Sosiologi August Comte
Iryanti Rachmaniar (KPI 1 D)
Iryanti Rachmaniar (KPI 1 D)
Kata sosiologi berasal dari kata Latin socius yang artinya teman dan kata bahasa Yunani logos yang berarti cerita, diungkapkan pertama kali dalam buku yang berjudul " Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Sosiologi muncul sejak ratusan,bahkan ribuan tahun yang lalu. Namun, sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat, sosiologi baru lahir kemudian di eropa yang sejak pada awal abad ke-19 dapat dikatakan sebagai pusat tumbuhnya peradaban dunia. Saat itu para ilmuan mulai menyadari perlunya mempelajari kondisi dan perubahan sosial secara khusus. Para ilmuan itu kemudian berupaya membangun teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia.
Sebagai referensi, perlu kita pahami terlebih dahulu tentang batasan sosiologi menurut para ahli, di antaranya :
1. Pitirim sorokin membatasi sosiologi sebagai suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial seperti, antara gejala ekonomi dan agama.
2. Roucek dan Warren mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan kelompok.
3. William F.ogburn dan Meyer F. Nimkoff berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
4. J.A.A. van Doorn dan C.J. Lammers. Ia mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang struktur-struktur dan proses-proses ke masyarakatan yang bersifat stabil.
5. Selo Soemarjan dan Soemantri mengemukakan bahwa sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari struktur sosial (yaitu keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok seperti kaidah-kaidah sosial.
6. Max Weber menekankan sosiologi sebagai ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
7. Paul. B. Horton bahwa sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.
8. Soerjono Soekanto bahwa sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatiaannya pada segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
9. William Kornblum mendefinisikan sosiologi sebagai upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.
10. Allan Johnson mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagimana sistem tersebut mempengaruhi orang yang terlibat di dalamnya memengaruhi sistem itu.
11. Mayor Polak mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni hubungan di antara manusia dan kelompok, kelompok dengan kelompok.
Dari berbagai definisi tersebut dapat dilihat bahwa walaupun terdapat berbagai definisi yang berbeda satu dengan yang lain, akan tetapi bisa di temukan simpul-simpul persamaan di antara mereka, yaitu: sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari:
· Manusia yang hidup dalam kelompok yang disebut masyarakat;
· Pola-pola hubungan antara manusia baik secara individu maupun secara kelompok;
· Hubungan manusia dengan lembaga-lembaga sosial,seperti norma-norma dan kaidah-kaidah sosial; dan
· Pola-pola kehidupan manusia kaitannya dengan kondisi lingkungannya.
Dengan demikian, substansi dari batasan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia satu dan lainnya di dalam suatu kelompok berakibat timbulnya pola hubungan antarmanusia guna menghindari benturan antar-individu, dan individu dengan kelompok. Atau secara singkat dapat didefinisikan bahwa soiologi adalah ilmu yang berobjek pada pola-pola hubungan antar manusia.
Sosiologi August Comte (1798-1853)
August Comte adalah seorang berkebangsaan perancis yang pertama kali memberikan nama sosiologi pada ilmu yang mengkaji hubungan sosial kemasyarakatan ini sehingga ia mendapat julukan bapak sosiologi. August Comte yang pertama-tama memakai istilah "sosiologi" adalah orang yang pertama membedakan antara ruang lingkup dan isi sosiologi dari ruang lingkup dan isi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Dia menyusun suatu sistematika dan filsafat sejarah, dalam kerangka tahap-tahap pemikiran yang berbeda-beda. menurut comte ada 3 tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumnya.
1. tahap pertama
tahap teologis atau fiktif, suatu tahap dimana manusia menafsirkan gejala-gejala di sekelilingnya secara teologis yaitu dengan kekuatan-kekuatan yang dikendalikan roh dewa-dewa atau tuhan yang maha kuasa. Penafsiran ini penting bagi manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang memusuhinya dan untuk melindungi dirinya dari faktor-faktor yang tidak terduga timbulnya.
2. tahap kedua
tahap metafisik, pada tahap ini manusia menganggap bahwa di dalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Pada tahap ini manusia masih terikat oleh cita-cita tanpa verifikasi, oleh karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam.
3. tahap ketiga
tahap positif apabila ilmu pengetahuan tersebut memusatkan perhatian kepada gejala-gejala yang nyata dan konkret. Tanpa ada halangan pada pertimbangan- pertimbangan lainnya.
Daftar pustaka:
Soekanto, Soerjono.Sosiologi Suatu pengantar. Jakarta : PT.Rajawali,1990
Usman dan Elly. Pengantar sosiologi. Bandung : Pranada media Group, 2010
Forse, michael. Sosiologi sejarah dan Pemikirannya.yogyakarta: kreasi wacana, 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar