Senin, 14 Maret 2016

Rizky Arif Santoso_Sisi Gelap Pertumbuhan_Tugas 2

Nama               :           Rizky Arif Santoso

Jurusan            :           PMI 6

NIM                :           111 3054 000 001

 

SISI GELAP PERTUMBUHAN

 

Pertumbuhan teknologi yang berlebihan telah menciptakan suatu lingkungan dimana kehidupan menjadi tidak sehat baik secara fisik maupun secara mental. Udara yang tercemar,suara yang mengganggu, kemacetan lalu lintas, bahan pencemar kimia, bahaya radiasi, dan banyak sumber stres fisik dan psikologis telah menjadi bagian kehidupan sebagian besar dari kita sehari hari. Bahaya kesehatan yang multi segi bukan hanya akibat samping kemajuan teknologi yang bersifat incidental;bahaya itu merupakan ciri integrasi sistem ekonomemi yang tergoda pertumbuhan dan perluasan, yang terus menerus meningkatkan teknologi tingginya dalam rangka meningkatkan produkvitas.

Love canal adalah suatu parit yang sudah tdak dipakai lagi di daerah prmukiman air terjun Niagara, New York, yang digunakan semula eberapa tahun sebagai tempat pembuanagan sampah kimia beracun. Racun-racun kimia itu mencemari badan-badan air di sekitarnya, merembees ke dalam halaman-halaman yang berdekatan dan mengeluarkan uap beracun, yang menyebabkan tingkat cacad lahir, kerusakan hati dan ginjal, gangguan pernapasan, danberbagai bentuk kanker yang tinggi antara pemukim di daerah itu.

Cerita love canal pertama dikumpulkan oleh Michael brown,seorang reporter dari Niagara gazette. Badan perlindungan lingkungan Amerika Serikat (EPA) memperkirakan pada tahun 1979 bahwa terdapat lebih dari 50.000 tempat yang diketahui sebagai penyimpanan atau penguburan bahan bahan berbahaya, dan kurang dari 7% telah mrendapatkan pembuangan yang sesuai.

Alasan dari kelalaian ini sangat sederhana, sementara produksi barang-barang konsumen yang boros itu enguntungkan bagi pengusaha pabrik. Selama beberapa decade industry kimia membuang sampahnya ke dalam tanah tanpa pengamanan yang memadai dan praktek tidak bertanggung jawab ini kini telah mengakibatkan  ribuan tempat pembuangan sampah kimia yang berbahaya, "bom waktu beracun" yang mungkin menjadi salah satu ancaman paling serius tahun 1980-an.

Sementara pengusaha membuat pernyataan dalam berbagai kampanye yang mengiklankan secara licin bahwa "kehidupan tidak mungkin berlangsung tanpa bahan kimia" semakin banyak orang menyadari bahwa industry kimia telah merusak kehidupan dan bukan sebagai penoopang hidupnya. Energy yang tak dapat diperbarui yang berasal dari bahan bakar fosil, menggerakkan sebagian besar proses produksi kita, dan dengan menurunnya sumber daya alam itu energy sendiri telah menjadi sumber daya yang langka dan mahal. Negara-negara industry dunia telah mengeksploitasi sumber daya bahan bakar fosil yang tersedia dengan ganasnya. Proses produksi energy ini memilki potensi untuk menimbulkan gangguan-gangguan ekologis dan penderitaan manusia yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pengangkutan minyak lintas laut yang tak jarang menyebabkan minyak bertumpahan ke laut tidak hanya telah mencemari sebagian besar pantai-pantai Eropa yang indah, tetapi juga mengganggu secara serius siklus makanan laut dan oleh karena itu menciptakan bahaya-bahaya ekologis yang belum banyak dipahami. Selain itu, pertambangan dibawah tanah menyebabkan kerusakan hebat pada kesehatan tenaga kerja tambang.

Kerusakan paling baik terhadap ekologis maupun kesehatan manusia ialah pembakaran batu bara, pabrik-pabrik pembakaran batubara memancarkan asap, debu, gas dan berbagai senyawa organik dengan jumlah yang besar diantaranya SO2 (Sulfur Dioksida) yang menyebabkan penyakit paru-paru. Selain itu, ada senyawa NO2 (Nitrogen Dioksida) yang merupakan unsur utama dalam pencemaran udara dari mobil, dengan kata lain satu pabrik batubara ketika proses pembakaran sama halnya dengan beberapa ratus ribu mobil.

Sulfur dan Nitrogen oksida selain berbahaya bagi kesehatan orang-orang, juga menimbulkan sifat asam pada hujan. Gas-gas yang bercampur dengan udara (oksigen dan uap air) berubah menjadi asam sulfur dan asam nitrit. Negara seperti New England Timur, Kanada Timur, dan Skandinavia ialah bagian negara yang terkena dampak polusi ini. Ketika hujan asam turun di danau, maka ikan, serangga, tumbuh-tumbuhan dan bentuk kehidupan lainnya akan mati dan lambat laun danau itu akan mati akibat keasaman yang tak dapat dinetralisir.

Selama tahun 1970-an dunia benar-benar sadar akan habisnya bahan bakar fosil global, dan dengan merosotnya sumber-sumber energy konvensional untuk jadikan tenaga nuklir sebagai sumber energy alternatif. Apa itu energi ? energi merupakan parameter keseimbangan sosial dan ekologis yang signifikan. Maknanya ialah semakin banyak energy tidak hanya akan mempercepat proses menghabiskan mineral, logam, hutan dan ikan, tapi juga akan semakin banyak polusi yang beracun, semakin banyak ketidakadilan social, lebih banyak kanker, dan lebi banyak kejahatan. Maka itu yang kita perlukan untk mengatasi krisis ini, bukanlah lebih banyak energy melainkan perubahan besar terhadap nilai-nilai, sikap dan gaya hidup.

Maka bisa kita ketahui bahwa penggunaan tenaga nuklir sebagai sumber energy merupakan kebodohan belaka. Dampak ekologinya jauh lebih besar dibandingkan dengan dampak ekologi dari produksi batubara dalam skala besar. Hal tersebut bukan hanya mengancam lingkungan alam kita selama ribuan tahun melainkan juga memusnahkan seluruh spesies manusia.

Potensi kerusakan global melalui perang nuklir merupakan ancaman tenaga nuklir yang terbesar terhadap lingkungan. Jika kita tak mampu mencegah terjadinya perang nuklir, semua perhatian lain tentang lingkungan akan menjadi bersifat akademik murni. Tapi bahkan tanpa bencana nuklir pun, dampak lingkungan tenaga nuklir jauh melebihi bahaya lain dari teknologi kita, kecelakaan kecelakaan nuklir telah mengancam kesehatan dan jecaman ratusan ribu orang dan zat radioaktif terus menerus meracuni lingkungan alam kita.

Latar belakang terjadinya kegilaan nuklir ini adalah penekanan yang terlalu kuat pada keeksisan suatu negara dalam mengendalikan dan berobsesi menjadi penguasa. Bahaya-bahaya keehatan dari tenaga nuklir merupakan bahaya alam ekologis dan berlaku pada skala yang besar. Dalam organisme manusia zat ini mencemari lingkungan internal dengan banyak konsekuensi jangka menengah dan jangka panjang. Kanker cenderung berkembang setelah sepuluh hingga empat puluh tahun serta penyakit genetik dapat muncul pada generasi yang akan datang.

Ilmuan dan insinyur sangat sering tidak dapat menangkap bahaya-bahaya tenaga nuklir itu secara penuh, yang disebabkan antara lain oleh karena ilmu dan teknologi kita selalu menghadapi kesulitan dengan konsep-konsep. Semuanya terbiasa dengan pendekatan yang terpecah-pecah dan masing-masing kelompok hanya memperhatikan masalah-masalah yang didefinisikan secara sempit.

Dalam proses penghasilan energy dari tenaga nuklir, baik pekerja maupun lingkungan tercemar oleh zat-zat radioaktif atau yang dinamakan siklus bahan bakar. Siklus ini dimulai dari penambangan, pengilingan, pengoperasian, pemeliharaan reaktor dan berakhir dengan penanganan penyimpanan sampah nuklir. Zat radioaktif tersebut lepas ke lingkungan dengan setiap tahap proses itu mengeluarkan partikel alfa salah satunya zat plutonium yang tetap beracun selama setengah juta tahun (500.000 tahun) dan mampu menembus kulit dan merusak sel-sel tubuh.

Salah satu kemungkinan terburuknya ialah melelehnya reaktor nuklir dimana keseluruhan massa uranium yang leleh akan terbakar melalui tangka dan terus ke perut bumi yang berpeluang memicu ledakan uap yang menghamburkan bahan radioaktif yang mematikan sama halnya bom atom. Akibatnya ribuan orang akan mati karena keterbukaan radiasi secara seketika, dan parahnya menyebabkan kematian dua-tiga minggu karena penyakit radiasi akut dan dampak besarnya kawasan daratan tercemar dan tak dapat dihuni selama ribuan tahun.

Jadi pada dasarnya kegiatan manusia yang mengusungkan kemajuan dan meningkatkan kesejahteraan, pada kenyataannya sangatlah bertolak belakang dengan fakta yang terjadi di lapangan. Kemajuan berbasis teknologi tak lepas dari bahan kimia yang selalu hasil proses akhirnya menimbulkan polusi bagi ekologi manusia maupun alam. Seiring majunya kecanggian teknologi buatan manusia juga didampingi kerusakan alam yang merugikan banyak nyawa organisme kehidupan. Tak ada teknologi manusia yang dapat menciptakan wadah yang aman selama rentan waktu yang lama. Dan memang belum ada metode yang tepat dan permanen untuk pembuangan ataupun penyimpanan sampah nuklir sekalipun. Walaupun banyak berjuta-juta dollar yang dihabiskan, namun selama tiga decade penelitian tetap banyak terjadi kebocoran dan kecelakaan yang berdampak pada keselamatan ekosistem maupun ekologinya.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini