KARL MARX
TEORI KRITIS
1. Pengertian Teori Kritis
Menurut pandangan Karl Marx, teori kritis adalah buah hasil pemikiran dari sekelompok neo-Marxis yang tidak puas akan adanya teori Marxian (Bernstein, 1995; Kellner, 1993, untuk tinjauan yang lebih luas,bisa dilihat di Agger, 1998), terutama kecenderungan yang menuju determinasi ekonomi. Teori kritis kemudian mulai berkembang keberbagai negara,yang telah melampaui batas mulai dari anggota dan organisasinya. Walaupun pemikiran ini muncul dan tumbuh dari sosiologi Amerika, namun orientasinya lebih cenderung ke pemikir Eropa.
Adapun teori kritis yang diambil dari beberapa aspek, antara lain adalah :
a. Kritik terhadap teori Marxian
Teoristis ini merasa sangat terganggu dengan para pemikir Marxian yang menganut determinasi ekonomi yang mekanistis. Ada beberapa orang yang mengkritisi bahwa determinasi yang tersirat dibagian tertentu dari pemikiran asli Marx, tetapi kritik ini lebih ditekankan kepada kelompok neo-Marxis karena mereka menganggap bahwa marx memiliki pemikiran dan penafsiran secara mekanistis. Selain menyinggung teori Marx , tetapi aliran kritis ini juga menyerang masyarakat bekas negara Uni Soviet yang berppura-pura dibangun berdasarkan teori Marxia
b. Kritik terhadap Positivisme
Kritik terhadap positivisme kurang dari sebagian berkaitan dengan kritik terhadap determinasi ekonomi karena para pemikir determinasi ekonomi banyak yang mendukung akan halnya teori positivisme tentang pengetahuan. Terkadang positivisme dapat digambarkan sebagai perwakilan dalam berbagai hal. Para penganut positivisme sendiri pun berkeyakinan bahwa pengetahuan dapat bersifat netral, dan kemudin bisa mencegah pemikiran akan nilai-nilai kemanusiaan kedalam pemikiran mereka.
Aliran kritis pun sangat menentang positivisme dengan berbagai macam alasan. Pertama,positivisme cenderung melihat kehidupan sosial sebagai proses alamiah, yang berakibat bahwa aktivitas manusia tidak terlalu penting karena mereka lebih memusatkan perhatiannya kepada kekuatan ilmiah.
c. Kritik terhadap Sosiologi
Kenapa sosiologi diserang oleh "keilmiahannya"? jawabannya adalah,karena menjadikan sebuah metode ilmiah sebagai tujuan didalam dirinya sendiri. Aliran kritis menganggap bahwa sosiologi tidak mampu untuk mengkritik masyarakatnya, dan tidak mampu untuk mengubah struktur sosial dimasa kini yang sudah begitu berkembang. Aliran ini menganggap bahwa,para sosiolog lebih memperhatikan masyarakat sebagai satu kesatuan atau kelompok, tetapi bukan melihat masyarakat sebagai individu.
d. Kritik terhadap Masyarakat Modern
Kalau dilihat dalam berbagai karya aliran kritis,karya-karya tersebut lebih ditunjukan kepada masyarakat modern dan komponen-komponen yang terkandung didalamnya. Pemikiran antara penganut teori Marxian dan aliran kritis sangat berbanding terbalik diantara keduanya, kalau teori Marxian lebih tertuju kepada bidang ekonomi, namun aliran kritis lebih suka memusatkan perhatiannya kepada kultural karena menganggap kultur sebagai realitas masyarakat kapitalis modern. Selain itu Marx memberi pandangan bahwa sebuah teknologi bukanlah sebuah ancaman yang selalu memberikan dampak negatif, melainkan Marx menganggap teknologi harus menjadi dampak yang bisa membangun masyarakat yang lebih baik lagi.
e. Kritik terhadap Kultur
Banyak dari para aliran kritis melontarkan begitu banyak kritikan yang begitu pedas tentang sebuah "industri kultur" yang dimana sebuah struktur yang dirasionalkan dan dibirokrasikan (contohnya media massa) yang terlalu mengambil alih kultur modern. Perhatian mereka lebih terpusat kepada superstruktur Marxian dibandingkan dengan ekonomi. "Industri kultur" dianggap sebagai sebuah kultur yang sudah mempunyai pengaturan tersendiri, kemudian tidak real karena dianggap sebuah ajang bisnis didalamnya karena bisa dimaterialkan. Hal ini sangat dicemaskan apabila kepalsuan ini disusun, lalu diproduksi dan disebarkan ditengah-tengah massa yaitu masyarakat, yang dikhawatirkan bersifat menentramkan, menindas dan membius dari industri kultur kepada rakyat.
MARXISME
Marxisme adalah sebuah paham yang memfokuskan pada pemikiran dan ajaran Karl Marx dalam menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Lahirnya marxisme merupakan bentuk awal dari penolakan marx terhadap sistem kapitalis, dimana saat itu marx melihat telah terjadi kesenjangan sosial yang dipraktekkan oleh masyarakat Eropa dimana kaum-kaum yang berasal dari bangsawan (borjuis) telah menguasai kaum bawahan (buruh). Saat itu kaum buruh (proletar) dipaksakan untuk bekerja hanya demi segelintir kaum bangsawan. Dengan kata lain, lahirnya Marxisme adalah beranjak dari konteks masyarakat industri Eropa abad ke-19, dengan semua ketidakadilan, eksploitasi manusia khususnya kelas bawah / kelas buruh (proletar).
Menurut Karl Marx sosialisme merupakan pengganti dari sistem kapitalisme. Munculnya marxisme dan teori kritismerupakan respon dari dua perspektif sebelumnya, yakni liberalisme dan realisme. Marxisme dan teori kritis menganggap bahwa liberalisme dan realisme merupakan perspektif yang terbatas, maka itu keduanya tidak fleksibel. Keduanya dapat dikatakan gagal dalam memaknai fenomena-fenomena, khususnya pada sistem internasional, yang terus berkembang. Realisme dan liberalisme dianggap hanya berpatokan pada orientasi aktor seperti power dan interest yang kurang memperhatikan proses sosial pada aktor yang pada dasarnya sudah dikrontruksi secara historis dan secara tersirat menolak kemungkinan adanya alternatif lainnya yang berupa proses produksi sosial.
Marxisme adalah sebuah paham yang memfokuskan pada pemikiran dan ajaran Karl Marx dalam menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Lahirnya marxisme merupakan bentuk awal dari penolakan marx terhadap sistem kapitalis, dimana saat itu marx melihat telah terjadi kesenjangan sosial yang dipraktekkan oleh masyarakat Eropa dimana kaum-kaum yang berasal dari bangsawan (borjuis) telah menguasai kaum bawahan (buruh). Saat itu kaum buruh (proletar) dipaksakan untuk bekerja hanya demi segelintir kaum bangsawan. Dengan kata lain, lahirnya Marxisme adalah beranjak dari konteks masyarakat industri Eropa abad ke-19, dengan semua ketidakadilan, eksploitasi manusia khususnya kelas bawah / kelas buruh (proletar).
Menurut Karl Marx sosialisme merupakan pengganti dari sistem kapitalisme. Munculnya marxisme dan teori kritismerupakan respon dari dua perspektif sebelumnya, yakni liberalisme dan realisme. Marxisme dan teori kritis menganggap bahwa liberalisme dan realisme merupakan perspektif yang terbatas, maka itu keduanya tidak fleksibel. Keduanya dapat dikatakan gagal dalam memaknai fenomena-fenomena, khususnya pada sistem internasional, yang terus berkembang. Realisme dan liberalisme dianggap hanya berpatokan pada orientasi aktor seperti power dan interest yang kurang memperhatikan proses sosial pada aktor yang pada dasarnya sudah dikrontruksi secara historis dan secara tersirat menolak kemungkinan adanya alternatif lainnya yang berupa proses produksi sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar