METODOLOGI PENELITIAN DAKWAH
Nama : Selvi Claudia Rahmatika
NIM : 11140530000039// MD 4B
Indonesia sepertinya tidak akan pernah kehabisan para da'i-da'i entertaitmen yang dianggap beberapa orang cocok dijadikan sebagai suri tauladan masyarakat. Namun tahukah kalian beberapa dari para pendakwah entertaitmen ini hanya menjual wajah dan kepandaian bertutur katanya untuk menarik perhatian masyarakat, sebagian ilmu yang beliau sampaikan hanya melekat ketika beliau berbicara di depan media dan ketika pengajian itu telah selesai ilmu yang beliau sampaikan kebanyakan tidak di realisasikan oleh para jama'ahnya.
Berbeda dengan para pendakwah Islam yang berdakwah melalu cara-cara sederhana yang dapat menarik perhatian masyarakat yang benar-benar haus ilmu akan pelajaran agama. Hal ini biasanya di lakukan oleh para ustadz-ustadz salafi yang tidak perlu media untuk mengenalkan dirinya.
Salah satunya bernama Ustadz Jajang Abdullah, beliau adalah salah seorang guru sesepuh yang mengajar santri maupun guru-guru yang ada di Pondok Pesantren Darul Muttaqien. Beliau adalah guru yang sangat bijaksana lagi arif dalam kesehariannya, beliau mengajar pelajaran Tafsir Jalalalain, kitab Ta'lim muta'lim, Bulughul Maram dan beberapa yang berkaitan dengan tulisan arab gundul.
Menurut tiga dari sekian ratus jama'ahnya beliau adalah sosok yang sangat pantas dijadikan panutan. Cara beliau memberikan ilmu kepada muridnya sangatlah jelas, ilmu yang beliau ajarkan selalu sampai ke hati dan selalu teringat oleh para muridnya. Hal ini terbukti ketika peneliti mencoba ikut bergabung dalam salah satu pengajian rutin mingguannya yang jama'ahnya sendiri adalah beberapa alumni Pondok Pesantren Darul Muttaqien, dari pada pengajian kitab kuning yang beliau kupas ada banyak sekali pelajaran yang di dapat, terbukti juga ketika tidak ada seorangpun yang mengantuk dalam kajian kitab kuning malam itu. Tidak jarang juga orang-orang yang mempunyai masalah dalam kehidupannya mendatangi kediaman beliau untuk meminta solusi atau sekedar nasihat.
Beliau sangat memuliakan tamu-tamunya, beberapa kali ketika ada seorang (maaf) PSK datang menemui beliau di tengah malam untuk kembali pada jalan yang benar, beliau tetap membukakan pintu dan memberikan wanita itu suguhan sama seperti tamu lainnya. Wanita itu berkata ia ingin segera bertaubat karena ia suatu malam ketika ia tidak sengaja lewat di depan masjid dimana tempat biasa beliau membuka kajian kitab kuning beiau sedang membahas tentang aab wanita yang tidak menutup aurat. Seketika itu pula wanita PSK yang awalnya ingin bekerja mencari uang haram kembali ke kontrakannya lalu merenungkan apa yang dikatakan oleh ustadz Jajang tersebut.
Salah satu ciri ustadz Jajang yang berbeda dengan ustadz pada umumnya yaitu ketika ia sedang berbicara dengan yang bukan muhrimnya beliau selalu memejamkan matanya atau mengalihkan pandangannya ke arah lain. be;iau selalu menjaga wudhu dan pandangannya. Tidak hanya itu, ketika para ulama besar kabupaten Bogor mengadakan pertemuan silaturahmi beliau selalu di undang menggunakan undangan khusus.
Salah satu guru yang sangat berjasa, salah satu guru yang selalu diingat oleh para alumni, para santri Pondok Pesantren Darul Muttaqien Parung-Bogir adalah beliau. Ustadz Jajang memiliki lima anak yang terdiri dari dua laki-laki dan tiga perempuan, dua menantunya adalah seorang ustadz dan ustadzah muda yang juga sangat berbakat meneruskan jejak dakwah beliau.
Walaupun umur beliau sudah cukup tua, namun beliau tetap di segani oleh guru-guru pengajar atau ustad dan ustadzah yang lebih muda darinya, bahkan tak jarang kiayi pimpinan Pondo Pesantren meminta nasihat atau tanggapan kepada beliau tentang masalah yang sedang di hadapi. Dari didikan beliau-lah lahir pemuda-pemudi yang sangat bermanfaat di masyarakat, beberapa di antara murid beliau kini selalu aktif untuk juga mengajar kitab kuning di lingkungannya, ada juga yang mmenjadi da'i entertaitmen.
Tentu saja kita sudah tidak asing dengan ustadz kondang yang sering muncul di televisi sebagai ustadz muda yang tampan dan juga mempunyai kesan humor yang baik, beliau adalah ustadz Zaki Mirza. Ya, ustadz Zaki Mirza atau yang sering di sapa dengan sebutan bang Jek ini dulunya adalah salah satu murid ustadz Jajang Abdullah. Hal ini sangat membuktikan bahwa kebanyakan murid beliau sukses dalam melanjutkan estafet dakwah Islam ke banyak lingkungan.
"Terimakasih ustadz Jajang, ilmumu akan selalu tersimpan dan kami realisasikan dalam kehidupan kami. Terimakasih banyak, harapan kami agar Allah selalu memberikan ridho-Nya padamu dan semoga Allah memperpanjang umurmu untuk tetap mengajar kami yang haus akan ilmu." Begitulah kira-kira ucapan salah seorang muridnya yang sudah hampir tujuh tahun belajar dengan beliau.
Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa untuk menjadi sosok yang layak dijadikan panutan tidak hanya karena banyaknya media yang meliput, namun dari kesederhanaan keseharian kitalah yang membuat kita sadar kita adalah panutan untuk anak-anak kita kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar