KELURGA BESARKU
ASAL-USUL
Keluarga adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antar individu tersebut.
Keluarga besar saya murni berdarah Jawa. Jawa Tengah dan Jawa Timur. Belum ditemukan satu keturunanpun yang selain darah Jawa Tengah dan Timur. Keluarga Ibu saya disebut keluarga Wangsa Dikrama, nama itu diambil dari nama Kakek buyut berpuluh-puluh tahun yang lalu. Berbeda dengan keluarga ayah saya. Keluarga ayah saya sudah tidak dikenal lagi nama keluarganya. Hidup keluarga ayah saya sudah terbilang modern, berbeda dengan keluarga ibu yang masih menganut kejawenan yang berdasar pada nenek moyang.
Ibu saya anak ke enam dari tujuh bersaudara. Ayah saya anak ke dua dari tiga bersaudara. Dari orang tua Ibu saya, saya adalah cucu ke empat belas. Dari orang tua ayah saya, saya adalah cucu ke empat. Di keluarga inti, saya adalah anak ke dua dari tiga bersaudara. Dalam keluarga besar saya, ada tiga pasang anak kembar, salah satunya ibu saya. Keluarga inti saya, satu-satunya yang berada di Tangerang. Ada dua kepala keluarga di Jakarta, dua lainnya di Kalimantan Barat, dan satu keluarga di Sumatera Utara. Namun, seperti yang sudah saya jelaskan, keturunan kami semua belum ada yang dari luar Jawa Tengah dan Jawa Timur.
JARINGAN SOSIAL
Dalam berkomunikasi, kami biasa menggunakan bahasa Indonesia. Namun para sepuh masih sering menggunakan bahasa Jawa. Kami sering berkumpul dengan lengkap jika ada upacara pernikahan dan upacara kematian. Kami jarang berkumpul bersama saat hari-hari raya. Saat lebaranpun kami yang berada di luar kawasan kampung halaman enggan berkumpul dikarenakan padatnya arus lalu lintas.
Keluarga kami sebagian besar bergerak di bisnis. Terutama bisnis kuliner. Keluarga ayah saya memiliki rumah makan Bakmi yang cukup besar dan ramai pengunjung. Bermula dari Kakek saya yang membangun seorang diri, sampai sekarang yang dikelola beberapa anaknya. Keluarga ibu saya hanya sebatas rumah makan khas Solo yang terbilang sederhana. Ada juga beberapa keluarga yang punya usaha busana dan aksesoris.
Kala berkumpul, kami para perempuan sering memasak masakan khas Jawa Tengah dan Jawa Timur atau hanya sekedar kue-kue kering.
NILAI-NILAI DAN SISTEM SOSIAL BUDAYA
Nilai sosial budaya adalah warisan adat istiadat dari leluhur yang dipertahankan hingga menjadi catatan sejarah. Tata nilai sosial budaya dapat diartikan sebagai pola cara berfikir atau aturan-aturan yang mempengaruhi tindakan dan tingkah laku sehari-hari.
Dalam keluarga saya, ada beberapa peraturan yang dari dini dibiasakan untuk dipatuhi, seperti:
· Menggunakan bahasa yang halus dan sopan
· Saling membantu sebisa mungkin
· Saling ramah
· Tidak bercanda/tertawa berlebihan
· Tidak saling menyinggung perasaan dalam berkata
· Tidak saling mengkhianati
· Menjaga nama baik satu sama lain
· Mematuhi setiap ucapan orang yang lebih tua, jika omongannya tidak baik, menjawab dengan bahasa yang bisa dipahami tanpa menyinggung
· Menghormati setiap pendapat dalam berdiskusi
· Menghormati setiap keputusan yang telah disepakati dalam berdiskusi
· Tidak berbicara yang tidak perlu saat di meja makan dan di kamar mandi
· Menghormati setiap masakan yang telah disediakan saat berkunjung
· Tidak mengadu suara piring dan sendok dan/atau garpu
· Menutup mulut saat mengunyah
· Tidak tidur di pagi hari
· Tidak tidur larut malam kecuali terpaksa
· Tidak pulang larut malam kecuali dalam keadaan darurat dan dengan izin
· Tidak pacaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar