Sabtu, 12 Oktober 2013

Muhammad Imron Tugas5_ Marxisme dan Teori Kritis

Tugas ke-5

DETERMINISME EKONOMI
Marx sering kali terkesan sebagai seorang determinis ekonomi; dia seolah melihat system ekonomi berada pada titik terpenting dan menentukan seluruh sector lain dalam kehidupan masyarakat-politik, agama system gagasan, dan lain sebagainya. Meskipun Marx melihat sector ekonomi sebagai sesuatu yang sangat penting, paling tidak dalam masyarakat kapitalis, namun sebagai sebagai penganut dialektika ia tidak dapat mengambil posisi deterministis, karena dialek dicirikan oleh pandangan bahwa terdapat umpan menarik terus menerus dan interaksi timbale balik antar berbagai sector kehidupan masyarakat.


MARXISME HEGELIAN
Akibat dari kritik yang baru saja didiskusikan tersebut, determinasi ekonomi mulai pudar arti pentingnya, dan sejumlah teoritisi mengembangkan ragam lain dari teori Marxian. Sekelompok Marxis kembali lagi pada akar-akar Hegelian Marxis awal pada level objektif dan material. Marxis Hegelian awal berusaha mengembalikan dialektika antara aspek subjekif dan aspek objektif kehidupan social. Minat mereka pada factor-faktor subjektif menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya dari teori kritis, yang mulai memusatkan perhatiannya pada faktor-faktor subjektif.

Antonio Gramsci
Marxis Italia Antonio Gramsci juga memainkan peran kunci dalam transisi dari determinisme ekonomi menuju posisi Marxian yang lebih modern (salamini 1981).

TEORI KRITIS
Teori kritis adalah produk dari sekelompok neo-Marxis jerman yang tidak puas dengan kondisi teori Marxian (Bernstein, 1995; Kellner, 1993; untuk pandangan yang lebih luas tentang teori kritis, baca Agger, 1998), khususnya kecenderungan teori ini kearah determinisme ekonomi.
Kritik atas Teori Marxian. Teori kritis menjadikan teori-teori Marxian sebagai pijakan awal kritiknya. Para teori kritis begitu terusik oleh para determiis ekonomi-para Marxis mekanistis, atau mekanis (Antonio, 1981; Schroyer, 1973; Sewart, 1978).
Kritik Positivisme. Teoretisi kritis juga memusatkan perhatian pada dukungan filosofis terhadap penelitian ilmiah, khususnya yang beraliran positivism (Bottomore, 1984; Halfpenny, 2001; Morrow, 1994). Kritik atas positivisme, paling tidak sebagian, terkait dengan kritik atas determinisme ekonomi, karena beberapa orang yang menganut paham determinis menerima sebagian atau keseluruhan teori pengetahuan positivistik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini