SOCIAL MAPING
(DESA RAGAJAYA, KEC. BOJONG GEDE
KAB. BOGOR JABAR)
Oleh:
Muhammad Ali Nurdin 1112052000017
M. Fikri Adha 1112052000029
Firdha Aulia Rahmah 1112052000021
Meylli Pratiwi A. 1112052000016
Kelas:
BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hak bagi setiap masyarakat tanpa terkecuali. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pengembangan Sumber Daya adalah dengan menuntut ilmu setingi-tinginya kemudian ilmu yang didapat tersebut dapat diaplikasikan dalam masyarakat. Namun disebagian besar penduduk Desa ini tidak menjadi terlalu nomer satu, karena tujuan dari belajar adalah mendapatkan uang. Desa yang berdekatan dengan kantor pemerintahan Bogor namun banyak penduduknya yang tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Hanya sampai pada sekolah menengah atas atau bahkan sekolah menengah pertama. Kami merasa tertarik untuk dapat melihat factor apa saja yang dapat mempengaruhi hal tersebut.
B. Alasan Memilih Desa Ragajaya
1. Desa yang berdekatan dengan pusat pemerintahan baik Bogor maupun Depok yang sudah dapat dikatakan maju dalam pembangunan fisiknya namun banyak warganya yang tidak melanjutkan pendidikan tinggi
2. Tempat yang dipilih mudah diakses karena banyak kendaraan umum untuk dapat menempuhnya, berada dilokasi yang strategis ditengah-tengah Bogor dan Depok
3. Dua dari empat orang anggota atau tim kami rumahnya berdekatan dengan lokasi. Yang memudahkan untuk turun langsung ke lokasi.
BAB II
METODE YANG DIGUNAKAN
Metode yang kami gunakan dalam mencari data di desa Ragajaya adalah pengamatan selama 2 hari di desa tersebut. Di dalam pengamatan kami juga melakukan sesi wawancara namun tidak formal. Bisa dibilang hanya ngobrol-ngobrol dengan beberapa warga yang ada di desa tersebut dan merupakan warga desa Ragajaya. Dalam satu hari, kami memang tidak 24 jam penuh di desa, tapi dalam sehari hanya sekitar 4-5 jam, yakni di pagi sampai sore hari.
Tempat pertama yang kita datangi adalah pangkalan angkot jurusan Pasar Citayam-Pasar Parung di kampung Ceringin desa Ragajaya. Kami berbincang-bincang dengan beberapa sopir angkot yang memang warga desa Ragajaya.
Setelah ke pangkalan angkot, kami melanjutkan observasi/ pengamatan ke salah satu sekolah dasar di sana, yakni SDN 01 Ragajaya. Disana kami sedikit berbincang dengan para pedagang di depan sekolah yang merupakan warga pendatang di desa tersebut.
Hari kedua pengamatan, yang kami lakukan tidak jauh berbeda. Yang membedakan kami mendatangi langsung kantor desa dan bertemu staf desa. Di situlah kami mendapatkan data-data tentang desa, seperti luas wilayah dan lain-lain.
Metode kedua yang kami lakukan adalah mewawancarai staf desa yang banyak membicarakan permasalahan kesehatan dan ekonomi warga desa Ragajaya.
Jadi, ada 2 metode yang kami gunakan, yang pertama observasi dan yang kedua adalah wawancara.
BAB III
GAMBARAN UMUM DESA
Desa Ragajaya merupakan salah satu desa dari 9 desa yang termasuk kedalam wilayah kecamatan Bojong Gede, kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jarak desa Ragajaya dengan ibukota kabupaten, yakni Cibinong adalah 15 KM. Desa Ragajaya berada di ujung Selatan kabupaten Bogor, karena berada di ujung itulah desa Ragajaya berbatasan langsung dengan kelurahan-kelurahan yang termasuk ke dalam wilayah kota Depok, seperti kelurahan Bedahan dan kelurahan Pasir Putih (Sawangan-Depok) di utara desa, dan Kelurahan Cipayung jaya (Cipayung-Depok) di timur desa.
Desa Ragajaya terbentuk pada tahun 1984 dengan luas wilayah +- 433, 328 hektar, yang terdiri dari 15 RW dan 68 RT. Ada 5 dusun/ kampung yang termasuk ke dalam wilayah desa Ragajaya, yakni Kampung Sawah, Kampung Bambon, Kampung Ceringin, Kampung Baru dan Kampung Babakan. Kantor desa Ragajaya berlokasi di Jalan raya Citayam-Parung No 1, Kp. Ceringin Ragajaya, Bojong Gede Bogor, kode pos 16920.
Desa Ragajaya terletak pada koordinat 106.77935 LS/ LU dan -6.453639 BT/ BB, yang sebelah utaranya berbatasan dengan kelurahan Bedahan dan Kelurahan Pasir Putih (Sawangan-Depok), sebelah selatan berbatasan dengan desa Susukan (Bojong Gede-Bogor), sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Cipayung (Cipayung-Depok), dan sebelah barat berbatasan dengan desa sasakpanjang (Tajur Halang-Bogor).
Desa Ragajaya saat ini dipimpin oleh kepala desa hasil pemilihan umum kepala desa pada tahun 2013, yakni Bapak Eko Supriadi. Eko Supriadi merupakan kepala desa Ragajaya sejak tahun 2003.
Jarak desa Ragajaya ke pusat pemerintahan provinsi (Bandung) sejauh 145 KM, jarak ke pusat pemerintahan kabupaten (Cibinong-Bogor) sejauh 15 KM, dan jarak desa Ragajaya ke pusat pemerintahan kecamatan (Bojong Gede) sejauh 6 KM.
Pada tahun 2015, desa Ragajaya belum melakukan pemutakhiran data tentang jumlah penduduknya. Data terakhir tentang jumlah penduduk yang dilakukan oleh pegawai desa yang bisa kami dapatkan adalah hasil pendataan pada bulan Juni tahun 2013. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah penduduk desa Ragajaya yang tersebar di 5 dusun/ kampung sebanyak 24. 898 jiwa, dengan rincian penduduk laki-laki sebanyak 12.795 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 12.103 jiwa.
Di bidang prasarana kesehatan, desa Ragajaya memiliki 1 Puskesmas, 1 poliklinik, dan 155 Posyandu. Di bidang prasarana pendidikan, desa Ragajaya tidak memiliki perpustakaan desa, tidak ada sekolah TK, tidak ada pondok-pesantren, dan tidak terdapat perguruan tinggi. Namun demikian, desa Ragajaya memiliki 4 sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), 3 sekolah SD dan/ atau MI, 3 buah SMP, dan 1 gedung sekolah SMA.
Pada permasalahan prasarana ibadah, di desa Ragajaya hanya terdapat tempat ibadah untuk yang beragama Islam, yakni 20 Masjid dan 24 Mushollah, dan tidak terdapat tempat ibadah untuk agama lain seperti gereja, vihara, pura dan klenteng.
BAB III
TEMUAN
Setelah didapat jumlah penduduk Desa Ragajaya (data terakhir Tahun 2013) sebanyak 24.898 jiwa, laki-laki sebanyak 12.795 dan perempuan 12.103. Dengan penduduk sebanyak ini didapatkan bahwa hanya sebagian kecil dari keseluruhan penduduk yang melanjutkan pendidikannya hingga ke perguruan tinggi. Mayoritas adalah lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 12.963. kemudian dilanjut lulusan sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 7.071 orang, dan yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi hanya ada 1.003 orang, mereka yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi mayoritas yang tinggal di perumahan, namun tak jarang juga penduduk asli yang melanjutkan ke jenjang ini. Selebihnya hanya tamatan Sekolah Dasar atau bahkan tidak tamat SD. Ada banyak factor yang kami temui saat turun kelapangan kenapa kemudian penduduk Desa mayoritas lulusan SMP dan jarang yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Yang pertama adalah karena mayoritas penduduk adalah berniaga atau banyak yang menjadi pedagang, mereka beradagang ditoko depan rumah dan juga took-toko yang telah dipersiapkan hampir sepanjang jalan menuju kantor Desa, kita akan menemui toko-toko dikiri dan kanan. Kemudian yang kedua adalah dikarnakannya Desa ini masih belum terlalu banyak rumah dan masih banyak kebun-kebun maka mata pencaharianwarga desa ini adalah sebagai petani. Dan yang terakhir dikarnakan sekolah yang berada diluar Desa yang menempuh jarak, mengeluarkan ongkos lagi dan sesudah SMA juga belum tentu langsung mendapatkan pekerjaan, maka kebanyakan orang tua memberi pilihan anak mereka untuk melanjutkan usaha milik orang tuanya saja.
Gedung sekolah TK hanya ada 4, SD dan MI ada 3, SMP ada 3, dan SMA ada 1 tidak mampu menampung seluruh warga desa Ragajaya, apalagi di sekolah-sekolah yang ada di Ragajaya juga menampung siswa dari luar desa. Ini juga menjadi permasalahan desa bidang pendidikan. Banyak warga desa menjadi sekolah di luar desa.
Kondisi ekonomi masyarakat desa yang berpenghasilan rata-rata dibawah UMK Bogor juga menjadi faktor yang menyebabkan warga desa belum menyadari pentingnya berpendidikan tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar