TEORI KRITIS
Teori kritis adalah produk sekelompok neo- Marxis Jerman yang tak puas dengan keadaan teori Marxian, terutama kecenderungannya menuju determinisme ekonomi. The Institute of Social Research, organisasi yang berkaitan dengan teori kritis ini resmi didirikan di Frankfurt, Jerman, 23 Februari 1923. Teori kritis telah berkembang melampaui batas aliran Frankfurt. Teori kritis berasal dari dan sebagian besar berorientasi dengan ke pemikiran Eropa, meski pengaruhnya tumbuh dari sosiologi Amerika.
Kritik Utama terhadap Kehidupan Sosial dan Intelektual
Teori kritis terdiri dari kritik terhadap beberapa aspek kehidupan sosial dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah mengungkapkan sifat masyarakat secara lebih akurat.
Kritik terhadap teori Marxian. Teori kritis ini sangat terganggu oleh pemikiran Marxian penganut determinisme ekonomi yang mekanistis. Beberapa orang diantaranya mengkritik determinisme yang tersirat di bagian tertentu pemikiran Marx,tetapi pemikiran mereka sangat ditekankan pada neo- Marxis terutama karena mereka telah menafsirkan pemikiran Marx terlalu mekanistis. Teori kritis tidak menyatakan bahwa determinisme ekonomi keliru, ketika memusatkan pada bidang ekonomi, tetapi karena mereka seharusnya juga memusatkan perhatian pada aspek kehidupan sosial yang lain.
Kritik terhadap positivisme. Kritik terhadap postivisme sekurangnya sebagian berkaitan dengan kritik terhadap determinisme ekonomi karena beberapa pemikiran determinisme ekonomi menerima sebagian atau seluruh teori positivisme tentang pengetahuan. Penganut positivisme yakin bahwa pengetahuan bersifat netral. Mereka merasa bahwa dapat mencegah masuknya nilai- nilai kemanusiaan ke dalam pemikiran mereka. Selanjutnya akan menimbulkan pandangan bahwa ilmu tak berada dalam posisi mendukung bentuk tindakan sosial khusus apapun. Aliran kritis menentang positivisme karena berbagai alasan. Pertama, positivisme cenderung melihat kehidupan sosial sebagai proses alamiah. Positivisme diserang karena berpuas diri hanya dengan menilai alat untuk mencapai tujuan tertentu, dan karena tak membuat penilaian serupa terhadap tujuan. Kritik ini mengarahkan pada pandangan bahwa positivisme berwatak konservatif, tak mampu menantang sistem yang ada.
Kritik terhadap sosiologi. Sosiologi diserang karena "keilmiahannya", yakni karena menjadikan metode ilmiah sebagai tujuan di dalam dirinya sendiri. Selain itu sosiologi juga dituduh menerima status quo. Aliran kritis berpandangan bahwa sosilogi tak serius mengkritik masyarakat, tak berupaya merombak struktur sosial masa kini. Menurut aliran kritis, sosiologi telah melepaskan kewajibannya untuk membantu rakyat yang tertindas oleh masyarakat masa kini. Seperti dikatakan Zoltan Tar, sosiologi menjadi " bagian integral masyarakat yang ada ketimbang menjadi alat untuk mengkritiknya dan menjadi ragi untuk pembaruan ".
Kritik terhadap masyarakat modern. Kebanyakan teori Marxian awal secara tegas tertuju ke bidang ekonomi, sedangkan aliran kritis menggeser orientasinya ketingkat kultural mengingat kultural dianggap sebagai realitas masyarakat kapitalis modern. Artinya, tempat dominasi dalam masyarakat modern telah bergeser dari bidang ekonomi ke bidang kultural. Seperti dijelaskan Trent Schroyer, pandangan aliran kritis adalah bahwa dalam masyarakat modern penindasan dihasilkan oleh rasionalitas yang menggantikan eksploitasi ekonomi sebagai masalah sosial dominan. Menurut teoritis kritis, rasionalitas formal tak mencerminkan perhatian mengenai cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut pandangan Marcuse, meski tampaknya rasionalitas diwujudkan, masyarakat ini secara keseluruhan adalah tak rasional secara keseluruhan (irasional). Aliran kritis terutama memusatkan perhatian pada satu bentuk rasionalitas formal – teknologi modern. Menurut Marx, teknologi bukanlah sebuah masalah bawaab dank arena itu dapat digunakan untuk membangun masyarakat yang lebih baik.
Kritik terhadap kultur. Teori kritis melontarkan kritik dalam "industri kultural", yakni struktur yang dirasionalkan dan dibirokratisasikan. Ada dua hal paling dicemaskan oleh pemikir kritis mengenai industri kultur ini. Pertama, mereka mengkhawatirkan mengenai kepalsuannya. Kedua, teoritis kritis terganggu oleh pengaruh yang bersifat menentramkan, menindas, dan membius dari industri kultur terhadap rakyat. Aliran kritis juga tertarik pada "industry pengetahuan", yang mengacu kepada entitas- entitas yang berhubungan dengan produksi pengetahuan (misalnya, universitas dan lembaga penelitian) yang menjadi struktur otonom di dalam masyarakat.
Kritik terhadap teori kritis. Sejumlah kritik telah diajukan kepada teori kritis. Pertama teori kritis dituduh bersifat ahistoris, meneliti berbagai peristiwa tanpa banyak memperhatikan pada konteks sejarah dan komparatifnya pada tahun 1930-an dan antisemitisme pada tahun 1940-an, pemberontakan mahasiswa pada tahun 1960-an. Ini adalah kritik terhadap semua teori Marxian, yang semestinya historis dan komparatif. Kedua, aliran kritis, seperti telah kita lihat umumnya mengabaikan ekonomi. Ketiga, teoritis kritis cenderung berargumen bahwa kelas pekerjaan telah hilang sebagaimana halnya kekuatan revolusioner, pandangan yang bertentangan dangan analisis Marxian tradisional. Jika ia menjadi aliran yang berbeda, itu disebabkan banyak dari ide- ide dasarnya sampai pasa Marxisme, sosiologi neo-Marxian, dan bahkan sosiologi arus utama.
Teori kritis dewasa ini
Tekno- Kapitalisme.Teori Kellner didasarkan atas premis bahwa kita belum lagi bergerak kea bad post-modern atau post-industri, tetapi masih berada di zaman kapitalisme yang terus merajalela seperti dimasa jayanya teori kritis. Kellner mendefinisikan tekno- kapitalisme sebagai:
Konfigurasi masyarakat kapitalis di mana teknik, ilmu pengetahuan ilmiah, otomatis, computer, dan teknologi tinggi, berperan penting dalam proses produksi dan sejajar dengan peran tenaga manusia, mekanisasi, dan mesin-mesin di era sebelum kapitalisme, dan juga menghasilkan cara-cara mengorganisir masyarakat dan bentuk kultur serta kehidupan sehari-hari yang baru.
Dalam masyarakat tekno-kapitalisme, posisi Negara dan kultur dipandang otonom, setidaknya sebagian. Ia pun menolak pandangan yang menyatakan tekno-kapitalisme sebagai tahap baru dala sejarah; sebaliknya ia melihat sebagian konfigurasi atau konstelasi baru di dalam kapitalisme. Seksi ini akan ditutup dengan deskripsi Kellner tentang tekno-kultur karena perhatian terhadap kultur menjadi sasaran perhatian utama teori kritis:
Tekno-kultur mencerminkan konfigurasi kultur massa dan masyarakat konsumen dimana barang konsumsi, film, televisi, citra massa, dan informasi yang dikomputerisasikan menjadi bentuk kultur dominan di seluruh dunia maju dan makin menjalar ke masyarakat sedang berkembang. Dalam tekno-kultur ini, citra dan tontonan dan komoditi estetika menjadi bentuk kultur baru yang menjajah kehidupan sehari-hari dan mengubah hubungan politik ekonomi dan social. Dalam semua bidang kehidupan ini teknologi sangat fundamental dan makin besar perannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar