PANDANGAN AGAMA MENURUT EMILE DURKHEIM DAN AUGUSTE COMTE
Nama : Trisaka Octarian
NIM : 1112051000130
Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Kelas/semester : 1/E
Tugas ke 2
Disini kita akan membahas bagaimana pandangan agama menurut bapak sosiologi sekaligus pencetus dari berbagai metode-metode yang telah dibuat dari mereka yang sangat luar biasa dan sangat di ingat sepanjang masa oleh masyarakat dunia.Ada dua tokoh besar sosiologi yaitu Emile Durkheim dan juga Auguste Comte yang telah memberikan pandangan tentang agama,dan saya akan memulai pembahasan dari tokoh Emile Durkheim
PANDANGAN AGAMA MENURUT EMILE DURKHEIM
Emile Durkheim (1858-1917) dapat disebut sebagai bapak fase teori sosiologi modern yang paling utama.Dengan karya-karyanya yang sekian banyak artikel , monograf , dan bahan-bahan kuliahnya (beberapa diantaranya diterbitkan setelah dia meninggal) , Emile Durkheim membangun suatu kerangka yang luas untuk analisis sistem sosial yang penting bagi sosiologi serta sejumlah kedisiplinan yang berkaitan satu sama lain.
Salah satu buku yang paling sangat istimewa karangan Emile Durkheim yaitu The elementary Forms of religious Life karena dikarangannya ini dia menempatkan sosiologi agama dan teori pengetahuannya dipaling awal.Kemudian Durkheim juga meneliti/menganalisis dimana dia memulai segalanya dari yang paling primitif .
Masyarakat biasanya melihat agama hanya menilik dari yang sakralnya saja dan dia memisahkan antara yang sakral dengan yang profan (bersifat umum) saja,namun Durkheim malah sebaliknya, dia melihat sesuatu yang profan itu sebagai sesuatu yang sakral dan sangat istimewa, namun tetap mempertahankan esensial agama yang ada serta mengungkapkan realitas sosialnya.
Durkheim berpandangan bahwa agama itu ada dan sama sekali dia tidak percaya kalo agama itu tidak ada,namun disisi lain dia tidak percaya dengan realitas supranatural yang telah menjadi pedoman agama tersebut.Kemudian Durkheim juga berfikir bahwa sebenarnya masyarakat hanya berpegang dengan masyarakat itu sendiri,dan menganggap kalo Tuhan hanya sebagai simbol atau formalitas yang seharusnya bersebrangan dari pemikiran itu.Dan dengan kata lain adalah masyarakat merupakan sumber dari segala kesakralan itu sendiri.
Durkheim mengeluarkan tiga syarat untuk membedakan antara yang skaral serta yang profane,tiga syarat tersebut adalah :
1. Kepercayaan : mewakilkan untuk mengeksperisikan hal-hal yang sakral dengan hal yang masyarakat miliki,dan membandingkan hal yang sakral dengan hal yang profan.
2. Ritual : merupakan norma-norma yang mengatur tingkah laku atau sikap untuk menjaga kesakralan yang telah dibuat
3. Gereja : disini gereja sebagai tempat atau wadah untuk menampung komunitas sebagai berkumpulnya semua anggota.
Dan tiga syarat diatas saling berkesinambungan dan penting sekali,karena menghubungkan representasi sosial dengan praktik individu.Kemudian Durkheim sering berasumsi bahwa individu dapat menyerap tentang arus sosial dengan bentuk suatu penalaran,namun Durkheim lebih terperinci lagi bagaimana kronologis masyarakat dapat begitu cepat menyerap tentang arus sosial.
Durkheim mengeluarkan pemikiran bahwa dia memulai segala analisisnya dimulai dari yang paling primitif,kenapa seperti itu?sebeneranya seperti ini,Durkheim membentuk komitmen tentang ilmu empiris.Sumber utama dari data Durkheim adalah studi dimana dia melakukan penelitian di suku Arunta yang berada di Australia,yang merupakan representasi budaya primitif.Beberapa alasan yang memacu Durkheim mempelajari agama dalam budaya primitif,salah satunya,Durkheim dapat memperoleh pengetahuan dari budaya primitif karena sitem ide agama primitif kurang berkembang dibandingkan agama yang telah ada sekarang yang bersifat modern.
Setelah itu Durkheim sangat tertarik dengan totenisme yang menganggap pada zaman primitif,baik hewan maupun tumbuhan dianggap sakral dan menjadi simbol klan.Dan totenisme merupakan bentuk agama yang sangat sederhana dan paling primitif yang kemudian Durkheim percaya kalau totenisme terikat dengan bentuk paling sederhana dari organisasi sosial,yaitu sebuah klan.
Banyak yang mempertanyakan tentang berbagai studi atas agama primitif,karena kekhasan interprestasi Durkheim.Karena totenisme bukan merupakan agama yang paling primitif,namun totenisme merupakan sarana yang paling baik untuk mengembangkan teori baru Durkheim yang saling menghubungkan antara agama kemudian pengetahuan dan yang terakhir adalah masyarakat.
PANDANGAN AGAMA MENURUT AUGUSTE COMTE
Auguste Comte tidak kalah hebat dengan Emile Durkheim dengan hasil karya karyanya yang begitu mencengangkan hal layak.namun banyak dari hasil karyanya yang tidak relevan atau keliru.Tetapi Auguste Comte sudah begitu berjasa dengan dasar-dasar kamasyarakatannya.
Comte adalah orang pertama yang menciptakan istilah sosiologi yang membawa pengaruh besar pada beberapa orang teoretasi,namun Eriksson (1993) menentang gagasan tersebut,dan menganggap bahwa auguste comte adalah bapak sosiologi ilmiah modern.
Karena sangat terusik oleh anarki yang terjadi ditengah-tengah masyarakat Comte mulai mengembangkan pandangan ilmiahnya yaitu "positivme",atau yang sering disebut "filsafat politik",untuk menyerang ketika yang dipandangnya sebagai filsafat negative dan destruktif yaitu segala yang menghancurkan atau merusak dari pencerahannya.
Teori evolusi atau yang sering dikenal dengan sebutan hukum tiga tahap.teori ini menungkapkan bahwa ada tiga tahap intelektual yang dijalankan oleh dunia sepanjang sejarahnya.tahap yang pertama adalah mitis dimulai sebelum tahun 1300 yaitu tahap ketika masyarakat dalam suatu kelompok lebih percaya terhadap hal-hal yang bersifat ghaib dibandingan yang rasionalnya,kemudian yang kedua adalah metafisik/antologis yang dimulai pada tahun 1300-1800 yaitu dicirikan kepada oleh kepercayaan yang bersifat abstrak dan contohnya seperti alam,baik itu tumbuhan,batu,hewan ataupun yang lainnya mulai diagungkan dan sebaliknya Tuhan sama sekali bukan prioritas utamanya.Setelah itu tahap yang terakhir atau yang ketiga adalah positivistic yang dimulai pada tahun 1800.Ketika kepercayaan mulai berbondong-bondong satu sama lain saling beradu cepat untuk mencari ilmu pengetahuan,dan seperti sebelumnya Tuhan mulai diprioritaskan paling belakang dan kini orang cenderung berhenti untuk melakukan pencarian sebab mutlak (Tuhan dan alam).
Comte lebih memfokuskan perhatiannya pada factor intelektual.dan Comte menegaskan kembali bahwa kekacauan intelektual mengakibatkan kekacauan sosial.Comte juga merubah sikap masyarakat yang dulunya cenderung religious sekarang lebih melihat aspek-aspek kemanusiaan,sebeneranya Auguste Comte lebih mempaparkan tentang nilai-nilai masyarakat dibandingkan dengan sosiologi agama.
DAFTAR PUSTAKA :
Teori Sosiologi, George Ritzar, Douglas J Goodman, Penerbit: Kreasi Warna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar