Titik balik peradaban
Gelombang yang berbalik
Bab1
Konflik atas perbuatan manusia abad ke 20 kini dunia sedang mengalami konflik secara militerisme membabi buta tanpa memikirkan permaslahan pokok manusia hidup di dunia. Adanya pertukaran antara senjata membuat sistem dimensionalisme masyarakat kini terancam, penyebabab pada awal abad 20 adalah para militer-militer melakukan inflasi senjata dengan kebutuhan yang lebih antara amerika dan rusia. Peperangan ini bukan saja dampak pada masyarakat, namun sistem sosial berubah tanpa konsep pasti yang utuh akan kembali lagi pada awalnya kehidupan masyarakat. Kondisi perang ini membuat situasi semacam ini, setiap rudal baru akan membuat perang nuklir semakin ungkin. Senjata nuklir tidak meningkatkan keamanan, sebagai mana kata militer. Senjata nuklir akan meningktkan kemungkinan terjadinya kerusakan secara global.
Ancaman perang nuklir merupakan bahaya terbesar yang di hadapi oleh manusia saat ini, meskipun bukan satu satunya . ribuan ton bahan beracun ini telah di lepaskan ke lingkungan letusan nuklir dan tumpahan-tumpahan reaktor. Karena bahan-bahan beracun terus menumpuk dalam udara yang kita hirup makanan yang kita makan dan air yang kita minum, maka resiko kita terhadap perkembanganya kangker d dan penyakit –peyakit genetika semakin meningkat. Keadaan kondisi sosial pada peramsalah ekosistem manusia tidak berhenti pada titik ini, namun racun radioaktif yang paling berbahaya, plutonium, bisa di urai yang berarti bahwa racun bisa di gunakan untuk membaut bom-bom atom. Dengan demikian, kekuatan nuklir terikat erat yang tiada lain merupakan aspek-aspek berbeda dari ancaman yang sama terhadap umat manusia dengan perkembanganya yang terus-menurus kemungkinan akan terjadinya kepunahan global itu setiap harinya semakin besar.
Selain perubahan alam ini di sebabkan oleh nuklir, namun ternyata teknologi idustri telah menjadi penyebab terjadinya degradasi hebat pada alam yang sepenuhnya menjadi gantungan hidup kita. Di amerika serikat misalnya melihat contoh kongkrit tentang bagai mana bahan kimia ikut berperan pada manusia: tambahan-tambahan makanan sintesis, prestisida, plastik dan bahan-bahan tambahan makanan sintesis, yan di perkirakan mencapai seribu macam senyawa kimia baru setiap tahunya. Akibatnya racun kimia telah menjadi bagian yang semakin penting dalam kehidupan kita yang makmur ini. Jelas di sini peran teknologi kita sangat menggangu, dan bahkan merusak sistem ekologi yang menjadi gantunan eksistensi kita.
Pada keadaan ini sebagai mana manusia harus paham pada keadaan dunia ekologi yan semakin maju terkadang menjadi sebagai penghambat sistem hidup manusia. Dalam kasus ini ternyata dunia sudah menjadi objek kajian kajian para ilmuan yang semakin nekat dalam berfikir ekperimen tentang penemuanya. Di sini lah pada kedaan perang kita harus prihatin melihat bumi yang semakin tercemar bigutu saja oleh olah masyarakat sendiri yang semakin pandanganya pragmatik sosial. Ada suatu tanda zaman yang mengejutkan bahwa orang-orang seharusnya ahli dalam berbagai bidang tidak lagi mampu menyelesaikan masalah-masalah mendesak yang telah muncul di dalam bidang keahlian mereka.
Setelah kini berkembang dalam wacana kedepan tentang keberadan manusia di bumi maka selanjutnya ekosistem manusia berubah terbalik mengamati dari kebudayaanya. Dlam beberapa saat yang lalu ketik manusia berbuat sedimikin rup tentang bagai mana konsep modern, kini keadaan sudah terbalik. Misalnya mengamati dari berangkatny menusia yang semakin kedepan semakin rasional dan manusia mulai enempatkan dirinya pada satu titik perbedaan. Dua kekuatan yang berlawanan, ying dan yang, yaitu kutub yang membatasi siklus perubahan: "yang setelah mencapai klimaknya mundur demi yin; lalu yin setelah mencapai klimaknya mundur demi yang". Dalam pandangan cina, semua manifestasi tao di hasilkan oleh interaksi dinamis dari keduanya kutub pola itu, yang di hubungkan dengan banyak gambaran perlawanan yang di ambil dari alam dan kehidupan sosial.
Penekanan pda pemikiran rsional dalam kebudayaan di lmbangkan dalam pernyataan terkenal Descrtes "cogito, ergo sum"-"saya berfikir maka saya ada"- yang mendorong kuat orang-orang barat menyamakan identitas mereka dengan pemikiran rasional dan bukan dengan organisme yang utuh. Kita akan melihat bahwa pengaruh dari pemisah antara pemikiran dan tubuh semacam ini bisa di rasakan dalam keseluruhan budaya kita. Dengan cara surut kedalam pemikiran, kita sebenarnya telah lupa bagai mana "berfikir" dengan tubuh, bagai mana mengunakannya sebagai alat untuk mengetahui. Dengan begitu, kita sebenarnya juga telah memutuskan hubungan kita dengan lingkungan alam dan lupa bagai mana bermasyarakat dan berkerja sama dengan berbagai macam organisme hidup.
Kaca mata kebuadayaan ini menggambarkan bagai mana realitas begitu tidak seimbang dengan tatanan kehidupan manusia, beranjak dari semua lini ini maka struktur terpadu, dan juga sebagai bagian dari keseluruhan yang lebih besar pada tinggkat kompleksitas yang lebih tinggi. Pada kenyataanya kita akan mengetahui bahwa istilah bagian dan keseluruhan dalam pengertianya yang mutlak tidak ada sama sekali. Hanya demikian prilaku bersaing dan agresif kehidupan tidak mungkin terjadi. Kenyataan ini membikin kenyat an yang terkadang berlawan dan salaing berlawananan keadaan sosial dan realitas politik ini.
Terdapat suatu perhatian yang semakin besar pada ekologi, yang di ungkapkan oleh gerakan-gerakan masyarakat yang meliputi persoalan-persoalan sosial dan lingkungan, yang menunjukan batas-batas pertumbuhan , yang mendukung etika ekologi baru, dan mengembangkan teknologi lunak yang sesuai.begitukan sekian yang di butuhkan oleh manusia dan alam untuk permasalah hidup yang penuh kompleksitas permasalahan.
Penulis percaya bahwa pengalaman bisa berfungsi sebagai pelajaran yang sangat berguna bagi para ilmuan lain, yang banyak di antaranya kini telah mencapai batas-batas pandangan dunia. Begitupun dengan para fisikawan yang modern bisa menunjukan pada mereka bahwa kerangka semacam itu tidak hanya ilmiah tetapi juga sesuai dengan teori-teori ilmiah yang paling maju tentang realitas fisik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar