-KELUARGA BERAS-
A. Asal Usul
Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang terdiri dari sepasang suami istri, dan di dalamnya ada kepal keluarga dan tinggal suatu atap yang sama. Nama saya Muhamad Badruddin, saya lahir di bogor, tepatnya di kabupaten jasinga. Namun dari SMP saya sudah tinggal di jakarta. Saya berasal dari keluarga yang sederhana, tidak kaya dan tidak terlalu miskin juga. nama bapak saya Suminta dan nama ibu saya satimah,bapak dan ibu saya memiliki 9 anak, wow mungkin menurut kalian banyak sekali yaa,, tapi itu hal biasa di kampung saya. saya adalah anak ke 5 dari 9 saudara,saya beruntung memiliki banyak saudara karna jika pada hari raya itu menjadi kelebihan tersendiri untuk keluarga kami.di Rumah jadi seru dan rame. Berlanjut kae cerita bapak dan ibu saya, bapak saya berasal dari banten tepatnya di daerah Bagu dan ibu saya berasal dari bogor. Seperti keluarga lainnya bila 2 orang menikah maka laki-lakilah yang tinggal di daerah perempuan. Walaupun ada juga yang tinggal di kampung laki-laki. Dan aja juga suami istri yang merantau. Bapak dan ibu saya berasal dari 2 orang suami istri, yang saya sebut sebagai kake dan nenek. kakek dan nenek dari bapak saya sudah meninggal sejak 3 tahunan yang lalu. Kakek saya bernama mawi dan nenek saya bernama amasoma. Karena dari kecil saya tinggal di bogor jadi saya jarang bertemu dengan mereka. Kemudian kakek dan nenek dari ibu saya, Kakek dari ibu saya bernama gawi dan istrinya bernama maryam. Kakek dr ibu saya sudah lama meninggal namun nenek saya alhamdulillah sampai sekarang masih ada.
Bapak dan Ibu saya memiliki kesamaan, yaitu sama-sama lulusan SD(sekolah dasar) kemudian langsung melanjutkan ke pesantren. Karena bapak dan ibu saya berasal dari pesanten maka saya tidak perlu jauh-jauh belajar ngaji, cukup ke ibu dan bapak saya. Namun setelah lulus sd saya langsung merantau, jadi saya belum belajar banyak tentang agama islam dari ibu dan bapak saya. Ibu saya jugalah yang selau berpesan kepada saya agar selalu sabara dalam menghadi kehidupan karna tidak ada kesuksesan yg didapatkan dengan cara mudah, semua nya di awali pahit dulu. Dan jangan mengikuti aliran yang melenceng dari kepeercayaan keluarga kami.
B. Jaringan sosial
Jaringan sosial adalah suatu jaringan dimana ikatan yang menghubungkan suatu titik ke titik lain. dalam jaringan sosial biasanya di sebut hubungan sosial.
Dalam keluarga besar saya itu berbeda-beda, dari pihak ibu saya rata-rata menjadi petani dan buruh sedangkan dari pihak bapak saya rata-rata berdagang seperti adik bapak saya ia berjualan bakso dan kaka bapak saya berjualan sayuran. Tetapi tidak semua menjadi petani dan menjadi pedagang, contohnyah bapak saya, bapak saya berfropesi sebagai ketua mesjid di kampung saya dan ngajar mengaji. Karna bapak saya dari pesantren maka tak jarang yg meminta bapak saya untung memimpin tahlilan atau pengajian. Dan ada dari pihak ibu yang berjualan juga, seperti mamang saya, namanya mang nunung, ia berfropesi sebagai penjual soto di jakarta.
C. Nilai-Nilai dan sistem budaya yang di pergunakan di dalam kelurga besar.
Nilai-nilai budaya adalah nilai yang telah di sepakati dan di percayai oleh masyarakat sekitar dan tentunya tidak melanggar aturan agam islam.
Nilai budaya yang di terapkan oleh masyarakat kampung saya yaitu budaya bogor atau sunda. Seperti di betawi itu setiap hari raya membuat ketupat sayur, maka di daerah saya itu setiap keluarga membuat bakakak(ayam bakar) dan di bawa kemesjid untuk di doakan dan dimakan bareng-bareng satu kampung, tetapi yg ikut hanya anak laki-laki saja. Kemudian pada hari 10 terakhir bulan ramadhan biasanya ada malam isi dan malam kosong. Pada malam isi ini setiap warga membawa makanan berupa apa saja dan di bawa kemesjid untuk di doakan dan dimakan bareng-bareng, ketika malem kosong maka waraga hanya melaksanakan kegiatan seperti biasanya. Sedangkan nilai budaya yang di terapkan di keluarga saya yaitu,
menurut kepercayaan atau budaya keluarga kami , bapak saya melarang bepergian pada hari jum'at. Tapi sampai sekarang saya masih belum tau jelas apa alasannya. Mungkin takut jika nanti solat jum'atnya ketinggalan. Dan bapak saya percaya larangan bulan, jadi larangan bulan itu kaya pada hari tententu jangan membeli barang apapun, jika kita membeli maka barang tersebut cepat rusak. Kemudian pada hari raya idul fitri setelah melaksanakan solat ied biasanya kami sekeluarga bareng-bareng menuju makam kakek kami yg sudah tiada untuk berziarah.
Ø PENULISAN BERDASARKA WAWANCARA KUANTITATIF.
Ø PENULISAN BERDASARKAN WAWANCARA KELUAGA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar