Selasa, 13 Oktober 2015

Adita Roro lastamimi "Keluarga Besarku" Tugas Pengantar Sosiologi

Nama               : Adita Roro lastamimi
NIM                  : 11150510000096
Jurusan           : Jurnalistik 1A
Mata Kuliah     : Pengantar Sosiologi

"Keluarga Besarku"

1. Asal-usul Keluarga
  keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang direkat oleh ikatan darah,perkawinan,atau adopsi serta tinggal bersama. Para sosiologi berpendapat bahwa asal usul pengelompokkkan keluarga bermula dari peristiwa perkawinan. Dari sinilah pengertian keluarga dapat dipahami dari berbagai segi. Pertama, dari segi orang melangsungkan perkawinan yang sah serta di karuniai anak. Kedua, lelaki dan perempuan yang hidup bersama serta memilki seorang anak namun tidak pernah menikah . Ketiga dari segi hubungan jauh antaranggota keluarga, namun masih memilki ikatan darah. Keempat, keluarga yang mengadopsi anak dari orang lain. Keluarga merupakan guru pertama dalam mendidik manusia.
saya Adita Roro Lastamimi anak terakhir dari tiga bersaudara di keluarga saya, dan cucu ke 5 dari 29 cucu (Generasi ke 3) di keluarga Besar saya. Bapak saya I.U. Sudiarto (alm) anak kedua dari 5 bersaudara (dua perempuan 3 laki-laki), beliau asli keturunan Jawa. Beliau sudah tiada saat saya masih duduk dibangku kelas 5 SD. Sedikit yang saya ketahui tentang Keluarga Bapak saya, karna hubungan kami tidak terlalu baik setelah Bapak saya tiada. Dan ibu saya Dian Arnida Ilyas anak kedua dari 4 bersaudara (3 perempuan satu laki-laki) . Ibu saya berdarah keturunan Aceh dan Betawi, karna lama di Jakarta maka bisa dibilang Ibu saya orang Betawi. Nenek saya (pihak ibu) mempunyai satu kakak laki-laki yaitu Kakek Harimau dan satu adik perempuan yaitu Mbah Ida. Saat ini, Yang menjadi panutan di Keluarga Besar saya iyalah Kakek saya, Kakak dari nenek saya. Kakek saya adalah Tokoh Masyarakat Betawi, beliau jendral yang sangat sederhana dan memberikan banyak hal ilmu kehidupan kepada kami, cucu-cucunya. Mengenang dulu, kami bukan orang yang dikatakan mampu, tapi Uyut (almh) mendidik kakek, nenek dan mbah saya untuk bisa bertahan hidup di dalam kondisi apapun kita. Dan pelajaran itu diturunkan dari generasi ke generasi di keluarga kami.

2. Jaringan Sosial
Jaringan sosial merupakan suatu jaringan tipe khusus, dimana "ikatan" yang menghubungkan satu titik ke titik lain dalam jaringan adalah hubungan Sosial. Dalam sosiologi dikenal pula teori jaringan yang banyak di bahas tentang hubungan antara satu aktor (individu atau kelompok) dengan aktor lainnya. Salah satu ciri khas teori jaringan adalah pemusatan pemikiran pada tingkat makro, artinya aktor atau pelaku bisa saja individu (Wellman, 1983 dalam Ritzer, 2004), atau mungkin juga kelompok, perusahaan dan Masyarakat.
Jaringan Sosial yang dominan dilakukan Keluarga Besar saya ialah menjalin hubungan pengabdian pada Masyarakat. Beberapa ada yang menjadi Dokter, Wirausahawan, Dosen, Teknisi dan ada pula Pegawai Swasta. Namun, ibu saya bermitra dengan salah satu perusahaan kerabat dekatnya. Sebelumnya Bapak saya juga bermitra dengan banyak orang dan salah satu perusahaan di Jakarta. Dan karena keturunan Keluarga Besar saya banyak yang dibawah umur maka belum menjalin jaringan Sosial secara luas kecuali saat di Sekolah.

3. Nilai-nilai dan Budaya
Sedikit saya mewawancarai beberapa perwakilan om, tante, dan sepupu saya untuk melihat pandangan mereka tentang Nilai-nilai dan budaya yang ditanam kan pada keluarga kami sejak dulu. Berikut hasil wawancara saya tentang nilai-nilai dan budaya yang keluarga Besar saya terapkan kepada kami (cucu, anak, keponakan) ialah :
  • Keluarga saya seperti menganut teori Emile Durkem dimana kita harus menjalani hidup sesuai dengan peran dan fungsi nya masing-masing. Keluarga Besar saya pun demokratis, kami boleh menjadi apa yang kami ingin tapi tidak keluar dari peran (ada batasan) kami sebagai orang tua, tante, keponakan, anak, dan cucu.
  • Kami diajarkan pentingnya budaya silahturahmi, sehingga kami bisa menjalin hubungan dengan kerabat keluarga lebih erat lagi. Ini diimplementasikan pada agenda bulanan kami yaitu Pengajian Keluarga.
  • Kakek saya dengan kesederhanaanya mengajarkan kami sikap 'low profile' hidup dengan kesederhanaan dan bersikap layaknya padi.
  • Nilai yang patut diambil dari kisah Uyut (almh) ialah pekerja keras dan pantang menyerah.
  • Ada kata 'orangtua sentris' di dalam keluarga saya, bahasa kerennya 'orang tua selalu benar' Maksudnya, ilmu masih berasal dari orang yang dituakan.
  • Hal yang terpenting keluarga Besar saya adalah keluarga yang teguh akan niai-nilai ajaran Islam.
  • Prinsip kekeluargaan yang diajarkan sangat mempengaruhi karakter kami di luar konteks keluarga, yaitu saat di kantor, sekolah, dan Masyarakat.
  • Sikap mandiri dan saling menghormati juga terjalin diantara kami semua.
  • Sepupu-sepupu saya merasa keluarga ini sangat menyenangkan walau kadang masih ada sekat antar satu sama lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini