Senin, 17 September 2012

Ika Septi Trisnowati [1110054000023] PMI 5

Ika
Septi Trisnowati [1110054000023] PMI 5
Demografi
Bab
1 dan Bab 2
 
Bab
1    Pendahuluan
 
Ilmu
Kependudukan dan Demografi
Studi kependudukan terdiri dari analisis-analisis yang bertujuan
dan mencakup:
1.      Memperoleh
informasi dasar tentang distribusi penduduk, karakteristik dan
perubahan-perubahannya.
2.      Menerangkan
sebab-sebab perubahan dari faktor dasar tersebut, dan
3.      Menganalisis
segala konsekuensi yang mungkin sekali terjadi di masa depan sebagai hasil perubahan-perubahan
itu.
Introduksi
istilah ilmu kependudukan dimaksudkan untuk memberi pengertian lebih luas
tentang demografi, karena sejumlah ahli telah menggunakan istilah demografi
untuk menunjuk pada demografi formal, demografi murni atau demografi teoretis.
Kata demografi berasal dari Greek (Yunani) pertama kali digunakan oleh Guillard.
Digunakan sebagai sinonim bagi Population study yang bersumber dari bahasa latin.
Beberapa
pengertian mengenai demografi, yaitu:
-          Demografi
adalah studi ilmiah terhadap penduduk manusia, terutama mengenai jumlah,
struktur, dan perkembangannya.
-          Menurut Bogue,
Demografi adalah studi matematik dan statistik terhadap jumlah, komposisi, dan
distribusi spesial dari penduduk manusia, dan perubahan-perubahan dari
aspek-aspek tersebut yang senantiasa terjadi sebagai akibat bekerjanya lima
proses yaitu: fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
-          Menurut Hauser
dan Duncan, Demografi adalah suatu studi mengenai jumlah, distribusi
teritorial, dan komposisi penduduk, perubahan-perubahan yang bertalian
dengannya serta komponen-komponen yang menyebabkan perubahan yang bersangkutan
yang dapat diidentifikasi sebagai natalitas, mortalitas, gerak penduduk
teritorial dan mobilitas sosial (perubahan sosial).
Demografi,
dalam makna sempit sama dengan analisa demografi atau dalam makna luas
mencakup baik analisa demografi maupun studi kependudukan.
Robert
Thomas Malthus dan Teori-teori Alamiah
Malthus merumuskan dua postulat yaitu:
1.      Bahwa pangan
dibutuhkan untuk hidup manusia,
2.      Bahwa kebutuhan
nafsu seksual antar jenis kelamin akan tetap sifatnya sepanjang masa.
Dari postulat tersebut Malthus
menyatakan bahwa, jika tidak ada pengekangan, kecenderungan pertambahan jumlah
manusia akan lebih cepat dari pertambahan subsiten (pangan).
Menurut Malthus, pengekangan perkembangan penduduk dapat berupa
pengekangan segera dan pengekangan hakiki. Faktor pengekangan hakiki adalah
pangan, sedangkan pengekangan segera dapat berbentuk pengekangan preventif dan
pengekangan positif. Pengekangan preventif adalah faktor-faktor yang bekerja
mengurangi angka kelahiran (pengendalian diri dalam hal nafsu seksual antar
jenis seperti penundaan perkawinan). Pengekangan positif merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi angka Kematian; dapat berupa epidemi,
penyakit-penyakit dan kemiskinan.
Teori
Transisi Demografi dan Aliran-aliran Pemikiran
Teori transisi demografi menyatakan bahwa setiap masyarakat memulai
dengan fase menurunnya angka Kematian tinggi, kemudian dilanjutkan oleh fase
menurunnya angka kelahiran secara perlahan-lahan hingga berada pada angka
kelahiran dan Kematian. 
Dalam arah perkembangan teori kependudukan, muncul pula suatu
aliran pemikiran yang agak berbeda; dipelopori oleh Caldwell. Salah satunya
dalam tulisannya Toward A Restatement of Demographic Transision Theory, yang
mengemukakan bahwa hanya ada dua tipe rezim fertilitas. Pertama, tipe
rezim di mana individu-individu tidak memperoleh keuntungan ekonomis dengan membatasi fertilitas. Tipe kedua, merupakan rezim yang sering
atau kemungkinan besar memberikan keuntungan ekonomi bagi individu-individu
yang membatasi fertilitas.  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Bab
2 Beberapa Ukuran Dasar Teknik Analisa
Kependudukan
 
Angka
Mutlak dan Relatif
Dalam beberapa hal dan untuk tujuan tertentu angka-angka mutlak
berguna secara langsung, bahkan sangat penting. Namun bagi tujuan-tujuan
perbandingan, penggunaan angka-angka mutlak saja sering tidak memadai dan
bahkan sering tidak banyak.
Ada beberapa ukuran relatif yakni rasio, presentase dan reit.
Dengan menggunakan angka-angka atau ukuran-ukuran relatif, dapat membantu dalam
membandingkan keadaan berbagai peristiwa demografi dari penduduk-penduduk yang
jumlahnya sangat rendah.
Rasio
dan Reit
Rasio merupakan besaran hasil perbandingan antara dua angka. Rasio
adalah ukuran relatif, sehingga bukan merupakan indikator besarnya angka-angka
yang diperbandingkan. Tujuan dari penyajian rasio adalah untuk menjawab
pertanyaan.
Dalam berbagai studi terhadap berbagai peristiwa demografi,
pengukuran dengan menggunakan rasio yang tanpa memasukkan unsur waktu dipandang
kurang memuaskan. Karena jumlah peristiwa-peristiwa demografi seperti
kelahiran, Kematian dan migrasi tergantung pada internal waktu. Rasio yang dihitung
dengan dasar internal waktu tertentu, biasanya dengan interval satu tahun
disebut sebagai Reit.
Distribusi
Frekuensi
Dalam ilmu kependudukan distribusi frekuensimerupakan
alat untuk menggambarkan profil penduduk menurut karakteristik tertentu. Karakteristik
ini misalnya umur, jenis kelamin, daerah tempat tinggal, lapangan pekerjaan,
agama, dam kewarganegaraan. Frekuensi dapat berupa angka-angka mutlak atau
proporsi dan presentase (angka-angka relatif). Proporsi adalah suatu rasio yang
menunjukkan bagian relatif dari angka total. Suatu proporsi dapat dinyatakan
dengan rumus-rumus.  
Teknik
Pro-rating
Teknik
pro-rating biasanya dilakukan untuk masing-masing jenis kelamin.
Teknik
Perhitungan Umur Median
Biasanya umur median dipakai sebagai salah satu petunjuk untuk
melihat struktur umur penduduk suatu negara atau wilayah tertentu dalam suatu
negara. Struktur umur penduduk muda akan memperlihatkan umur median rendah, dan
sebaliknya struktur umur penduduk tua akan menunjukkan umur median tinggi.
Semakin mengarah ke struktur umur tua, akan semakin tinggi umur median penduduk
suatu wilayah. Umur median adalah umur yang berada pada titik tengah yang
membagi penduduk suatu wilayah dalam jumlah yang sama. Penggolongan umur media:
umur median rendah kurang dari 20 tahun, umur median sedang atau "intermediate" antara 20-29 tahun, dan umur median tinggi yakni 30 tahun ke atas.
Untuk menghitung umur median dengan sendirinya perlu tersedia data
penduduk menurut umur. Umur median dapat dihitung masing-masing untuk penduduk
laki-laki dan penduduk perempuan di samping untuk penduduk keseluruhan dari
suatu wilayah atau negara. 
Cara-cara
Pengukuran Perkembangan Penduduk
Jika suatu daerah mempunyai suatu sistem pencatatan penduduk
berjalan dengan baik, jumlah penduduk pada akhir suatu periode waktu dari
daerah yang bersangkutan dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan.
Pt         =  Po + B – D + I – E
Pt            =  jumlah penduduk pada akhir periode "t"
Po           = jumlah penduduk pada
awal periode "t"
B         = jumlah kelahiran yang
terjadi dalam periode "t"
D         =  jumlah Kematian yang terjadi dalam periode "t"
I           = jumlah imigran atau
migran masuk
E          = jumlah emigran atau
migran ke luar
Persamaan
tersebut dikenal dengan persamaan penduduk berimbang.
Jika angka-angka jumlah Kematian dan kelahiran tak tersedia, dan
yang tersedia hanya angka jumlah penduduk pada waktu-waktu tertentu seperti
pada waktu-waktu sensus, perkembangan penduduk dapat diperkirakan antara lain
dengan menggunakan rumus-rumus geometrik dan eksponensial.
Walaupun secara teoritis perkembangan penduduk berlangsung secara
eksponensial, terjadi setiap saat, setiap detik, pada prakteknya reit
perkembangan penduduk per tahun yang diperoleh dengan persamaan geometrik tak
banyak berbeda dengan reit perkembangan penduduk per tahun menggunakan
persamaan eksponensial[i]. 
 
 
 
 

________________________________

[i]Said
Rusli. Pengantar Ilmu Kependudukan. (Jakarta : PT. Pustaka LP3ES. Cet.
7. 1996) hal. 1-17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini