Minggu, 30 September 2012

Teori Konstruktivism

Nama               : Siti Nuraini

Kelas               : PMI 3A

Study              : Sosiologi Perkotaan – Teori Konstruktivism

 

            Teori konstruktivism dipelopori oleh Weber. Dia percaya bahwa tindakan individu mampu mengkontruksikan sesuatu menjadi tindakan sosial, seperti halnya demo menolak kenaikan BBM, itu adalah intruksi dari salah seorang pembicara atau yang ahli dalam berbicara untuk menintruksikan adanya perlawanan akan sebuah kebijakan padahal kemungkinan besar yang mempengaruhinya tidak banyak bertindak. Hal ini karena individu mampu mengkontruksikan sesuatu menjadi tindakan sosial.

            Konstruktivis merupakan istilah yang sepadan dengan istilah lain seperti verstehen (Weber), interpretatif dan humanis (Poloma), fenomonologis (Schutz), dan lain-lain yang merupakan paham yang menolak positivisme dan postpositivisme. Weber menekankan pada fenomena 'spiritual' atau 'ideal' manusia, yang merupakan khas manusia, dan tak dapat dijangkau oleh ilmu-ilmu alam. Karena itu, sosiologi perlu menekuni realitas kehidupan manusia, dengan cara memahami dan menafsirkan atau verstehen. Sedangkan Dilthey memusatkan perhatiannya pada usaha menemukan struktur simbolis atau makna dari produk-produk manusiawi, seperti; sejarah, masyarakat, candi, dan interaksi. Sementara Schutz memfokuskan pada pengalaman manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.

            Berikut ini merupakan penjelasan ontologi, epistemologi, dan metodologis dalam konstruktivisme. Ontologi : relativisme, semesta yang kita ketahui itu bersifat spesifik, lokal yang dikonstruksi oleh paradigma tertentu oleh kerangka konseptual tertentu atau perspektif tertentu. Epistemologi : bersifat transaksional, dialogis, teori konstruksi sebagai hasil investigasi dan proses sosial (khususnya ilmu pengetahuan sosial budaya). Metodologis : hermeneutik dan dialektis, ilmu hasil konstruksi atau interaksi peneliti terhadap objek yang ditelitinya.

            Tindakan beragama bukan merupakan tindakan sosial karena meskipun itu atas perintah tapi tidak ada hubungannya dengan antar manusia sosial sedangkan dengan Tuhan, sehingga tindakan yang seperti Sembahyang itu tidak termasuk dalam teori kontruktivism. Karena menurut Weber menilai perilaku manusia secara fundamental berbeda dengan perilaku alam, karena manusia bertindak sebagai agen yang mengkonstruksi dalam realitas sosial mereka, baik itu melalui pemberian makna ataupun pemahaman perilaku dikalangan mereka sendiri.

            Tindakan sosial dibagi menjadi empat, yaitu:

·         Karena terbiasa, seperti sholat

·         Emosi, seperti pergerakan atas penghinaan Nabi

·         Murni, seperti sesuatu yang mendapatkan keuntungan

·         Instrumental, seperti bisnis yang mendapatkan investasi

Konstruktivism dalam tindakan harus punya imajinasi untuk masa depan bisa meraihnya disuatu saat nanti, itulah menurut Weber.

Teori konsturktivism menurut Jean Piaget yaitu Konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa juga disebut teori perkembangan intelektual. Misalnya, pada tahap sensori motor anak berpikir melalui gerakan atau perbuatan.Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama yang menegaskan bahwa pengetahuan tersebut dibangun dalam pikiran anak melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan informasi baru dalam pikiran. Sedangkan, akomodasi adalah menyusun kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru, sehingga informasi tersebut mempunyai tempat. Pengertian tentang akomodasi yang lain adalah proses mental yang meliputi pembentukan skema baru yang cocok dengan rangsangan baru atau memodifikasi skema yang sudah ada sehingga cocok dengan rangsangan.

Konstruktivis, adalah paradigma yang menyatakan bahwa paradigma klasik (positivis dan postpositivis) merupakan paham yang keliru dalam mengungkapkan realitas dunia. Jika ditinjau lagi teori konstruktivism merupakan teori modern.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini