Minggu, 30 September 2012

Isna Rifka Sri Rahayu Jurnalistik 1A

Teori Kritis


Teori kritis adalah produk sekelompok neo-marxis Jerman yang tidak puas dengan keadaan teori Marxian, terutama kecenderungannya menuju determinisme ekonomi. The Institute of Social Research, organisasi yang berkaitan dengan teori kritis ini resmi didirikan di Frankfurt, Jerman, 23 Februari 1923, meski sejumlah anggotanya telah aktif sebelum organisasi itu didirikan. Teori kritis telah berkembang melampaui batas aliran Frankfurt. Teori kritis berasal dari dan sebagian besar berorientasi ke pemikir Eropa, meski pengaruhnya tumbuh dalam sosiologi Amerika.


Kritik Utama Terhadap Kehidupan Sosial dan Intelektual


Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik terhadap berbagai aspek kehidupan sosial dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah mengungkapkan sifat masyarakat secara lebih akurat.

Kritik terhadap Teori Marxian. Teori kritis mengambil kritik terhadap teori Marxian titik tolaknya. Teoritisi kritis ini merasa sangat terganggu oleh pemikir Marxsis penganut determinisme ekonomi yang mekanistis. Beberapa orang diantaranya mengkritik determinisme yang tersirat di bagian tertentu dari pemikiran asli Marx, tetapi kritik mereka sangat ditekankan pada neo-Marxis terutama karena mereka telah menafsirkan pemikiran Marx terlalu mekanistis. Teoritisi kritis tak menyatakan bahwa determinis ekonomi keliru, ketika memusatkan perhatian pada bidang ekonomi, tetapi karena mereka seharusnya juga memusatkan perhatian pada aspek kehidupan sosial yang lain. Aliran kritis mencoba meralat ketakseimbangan ini dengan memusatkan perhatiannya pada bidang kultural. Selain menyerang teori Marxian lain, aliran kritis mengkritik masyarakat seperti bekas Uni Soviet yang pura-pura dibangun berdasarkan teori Marxian.

Kritik terhadap Positivisme. Aliran kritis menentang positivisme karena berbagai alasan. Pertama, positivisme cenderung melihat kehidupan sosial sebagai proses alamiah. Teoritisi kritis lebih menyukai memusatkan perhatian pada aktivitas manusia maupun pada cara-cara aktivitas tersebut memengaruhi struktur sosial yang lebih luas. Singkatnya positivisme dianggap mengabaikan faktor, menurunkan aktor ke derajat yang pasif yang ditentukan oleh kekuatan alamiah. Karena mereka yakin atas kekhasan sifat aktor, teoritisi kritis tak dapat menerima gagasan bahwa hokum umum sains dapat diterapkan terhadap tindakan manusia begitu saja. Positivism diserang karena berpuas diri hanya dengan menilai alat untuk mencapai tujuan tertentu, dan karena tak membuat penilaian serupa terhadap tujuan. Kritik ini mengarah ke pandangan bahwa positivisme berwatak konservatif, tak mampu menantang sistem yang ada. Seperti dikatakan Martin Jay tentang positivism ini, "Akibatnya adalah mengabsolutkan 'fakta' dan refikasi tatanan yang ada". Positivisme menyebabkan aktor dan ilmuwan sosial menjadi pasif. Ada segelintir Marxis tipe tertentu yang mendukung pandangan yang menyatakan teori dan praktik tak dapat dihubungkan. Meski kritikan ada kritik terhadap positivism, beberapa orang Marxis mendukung positivism, dan Marx sendiri tampaknya yang terlau positivis,

Kritik terhadap Sosiologi. Sosiologi diserang karena "keilmiahannya", yakni karena menjadikan metode ilmiah sebagai tujuan di dalam dirinya sendiri. Selain dari itu sosiologi dituduh menerima status quo. Aliran kritis berpandangan bahwa sosiologi tak serius mengkritik masayarakat, tak berupaya merombak struktur sosial masa kini. Menurut aliran kritis, sosiologi telah melepaskan kewajibannya untuk membantu rakyat yang ditindas oleh masyarakat masa kini. Menurut anggota aliran ini, sosiolog lebih memperhatikan masyarakat sebagai kesatuan ketimbang memperhatikan individu dalam masyarakat,maka mereka mengabaikan interaksi individu dan masyarakat. Walau sebagian besar perspektif sosiologi tidak bersalah ketika mengabaikan interaksi ini, namun pandangan ini menjadi landasan serangan aliran kritis terhadap sosiologi. Karena mengabaikan individu sosiolog dianggap tak mampu mengatakan sesuatu yang bermakna tentang perubahan politik yang dapat mengarah ke sebuah masyarakat manusia yang adil. Seperti dikatakan Zoltan Tar, sosiologi menjadi "bagian integral masyarakat yang ada ketimbangmenjadi alat untuk mengkritiknya dan menjadi ragi untuk pembaruan".

Kritik terhadap Masyarakat Modern. Kebanyakan karya aliran kritis ditujukan untuk mengkritik masyarakat modern dan berbagai jenis komponennya. Kebanyakan teori Marxian awal secara tegas tertuju kebidang ekonomi, sedangkan aliran kritis menggeser orientasinya ke tingkat kultural mengingat kultur dianggap sebagai realitas masyarakat kapitalis modern. Artinya, tempat dalam masyarakat modern telah bergeser dari bidang ekonomi ke bidang kultural. Aliran kritis masih tetp memperhatikan masalah dominasi, meski masyarakat modern mungkin lebih didominasi oleh elemen kultural ketimbang oleh elemen ekonomi. Karena itulah aliran kritis mencoba memusatkan perhatian pada penindasan kultural atas individu dalam masyarakat. Meski kehidupan modern kelihatan rasional, aliran kritis memandang masyarakat modern penuh dengan ketidakrasionalan. Masyarakat adalah tak rasional karena dunia rasional merusak individu, serta kebutuhan dan kemampuan mereka; bahwa perdamaian dipertahankan melalui ancaman perang terus-menerus; dan bahwa meski sarana yang ada sudah cukup, rakyat tetap miskin, tertindas, tereksploitasi dan tak mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka sendiri.

Kritik terhadap Kultur. Teoritisi kritis melontarkan kritik pedas terhadap apa yang disebut industri kultur, yakni struktur yang dirasionalkan dan dibirokratisasikan (misalnya jaringan televisi) yang mengendalikan kultur modern. Perhatian terhadap kultur lebih mencerminkan perhatian mereka terhadap konsep superstruktur Marxian ketimbang terhadap basis ekonomi. Industri kultur menghasilkan apa yang secara konvensional disebut kultur massa. Ada dua hal yang paling dicemaskan oleh pemikir kritis mengenai industri kultur ini. Pertama, mereka mengkhawatirkan mengenai kepalsuannya. Mereka membayangkannya sebagai sekumpulan paket gagasan yang diproduuksi secara massal dan disebarkan ke tengah-tengah massa melalui media. Kedua, teoritisi kritis terganggu oleh pengaruh yang bersifat menentramkan, menindas dan membius dari industri kultur terhadap rakyat.

Analisis kritis Marx terhadap kapitalisme membuatnya berharap pada masa depan, tetapi teoritisi kritis malah masuk pada pandangan putus asa dan tanpa harapan. Sebagian besar teori kritik (seperti rumusan asli Marx) adalah sejalan dengan analisis kritik. Meskipun teori kritik juga mempunyai sejumlah minat positif, tetapi ia lebih banyak member kontribusi yang lebih kritis ketimbang kontribusi positif. Dan karena alasan ini mereka merasa bahwa teori kritik tak banyak member sumbangan pada teori sosiologi.


Kontribusi-kontribusi Utama


                Subjektivitas. Kontribusi besar dari aliran kritis adalah usahanya untuk mengorientasikan teori Marxian kearah subjektif. Kontribusi subjektif dari aliran kritis adalah pada tingkat individual dan kultural. Salah satu perhatian aliran kritik pada tingkat kultural adalah apa yangdisebut Habermas sebagai legitimasi. Ini dapat didefinisikan sebagai sistem ide yang dihasilkan oleh sistem politik, dan secara teoritis, oleh sistem lainnya, untuk mendukung eksistensi sistem. Selain minat kultural itu, aliran kultural juga membahas aktor dan kesadaran mereka dan apa yang terjadi pada mereka di dunia modern. Friedman mengatakan bahwa teoritisi kritis mengambil tiga hal dari karya Freud: 1. Struktur psikologis untuk dipakai mengembangkan teori-teori mereka; 2. Pemahaman psikopatologi yang membuat mereka bisa memahami dampak negative manusia modern. Dan kegagalannya untuk mengembangkan kesadaran revolusioner; 3) kemungkinan liberasi fisik.

                Dialektika. Fokus positif utama kedua dari teori kritis adalah minat pada dialektika secara umum, dan variasi dari manifestasi spesifiknya. Pada tingkat yang paling umum, pendekatan dialektika berarti fokus pada "totalitas" sosial. Dialektika memuat rumusan metodologis: satu komponen kehidupan sosial tidak dapat dikaji tanpa menyertakan komponen selebihnya. Ide ini mengandung komponen diakronik dan sinkronik. Pandangan sinkronik membawa kita pada hubungan antarkomponen masyarakat di dalam totalitas kontemporer. Pandangan diakronik memuat perhatian pada akar sejarah dari masyarakat dewasa ini dan kemungkinan masa depanya

                Pengetahuan dan Kepentingan Manusia. Salah satu perhatian dialektika paling terkenal dari teori kritik adalah minat Jurgen Habermas terhadap hubungan antara pengetahuan dan kepentingan manusia. Habermas membedakan tiga sistem pengetahuan dan kepentingannya yang saling berhubungan. Kepentingan yang berada di balik dan memandu setiap sistem pengetahuan pada umumnya tak dikenal oleh mayarakat awam, dan inilah tugas teori kritik untuk mengungkapkannya. Tipe pertama dari pengetahuan itu adalah ilmu analitik atau sistem saintifik positivik klasik. Tipe sistem pengetahuan yang kedua adalah pengetahuan humanistic dan kepentingannya adalah untuk memahami dunia. Tipe ketiga adalah pengetahuan kritis yang didukung oleh Habermas dan aliran Frankfurt pada umumnya. Diharapkannya bahwa pengetahuan kritis yang dikemukakan oleh habermas dan yang lainnya akan membangkitkan kesadaran diri dari massa dan menimbulkan gerakan sosial yang akan menghasilkan harapan emansipasi.


Kritik terhadap Teori Kritis


                Sejumlah kritik telah diajukan kepada teori kritik. Pertama, teori kritis dituduh bersifat ahistoris, meneliti berbagai peristiwa tanpa banyak memperhatikan pada konteks sejarah dan komparatifnya. Kedua, aliran kritis, seperti telah kita lihat, umumnya mengabaikan ekonomi. Ketiga, teoritisi kritik cenderung beragumen bahwa kelas pekerja telah hilang sebagaimana halnya kekuatan revolusioner, pandangan yang bertentangan dengan analisis Marxian tradisional,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini