Selasa, 17 Maret 2015

Labib Faishal Ariq_1112054000003_PMI_6_TUGAS RESUME EKOLOGI

Nama              : Labib Faishal Ariq
NIM                : 1112054000003
Mata Kuliah  : Ekologi
Pengembangan Masyarakat Islam ( VI )
 
Mesin Dunia A La Newton
Pandangan dunia dan sistem nilai yang melindasi kebudayaan kita dan yang telah dikaji ulang secara seksama telah dirumuskan dalam sketsa penting abad keenam belas dan tujuh belas. Sebelum tahun 1500 pandangan dunia yang dominan di Eropa dan sebagian besar peradaban lain bersifat organik. Manusia hidup dalam komunitas-komunitas kecil dan erat, dan menjalani kehidupan alam raya dalam pengertian hubungan yang organik, yang ditandai oleh saling ketergantungan antara fenomena spiritual dengan fenomena material dan prinsip bahwa kebutuhan masyarakat umum lebih utama daripada kepentingan pribadi.
Para ilmuwan pada abad pertengahan yang mencaari-cari tujuan dasar yang mendasari berbagai fenomena, menganggap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan Tuhan, roh manusia, dan etika sebagai pertanyaan-pertanyaan yang memiliki signifikasi tertinggi.
Pandangan abad pertengahan itu berubah secara mendasar pada abad ke enam belas dan tujuh belas. Pengertian alam semesta sebagai sesuatu yang bersifat organik, hidup, dan spiritual digantikan oleh pengertian bahwa dunia itu laksana sebuah mesin, dan mesin dunia itu kemudian menjadi metafora yang dominan pada zaman modern. Perkembangan ini diakibatkan oleh perubahan-perubahan revolusioner dalam ilmu fisika dan astronomi yang mencapai puncaknya pada prestasi yang dicapai oleh Copernicus, Galileo, dan Newton.
Revoplusi ilmiah itu dimulai dengan Nicolas Copernicus, yang mematahkan pandangan geosentrik Ptolemy dan Gereja yang telah diterima sebagai dogma selama lebih dari seribu tahun. Setelah Copernicus, bumi tidak lagi menjadi pusat alam semesta tetapi hanya sebagai salah satu dari sekian planet yang mengelilingi sebuah bintang kecil di ujung galaksi, dan manusia didepak dari kedudukan kebanggaannya sebagai gambaran sentral  dari ciptan Tuhan.
Copernicus diikuti oleh Johannes Kepler, seorang ilmuwan dan sekaligus seoraang ahli mistik yang mencari harmoni planet-planet yang melalui kerja keras dan dengan menggunakan tabel-tabel astronomi dia mampu merumuska hukum-hukum empiriknya yang terkenal tentang gerak planet, yang memberikan dukungan lebih jauh pada sistem Copernicus.
Peran Galileo dalam revolusi Ilmiah jauh melebihi prestasinya dalam astronomi, meskipun semua itu tidak dikenal luas karena pertentangannya dengan Gereja. Galileo adalah orang pertama yang memadukan percobaan ilmiah dengan bahasa matematika untuk merumuskan hukum-hukum alam yang ditemukannya, dan oleh karena itu dianggap sebagai bapak ilmu modern.
Untuk memungkinkan para ilmuwan menggambarkan alam secara sistematis, Galileo menetapkan postulat bahwa mereka harus membatasi diri untuk mempelajari sifat-sifat esensial benda material-bentuk, bilangan, dan gerakan-yang dapat diukur dan dikuantifikasikan. Sifat-sifat lainnya, seperti warna, suara, rasa, atau bau hanyalah proyeksi mental subjektif yang tidak boleh dimasukan ke dalam ranah ilmu.
Semangat Bacon menimbulkan perubahan yang luar biasa pada hakikat tujuan penelitian Ilmiah. Sejak zaman kuno tujuan ilmu adalah untuk mencari kearifan, dengan memahami tatanan alam dan kehidupan yang harmonis dengan alam. Istilah-istilah yang digunakan oleh Bacon dalam mengembangkan metode penelitian empiris barunya tidak hanya penuh semangat tetapi juga sangat kejam.
Konsep kuno tentang bumi sebagai ibu yang menyusui diubah secara radikal dalam berbagai tulisan Bacon, dan gambaran itu menghilang sama sekali ketika Revolusi Ilmiah mulai menggantikan pandangan organik tentang alam dengan metafora dunia sebagai sebuah mesin. Perubahan ini, yang merupakan sesuatu yang penting dalam perkembangan peradaban Barat lebih jauh, dimulai dan disempurnakan oleh dua tokoh terkemuka abad ketujuh belas, Descartes dan Newton.
Descartes biasanya dianggap sebagai pendiri filsafat modern. Dia adalah seorang ahli Matematika yang cemerlang dan pandangan filosofinya sangat dipengaruhi oleh fisika baru dan astronomi. Dia tidak menerima semua pengetahuan tradisional, tetapi siap membangun suatu sitem pemikiran baru yang utuh. Pada usia dua puluh tiga, Descartes mengalami suatu visi iluminasi yang kemudian membentuk keseluruhan hidupnya.
Visi Discartes telah menumbuhkan keyakinan yang kuat pada dirinya tentang kepastian pengetahuan ilmiah, dan tugas dalam kehidupannya adalah membedakan kebenaran dari kesalahan dalam semua bidang pelajaran. "semua ilmu merupakan pengetahuan yang pasti dan jelas". Tulisnya. "kita menolak semua pengetahuan yang hanya berupa kemungkinan, dan kita berpendirian bahwa kita hanya percaya pada hal-hal yang benar-benar diketahui dan tidak ada keraguan tentangnya".
Metode pemikiran Descartes dan pandangannya tentang alam telah mempengaruhi semua cabang ilmu modern dan mungkin masih sangat berguna pada saat ini. Namun demikian, metode dan pandangan itu akan bermanfaat hanya jika keterbatasan-keterbatasannya diketahui. Penerimaan pandangan Cartesian sebagai kebenaran mutlak dan metode Cartesia sebagai satu-satunya cara yang sangat penting bagi pengetahuan telah memainkan peran yang sangat penting dalam menghasilkan ketidakseimbangan budaya kita pada saat ini.
Kepastian Casterian pada dasarnyabersifat matematis. Descartes percaya bahwa kunci alam semesta adalah struktur matematis, dan dalam pikirannya ilmu itu sinonim dengan matematika. Oleh karena itu, daalam hubungannya dengan sifat-sifat objek fisik, dia menulis "saya mengakui tidak menerima apa pun sebagai kebenaran jika tidak dapat direduksi, dengan kejelasan gambaran matematika, dari pengertian-pengertian umum yang kebenarannya tidak dapat kita ragukan lagi. Karena semua fenomena alam dapat dijelaskan dengan cara ini, maka saya berpendapat bahwa tidak ada prinsip-prinsip lain dalam fisika yang perlu diterima, dan tidak ada pula prinsip-prinsip lain yang diperlukan.
Kejeniusn escartes adalah kejeniusan seorang ahli matematika, dan hal ini juga tampak di dalam filsafatnya. Untuk melaksanakan rencananya membangun suatu ilmu alam yang lengkap dan pasti, dia mengembangkan suatu metode penalaran baru yang disajikannya dalam bukunya yang paling terkenal, Discourse on Method. Meskipun naskah ini telah menjadi salah satu filsafat klasik besar, tujuan aslinya bukanlah untuk mengajarkan filsafat melainkan sebagai sebuah pengantar ilmu.
Inti Metode Descartes adalah keraguan yang mendasar. Dia meragukan segaala sesuatu yang dapat diragukannya, semua pengetahuan tradisional, kesan inderawinya, dan bahkan juga kenyataan bahwa dia mempunyai tubuh sekalipun hinggadia mencapai satu hal yang tidak dapat diragukannya lagi, keberadaan dirinya sebaagaai pemikir.
Metode Descartes bersifat analitik. Metode itu terdiri atas pemecahan pikiran dan masalah menjadi potongan-potongan kecil dan penyusunan kembali potongan-potongan itu dalam tatanan logisnya. Metode penalaran analitik ini barangkali merupakan sumbangan Descartes terbesar pada dunia ilmu. Metode itu telah menjadi suatu karakteristik penting pikiran ilmiah modern dan telah terbukti sangat bermanfaat dalam perkembangan teori-teori ilmiah dan pelaksanaan proyek-proyek teknologi yang kompleks.
Descartes menyandarkan keseluruhan pandangannya tentang alam pada pemisahan fundamental antara dua alam yang mandiri dan terpisah, yaitu alam pikiran, atau res cogitans, "benda berpikir", dan alam materi, atau res extensa, "benda luas". Baik pikiran maupun materi merupakan ciptaan Tuhan, yang menampilkan titik referensi yang sama, yang menjadi sumber tatanan alam pasti dan sumber cahaya penalaran yang memungkinkan akal manusia mengenali tatanan ini.
 Bagi Descartes alam semesta materi adalah sebuah mesin dan tidak lebih dari sekedar mesin. Tidak ada tujuan, kehidupan, atau spiritualitas di dalam materi. Alam bekerja sesuai dengan hukum-hukum mekanik, dan segalasesuatu dalam alam materi dapat diterangkan dalam pengertian tatanan dan gerakan dari bagian-bagiannya.
Perubahan drastis gambaran alam dari organisme menjadi mesin mempunyai pengaruh yang sangat kuat pada sikap manusia terhadap lingkungan alam. Pandangan dunia organik ppada Abad Pertengahan telah menyiratkan suatu tata nilai yang kondusif terhadap perilaku ekologis. Carolyn Merchant menytakan :
"Gambaran bumi sebagai organisme hidup dan ibu susuan berfungsi sebagai hambatan budaya yang membatasi tindakan manusia. Seseorang tidak akan mudah menyembelih ibunya, menggali isi perutnya untuk mendapatkan emas, atau merusak tubuhnya. Selama bumi dianggap hidup dan berperasaan, melakukan tindakan yang merusak bumi dapat dianggapp sebagai suatu pelanggaran terhadap perilaku etis manusia"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini