangat dibutuhkan, tapi bukan untuk mengatasi kemacetan, justru sebaliknya, karena jalan yang digunakan oleh busway tidak dibarengi dengan pelebaran jalan, sehingga jalan semakin sempit akibatnya makin menimbulkan kemacetan. Di samping itu masyarakat pengguna busway justru dimonopoli oleh masyarakat yang nota bene tidak memiliki kendaraan roda empat.
Jakarta sebagai Ibukota Republik Indonesia disokong oleh beberapa daerah seperti Bogor, Bekasi, Tangerang, dan Depok. Di mana banyak masyarakat atau penduduk yang bertempat tinggal di daerah-daerah tersebut bekerja di Jakarta. Bisa dibayangkan kalau sebagian besar dari mereka menggunakan kendaraan ditambah dengan penduduk Jakarta yang terus bertambah. Jakarta jadi membludak dan akibatnya kemacetan terjadi di mana-mana.
 
Contoh Kasus
JAKARTA - Memasuki akhir pekan beberapa ruas jalan di Ibu Kota sudah terpantau padat. Kepadatan pun mengular hingga jalur bebas hambatan alias tol.
Berdasarkan informasi dari Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya, Jumat (31/10/2014), kepadatan arus lalu lintas sudah terpantau di Jalan Raya Mampang Prapatan menuju Jalan Gatot Subroto hingga Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.
Sedangkan, imbas adanya kecelakaan mobil Avanza bernomor polisi B 19992 NE yang menabrak pembatas jalan di dekat Universitas Pancasila, menyebabkan lalu lintas Jalan Raya Lenteng Agung menjadi padat.
Beralih ke Jakarta Barat, adanya jalan rusak dan berlubang di sekitar Jembatan Gantung Daan Mogot membuat pengguna jalan memperlambat kendaraannya dan menyebabkan kemacetan.
Kemudian, imbas penanganan kecelakaan pemotor dengan truk di depan Taman Kencana arah Kamal, membuat lalu lintas di sekitar lokasi padat.
Kemacetan juga terjadi di wilayah Jakarta Timur. Terpantau, lalu lintas Pulogadung arah Cempaka Mas ramai lancar kedua arah. Antrean kendaran terlihat di Traffic Light Jambul, Kalibata sampai Pusat Grosir Cililitan (PGC).
Sementara itu, Tol Cikampek terjadi kemacetan karena adanya perbaiakan jalan dan bus yang mogok.
Imbas proyek perbaikan jalan di KM 20 Tol Cikampek arah Jakarta membut antrean kendaran roda empat mengular. Kondisi kemacetan tersebut diperparah dengan adanya bus yang mogok di KM 47 Tol Cikampek arah Jakarta.
 
Analisis
Jakarta memeng terkenal dengan kemacetannya, dalam seminggu jalan yang tidak macet hanya hari libur. Tetapi tidak di bogor, di sana justru sabtu minggu kemacetan memuncak sehingga sering diadakan buka tutup jalan.
Pada pagi hari sekitar jam 06.00-09.00 kemacetan pasti terjadi di Jakarta, dikarenakan banyak orang-orang yang melakukan aktivitasnya mulai pagi hari, dari mulai sekolah, bekerja dan lain sebagainya. Kondisi ini pun diperpuruk dengan adanya perbaikan jalan, sehingga jalanan pun terlihat sangat padat merayap.
Menurut saya seperti Busway, bukannya bikin Jakarta terkurangi macet tapi malah sebaliknya. Karena jalan yang di pergunakan untuk Busway hanya mempersempit   jalanan yang ada. Sehingga jalan yang sebetulnya untuk umum kini harus Busway aja yang boleh melewatinya.
Menurut saya untuk mengurangi kemacetan alangkah baiknya jalanan yang ada kini di perlebar, saya yakin sebagian besar kendaran di Indonesia yang di miliki masyarakat pasti tidak dengan membeli secara cash. Coba sistem pembayaran cash di terapkan di Indonesia, saya yakin masyarakat yang mempunyai kendaraan pasti tidak membludak seperti sekarang ini, dan profesi angkutan umum pun akan senang, karena orang-orang banyak yang menggunakan angkutan umum untuk sarana pergi untuk beraktivitas.
Menurut Teori
Menurut saya kemacetan berhubungan dengan teori Durkhem yakni Fungsionalime Structural yang memandang masyarakat terdiri dari sistem yang terdiri dari bagian yang saling berhubungan satu sama lain, bagian yang satu tidak dapet berfungsi apabila tidak ada hubungan dengan bagian yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini