Minggu, 30 September 2012

Teori Kritis Marx_Marxian_Agita Surya Pertiwi_Jurnalistik 1A

TEORI KRITIS MARX-MARXIAN
               Teori kritis adalah produk sekelompok neo-Marxis jerman yang tak puas dengan keadaan teori Marxian, terutama kecenderungannya menuju determinisme ekonomi. The Institute of Social Research, organisasi yang berkaitan dengan teori kritis ini resmi didirikan di Frankfurt, Jerman, 23 Februari 1923. Teori kritis ini berasal dari sebagian besar berorientasi kepemikir Eropa, meski pengaruhnya tumbuh dalam sosiologi Amerika (Marcus, 1999; Van den Berg 1980).
 
Kritik Utama terhadap Kehidupan Sosial dan Intelektual
               Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik terhadap berbagai aspek kehidupn sosial dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah mengungkapkan sifat masyarakat secara lebih akurat ( Bleich, 1977).
               Kritik Terhadap Teori Marxian. Teori kritis mengambil kritik terhadap teori marxian titik tolaknya. Teori kritis ini merasa sangat terganggu oleh pemikir Marxis penganut determinisme ekonomi yang mekanistis. Teoritisi kritis tak menyatakan bahwa determinasi kritis keliru, ketika memusatkan pada bidang ekonomi.  Selain menyerang teori Marxian lain, aliran kritis mengkritik masyarakat seperti bekas Uni Soviet yang pura-pura dibangun berdasarkan teori Marxian (Marcuse, 1958).
               Kritik terhadap Positivisme. Kritik terhadap positivisme sekurangnya sebagian berkaitan dengan kritik terhadap determinisme ekonomi karena beberapa pemikir determinisme ekonomi menerima sebagian atau seluruh teori posotivisme tentang pengetahuan. Penganut positivisme yakin bahwa pengetahuan bersifat netral. Mereka merasa bahwa mereka dapat mencegah masuknya nilai-nilai kemanusiaan kedalam pemikiran mereka. Keyakinan ini selanjutnya menimbulkan pandangan bahwa ilmu tak berada dalam posisi mendukung bentuk tindakan sosial apapun.
               Aliran kritis menentang positivisme karena berbagai alasan. Salah satunya yaitu, positivisme cenderung melihat kehidupan sosial sebagai proses alamiah, singkatnya positivisme dianggap mengabaikan aktor, menurunkan aktor kederajat yang pasif yang ditentukan oleh kekuatan alamiah. Positivisme diserang karena berpuas diri hanya dengan menilai alat untuk mencapai tujuan tertentu.
               Kritik tehadap sosiologi. Sosiologi diserang karena "keilmiahannya" yakni karena menjadiakan metode ini sebagai tujuan didalam dirinya sendiri. Aliran kritis berpandangan bahwa sosiologi tak serius mengkritik masyarakat.
               Menurut anggota aliran ini, sosiolog lebih memperhatikan masyarakat sebagai satu kesatuan ketimbang memperhatikan individu dalam masyarakat maka mereka mengabaikan interaksi individu dan masyarakat. Namun, pandangan ini menjadi landasan serangan aliran kritis terhadap sosiologi. Karena mengabaikan individu sosiologi dianggap tak mampu mengatakan sesuatu yang bermakna tentang perubahan politik yang dapat mengarahkan kesebuah masyarakat manusia yang adil.
               Kritik terhadap Masyarakat Modern. Tempat dominasi dalam masyarakat modern telah bergeser dari bidang ekonomi ke bidang kultural. Pemikiran kritis telah dibentuk tak hanya oleh teori Marxian, tetapi juga oleh teori Weberian. Aliran kritis jelas tak mengadopsi pembedaan weber antara rasionalitas formal dan rasionalitas subjektif. Cara berfikir teknokratis berbeda dri cara berfikir nalar atau reason, yang dalam pikiran teori kritis menjadi tumpuan harapan masyarakat. Meskipun kehidupan modern kelihatan rasional, aliran kritis memandang masyarakat modern penuh dengan ketidak rasionalan. Sebenarnya ia memandang teknologi modern berperan penting sebagai metode pengendalian eksternal terhadap individu yang baru, lebih efektif dan bahkan lebih menyenangkan. Contoh utamanya adalah penggunaan televisi untuk mensosialisasikan dan menentramkan penduduk.
               Kritik terhadap Kultur. Teoritisi kritis melontarkan kritik pedas terhadap apa yang mereka sebut "industri kultur". Ada dua hal yang paling dicemaskan oleh pemikir kritis mengenai industri kultur ini. Pertama, mereka mengkhawatirkan mengenai kepalsuannya. Mereka membayangkan sebagai sekumpulan paket gagasan yang diproduksi secara masal dan disebarkan ketengah tengah masa melalui media. Kedua, teoritisi kritis terganggu oleh pengaruh yang bersifat mententramkan, menindas dan membius dari industri kultur terhadap rakyat. Sebagian besar teori kritik (seperti rumusan asli Marx adalah sejalan dengan analisis kritis). Meskipun teori kritis juga mempunyai sejumlah minat positif tetapi lebih banyak memberi kontribusi yang lebih kritis ketimbang kontribusi positif.
 
Kontribusi-Kontribusi Utama
               Subjektivitas. Kontribusi besar dan aliran kritis adalah usahanya untuk mengorientasikan teori marxian kearah subjektif. Kontribusi subjektif dan aliran kritis adalah pada tingkat individu dan kultural. Salah satu perhatian aliran kritik pada tinggkat kultural adalah apa yang disebut habbermas(1975) sebagai legitimasi. Ini dapat didefinisikan sebagai sistem ide yang dihasilkan oleh sistem politik, dan secara teoritis, oleh sistem lainnya, untuk mendukung eksistensi sistem. Mereka didesain untuk "memistifikasi" sistem politik, mengaburkan apa yang sesungguhnya terjadi.
               Yang penting disini adalah usaha oleh teoritisi kritis, terutama Marcuse (1969), untuk mengintegrasikan pandangan Ferud pada tinggkat kesadaran (dan ketidak sadaran) dengan interpretasi teori kritis terhadap kebudayaan. Friedman (1981) mengatakan bahwa teoritisi kritis mengambil tiga hal daari karya Freud: (1) struktur psikoogis untuk dipakai mengembangkan teori-teori mereka, (2) pemahaman psikopatologi yang membuat mereka bisa memehami dampak negatif masyarakat modern dan kegagalannya unutk mengembangkan kesadaran revolusioner, (3) kemungkinan liberasi fisik (Friedman,1981).
               Dialetika. Fokus positiv utama kedua dari teori kritis adalah  minat pada dialetikan (ide ini dikritik dari sudut panadang Marxisme analitik yang akan dibahas dibab ini) secara umu, dan variasi dari maninfestasi spesifiknya. Pendekatan ini melibatkan penolakan terhadap fokos pada setiap aspek "spesifik" dari kehidupan sosial, khususnya sistem ekonomi, diluar konteksnya yang lebih luas.
               Ide ini mengandung komponen diakronik dan sinkronik. Pandangan sinkronik membawa kita pada hubungan antar komponen masyarakat didalam totalitas kontenporer. Pada diakronik memuat perhatian pada akar sejaraah dari masyarakat dewasa ini dan kemungkinan masa depannya (Bauman,1976). Teoritisi kritis juga memikirkan tentang masa depan, tetapi dengan mengikuti pemikiran orisinil Marx, mereka menolak menjadi utopian; mereka menitik beratkan pada kritik dan mengubah masyarakat kontenpprer (Alway,1995).
               Pengetahuan dan Kepentingan Manusia. Salah satu perhatian dealektika paling terkenal dari teori kritik adalah minat Jurgen Habermas. Habermas membedakan tiga sistem pengetahuan dan kepentingannya yang saling berhubungan. Tipe pertama dari pengetahuan itu adalah ilmu analitik, atau sistem saintifik positivik klasik. Tipe kedua adalah pengetahuan humanistik, dan kepentingannya adalah untuk memahami dunia. Dan tipe yang ketiga adalah pengetahuan kritis, yang di dukung oleh Habermas dan aliran Frankfurt pada umumnya.
 
Kritik terhadap Teori Kritis
               Sejumlah kritik telah diajukan kepada teori kritik (Bottomore,1984). Pertama, teori kritis dituduh bersifat ahistoris, meneliti berbagai peristiwa tanpa banyak memperhatikan pada konteks sejarah dan komparatifnya, pemberontakan mahasiswa pada 1960an. Kedua, akhiran kritis, umumnya mengabaikan ekonomi. Ketiga, teoritisi kritik cenderung berargumenbahwa kelas pekerjaan telah hilang sebagaimana halnya kekuatan revolusioner, pandangan yang bertentangan dengan analisis Marxian tradisional.
 
Ide-ide Jurgen Habermas
               Perbedaannya dengan marx. Tujuannya selama bertahun-tahun adalah "mengembangkan program teori yang saya pahami sebagai rekontruksi materialisasi historis" (1979:95). Habermas mengambil titik tolak marx sebagai titik awalnya sendiri. Akan tetapi, habermas mengatakan bahwa Marx telah gagal untuk mengadakan antara dua komponen analitik yang berbeda-kerja dan interaksi (atau aksi komunikatif) sosial (atau simbolik). Menurut pandangan Habermas, Marx cenderung mengabaikan yang disebut belakangan dan hanya membahas pada kerja.
Dibawah nama "tindakan rasional-purposif" Habermas membedakan antara tindakan instrumental dengan tindakan strategis. Keduannya melibatkan pencarian kepentingan diri yang diperhitungkan. Tujuan tindakan rasional-purposif adalah untuk mencapai tujuan, sedangkan tujuan dari tindakan komunikatif adalah mencapai pemahaman komunikatif (Ftryker,1998).
               Rasionalisasi. Bentuk rasionalisasi ini seperti menurut Weber dan Marx adalah masalah besar dalam kehidupan modern. Namun persoalannya adalah ada rasionalisai tindakan rasional-purposif, bukan rasionalisasi pada umumnya. Rasionalisasi tindakan komunikatif berperan penting membebskan komunikasi dari dominasi, memerdekakan dan membuka komunikasi. Rasionalisasi disini meliputi emansipasi. Ditingkat normal sosial, rasionalisasi mencakup penindasan normatif dan kekakuan serta meningkatkan fleksibilitas dan refleksifitas individual.rasionalisasi berarti menyingkirkan perintangan yang menyebabkan distorsi komunikasi, tetapi lebih umum  lagi berarti sistem komunikasi yang menyajikan gagasan secara terbuka dan terbuka pula terhadap kritik.
               Komunikasi. Habermas membedakan antara tindakan komunikatif yang telah dibahas diatas dan diskursus (dicourse). Diskursus adalah bentuk komunikasi yang dipisahkan dari konteks pengalaman dan tindakan, dan mempunyai struktur yang meyakinkan. Secara teoritis konsensus muncul dalam diskursus (dan tindakan komunikatif) ketika empat tipe pernyataan kebenaran dikemukakan dan diakui oleh peserta intraktif. Pertama, ucapan pembicara dapat dimengerti. Kedua, pernyataan yang dikemukakan pembicara dapat dipercaya. Ketiga, pembicara diyakini benar dalam mengemukakan pernyataan. Keempat, pembicara benar mengucapkan demikian. Konsensus muncul bila semua kebenaran yang dinyatakan ini diungkapkan dan diterima.
tekno-kapitalisme.Teori Kellner didasarkan atas premis bahwa kita belum lagi bergerak ke abat post-modern atau post-industri, tetapi masih berada dizaman kapitalisme yang merajarela seperti dimasa jayanya reori kritis, Kellner mendifinisikan rekno-kapitalisme sebagai: konfigurasi masyarakat, ilmu pengetahuan ilmiah, otomatisasi, komputer, dan teknologi tinggi, berperan penting dalam proses produksi.
Menurut istilah teknis Marxian, dalam masyarakat tekno-kapitalisme,"modal konstan berangsur-angsur menggantikan modal fariabel seperti tercermin dari rasio antara teknologi dan tenega jerja yang makin meningkat dengan mengorbankan input tenaga kerja manusia. Menurut Kellner perankunci teori kritis tak hanya sekedar melancarkan kritik, tetapi berupaya menganalisis peluang kebebasan yang ditawarkan oleh tekno-kapitalisme. Kellner pun menolak kembali kekonsep kelas politik lama; sebalikya ia melihat besarnya potensi dalam berbagai gerakan sosial(wanita,lingkungan) yang telah muncul dalam dekade terakhir pada abad 20. Seksi ini akan ditutup dengan deskripsi Kellner tentang tekno-kultur karena perhatian terhadap kultur menjadi sasaran perhatian utama teori kritis: tekno-kultur mencerminkan konfigurasi kultur massa dan masyarakat. Banyak masalah yang dieksplorasi oleh teoritisi kritis dimasa depan diantaranya adalah mengenai watak tekno-kultur itu sendiri.                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini