APA ITU SOSIOLOGI
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
PARA PERINTIS SOSIOLOGI
Aguste Comte (1978-1857)
Dalam ilmu pengetahuan dikenal dengan istilah paternity—pengakuan bahwa seseorang tokoh adalah pendiri suatu bidang ilmu dengan memberikan nama "Bapak" bagi bidang ilmu yang bersangkutan. Dalam sosiologi, tokoh yang sering dianggap sebagai Bapak ialah Aguste Comte, seorang ahli filsafat dari prancis.
Nama "sosiologi" memang merupakan hasil ciptaan Comte-suatu gabungan antara kata Romawi socius dan kata Yunani logos. Coser (1977) mengisahkan bahwa Comte semula bermaksud memberikan nama social physics bagi ilmu yang akan diciptakannya itu, namun kemudian mengurungkan niatnya karena istilah tersebut telah digunakan oleh seorang tokoh lain, Saint Simon.
Comte mengemukakan pandangannya mengenai "hukum kemajuan manusia" atau "hukum tiga jenjang." Menurut pandangan ini, sejarah manusia akan melewati tiga jenjang yang mendaki: jenjang teologi, jenjang metafisika, dan jenjang positif.
Karl Marx (1818-1883)
Karl Marx lahir di Trier, Jerman pada tahun 1818 dari kalangan keluarga rohaniawan Yahudi. Pada tahun 1841 ia mengakhiri studynya di Universitas Berlin dengan menyelesaikan disertasi berjudul On the Differences between the Natural Philosophy of Democritus and Epicurus. Marx lebih dikenal sebagai seorang tokoh sejarah ekonomi, ahli filsafat, dan aktivis yang memngembangkan teori yang mengenai sosialisme yang dikemudian hari dikenal dengan nama Marxisme daripada seorang perintis sosiologi. Meskipun demikian merupakan pula seorang perintis sosiologi.
Sumbangan utama Marx bagi sosiologi terletak pada teorinya mengenai kelas yang disajikannya dalam berbagai tulisan termasuk didalamnya The Communist Manifesto yang ditulisnya bersama Friedrich Engels.
Emile Durkheim (1858-1917)
Durkheim merupakan seorang ilmuwan yang sangat produktif. Karya utamanya ialah The Division of Labor in Society (1968), karya pertamanya berbentuk disertasi doktor; Rules of Sociological Method (1965); Sucide (1968); Moral Education (1973); dan The Elementary Forms Of The Religious Life (1966)
Durkheim melihat bahwa setiap masyarakat manusia memerlukan solidaritas. Ia membedakan antara dua tipe utama solidaritas: solidaritas mekanik, dan solidaritas organik. Solidaritas mekanik merupakan suatu tipe solidaritas yang didasarkan atas persamaan. Menurut Durkheim solidaritas mekanik dijumpai pada masyarakat yang masih sederhana. Pada masyarakat seperti ini belum terdapar pembagian kerja yang berarti.
Lambat laun pembagian kerja dalam masyarakat yang sekarang dinamakan diferensiasi, spesialisasi semakin berkembang sehingga solidaritas mekanik berubah menjadi solidaritas organik. Pada masyarakat dengan solidaritas organik masing-masing anggota masyarakat tidk lagi dapat memenuhi semua kebutuhannya sendiri melainkan ditandai oleh kesaling tergantungan yang besar dengan orang atau kelompok lain.
Max Weber (1864-1920)
Max Weber lahir di Jerman pada tahun 1864, ia belajar ilmu hukum di Universitas Berlin dan Universitas Heidelberg. Sumbangan Weber yang tidak kalah pentingnya ialah kajiannya mengenai konsep dasar sosiologi. Dalam uraian ini Weber menyebutkan pula bahwa sosiologi ialah ilmu yang berupaya memahami tindakan sosial. Ini tampak dari definisi berikut ini: "Sosiology is a sience which attempts the interpretive understanding of social action in order there by to arrive at a causal explanation of its course and effects (Weber, 1964:88)
Dari uraian singkat ini nampak bahwa salah satu sumbangan penting Weber bagi sosiologi disamping sumbangan pemikirannya berupa usaha menjelaskan proses perubahan jangka panjang yang melanda Eropa Barat ialah usahanya untuk mendefinisikan dan menjabarkan pokok bahasan sosiologi.
TEORI TIGA TAHAP AGUSTE COMTE
Landasan pendekatan Comte yakni mengenai Teori Evolusinya atau Hukum Tiga Tingkatan. Teori yang dikemukakannya, menyatakan adanya tiga tingkatan intelektual yang harus dilalui dunia di sepanjang sejarahnya. Menurut Comte, tidak hanya dunia yang akan melewati proses ini, tetapi juga kelompok masyarakat, ilmu pengetahuan, individu, dan bahkan pemikiran berkembang melalui tiga tahap yang sama. Tiga tahap tersebut adalah :
1) Tahap Teologis
Tahap teologis menjadi karakteristik dunia sebelum era 1300. Dalam periode ini system gagasan utamanya menekankan pada keyakinan bahwa kekuatan adikodrati, tokoh agama dan keteladanan kemanusiaan menjadi dasar segala sesuatu. Dunia social dan alam fisik khususnya dipandang sebagai ciptaan Tuhan.
2) Tahap Metafisik
Tahap metafisik terjadi kira-kira antara 1300-1800. Era ini ditandai oleh keyakinan bahwa kekuatan abstraklah yang menerangkan segala sesuatu, bukannya dewa-dewa personal. Tahap ini merupakan tahap transisi antara teologis ke tahap positif.
3) Tahap positivis
Pada tahun 1800 dunia memasuki tahap positivistic yang ditandai oleh keyakinan terhadap ilmu Sains ( Science ). Manusia mulai cenderung menghentikan penelitian terhadap penyebab absolute ( Tuhan atau alam ) dan memusatkan perhatian pada pengamatan terhadap alam fisik dunia social guna mengetahui hukum-hukum yang mengaturnya
SUMBER
Pengantar Sosiologi, Kamanto Sunarto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar