Selasa, 13 Oktober 2015

Raudhatusshifa KPI 1B Tugas 5 "Keluarga Besar"

1.      Asal Usul

 

Saya Raudhatusshifa. Dilahirkan di Jakarta, 03 April 1997. Saya adalah keluarga keturunan "Betawi Gebrug". Dikatakan gebrug karena tempat tinggal saya Pondok Pinang, dahulu dinamakan "Kampung Gebrug". Saya anak pertama dari tiga bersaudara. Adik saya perempuan bernama Zalfa Arsyika dan Cindy Alyssia. Kami terlahir dari pasangan Hartono Zakaria dan Heny Suryani.

 

Ibu saya Heny Suryani, beliau adalah keturunan dari betawi gebrug. Lahir di Jakarta, 23 Mei 1977. Beliau menikah juga dengan laki – laki betawi, Hartono Zakaria namanya. Mereka menikah di Pondok Pinang tahun 1996. Dan bisa dikatakan bahwa saya dan adik – adik saya adalah warga asli betawi gebrug. Ibu saya adalah anak pertama dari empat bersaudara. Nenek (Emak) saya bernama Hj. Siti Hindun binti Na'tum, beliau lahir di Jakarta, 16 Desember 1960 menikah dengan kakek (Bapak) saya H. Sadelih bin H. Riih lahir di Jakarta, 13 Oktober 1955. Mereka juga orang asli Betawi Pondok Pinang. Encing (adik dari orang tua) saya bernama Helmi Supriastuti, Nana Muhaena dan Novi Hafsika Putri. Mereka juga lahir di Pondok Pinang. Cing Tuti menikah dengan orang asli betawi pondok pinang bernama Ma'mun, dan mempunyai dua anak laki – laki bernama Fakih Hibrizi dan Khalifah Farsya. Cing Nana menikah dengan laki – laki betawi bernama Soleh Al-Jufri dan mempunyai 1 anak laki – laki dan 1 anak perempuan bernama Sofiyu dan Kinantan. Dan yang terakhir Cing Puput. Beliau belum menikah. Tapi Insyaallah akan menikah tahun depan dengan laki – laki betawi bernama Ahmad Hakiki. Jadi, emak dan bapak mempunyai 7 cucu. 4 perempuan dan 3 laki – laki.

 

Ayah saya juga keturunan betawi gebrug. Lahir di Jakarta, 01 Februari 1970. Nenek (Umi) saya bernama Maswanih binti Nasan, beliau lahir di Jakarta, 28 Juni 1943 menikah dengan Alm Zakaria bin Abdurrahman (Aba). Mereka juga orang asli Betawi Pondok Pinang. Ayah saya adalah anak kelima dari 10 bersaudara. Anak pertama bernama Idrus bin Zakaria yang menikah dengan orang Ponorogo bernama Murniati dan mempunyai 3 anak perempuan. Anak kedua bernama Idris bin Zakaria yang menikah dengan wanita betawi gebrug bernama Dewi dan mempunyai 3 anak laki – laki dan 1 anak perempuan. Anak ketiga bernama Atih binti Zakaria menikah dengan laki – laki suku Jawa dan mempunyai 2 orang anak perempuan dan 1 anak laki – laki. Anak keempat bernama Udin bin Zakaria menikah dengan perempuan betawi dan mempunyai 4 anak perempuan. Anak kelima Ayah saya. Anak keenam laki – laki dan meninggal saat umur 5 tahun. Anak ketujuh bernama Lili bin Zakaria menikah dengan wanita gebrug dan mempunyai 1 anak laki – laki dan 2 anak perempuan. Anak kedelapan bernama Juna bin Zakaria menikah dengan wanita suku Jawa dan mempuyai 1 anak perempuan. Anak kesembilan bernama Herman bin Zakaria  menikah dengan wanita betawi dan mempunyai 2 anak laki – laki. Dan anak terakhir Khairul bin Zakaria menikah dengan wanita suku Jawa dan mempunyai 1 anak laki – laki. Jadi, umi dan aba mempunyai 8 anak laki – laki (1 meninggal) dan 1 anak perempuan. Mempunyai 24 cucu, 16 perempuan dan 8 laki – laki. Mempunyai 4 cicit. 2 perempuan dan 2 laki – laki.

 

Jadi, keluarga besar saya adalah keluarga besar Betawi Gebrug. Lahir dari orang tua suku betawi dan nenek kakek suku betawi. Meskipun banyak anak dan cucu Emak dan Umi yang telah berkeluarga dan tinggal jauh bersama keluarganya masing- masing, tetap saja karena jumlah anggota keluarga yang sangat banyak, dalam satu RT kampung saya didominasi oleh keluarga saya dan sisanya pindahan atau pendatang.

 

2.      Jaringan Sosial

 

Banyak orang bilang bahwa orang betawi adalah orang yang punya petakan kontrakan. Dan alhamdulillah dulu keluarga saya punya beberapa rumah yang dikontrakan. Tapi berhubung perekonomian keluarga melemah di tahun 2000, kontrakan itu di jual. Sekarang, keluarga hanya menjalankan arisan keluarga yang dilaksanakan sebulan sekali. Arisan ini dipegang oleh Bapak dan setiap bulannya bertempat di rumah – rumah saudara.

 

3.      Nilai- Nilai dan Sistem Sosial Budaya yang Dipergunakan di Dalam Keluarga

 

Dalam teori sosiologi, dikenal teori konflik sebagaimana yang telah dikemukakan Karl Max, menyatakan bahwa teoritisi konflik melihat apapun keteraturan yang terdapat dalam masyarakat berasal ‎dari ‎pemaksaan terhadap anggotanya oleh mereka yang ada di atas. Teori ini menekankan pada ‎pada ‎peran kekuasaan dalam mempertahankan ketertiban dalam masyarakat. ‎

 

Begitupula dalam keluarga. Setiap keluarga memiliki aturan tersendiri untuk menertibkan anggota keluarganya. Dalam keluarga saya, ada beberapa peraturan yang dari dini dibiasakan untuk dipatuhi, seperti:

1.      Menggunakan bahasa yang halus dan sopan, karena kebanyakan orang berfikiran bahwa suku betawi itu kasar

2.      Saling membantu  walaupun orang itu bukan dari suku betawi

3.      Menjaga nama baik keluarga betawi

4.      Mengaji walaupun harus mengulang agar tajwid dan bacaannya benar

5.      Maximal pulang malam jam 10

6.      Tidak melawan perkataan orang tua

7.      Belajar dengan giat agar menjadi Mahasiswa dan lulus sebagai sarjana di waktu yang tepat karena banyak orang mengatakan bahwa perempuan Betawi tidak bisa menjadi Sarjana

8.      Dan Lain Sebagainya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini