Senin, 07 Oktober 2013

Antik Bintari KPI1A tugas sosiologi 5

Marxisme

             Pandangan ini bertumpu pada pemikiran-pemikiran Karl Marx. Dimana Marx mencoba melakukan dan  menganalisis tentang perubahan struktur ekonomi politik dalam  masyarakat, perubahan bentuk produktivitas dari yang bercorak feodalisme ke corak kapitalisme. Beda halnya dengan anggapan pemikir-pemikir sebelumnya seperti Adam Smith dan David Richardo yang mana beranggapan bahwa kemajuan suatu usaha(kapitalisme) akan dikatakan meningkat ketika  semua tangan dari setiap mempunyai andil dalam pekerjaan dan spesialisasinya masing-masing sehingga hubungan produksi dalam masyarakat kapitalis bersifat dinamis dan saling menguntungkan satu sama lain.

a)      Latar belakang

       Marxisme merupakan dasar dari teori komunisme modern Teori ini muncul dalam buku Manifesto komunis karya Marx dan Friedrich Engels. Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum proletar( buruh). Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena mereka dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah yang sangat minimum, sementara hasil pekerjaan mereka hanya dinikmati oleh kaum kapitalis (pemilik modal). Banyak kaum proletar yang harus hidup di daerah pinggiran dan kumuh. Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya "kepemilikan pribadi" dan penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang kaya Untuk menyejahterakan kaum proletar, Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme diganti dengan paham komunisme. Bila kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx, kaum  proletar akan memberontak dan menuntut keadilan. Inilah dasar dari marxisme.

 

b)     Pengaruh Marxisme

      Salah satu alasan mengapa Marxisme merupakan sistem pemikiran yang amat kaya adalah bahwa Marxisme memadukan tiga kebiasaan intelektual yang masing-masing telah sangat berkembang saat itu, yaitu filsafat Jerman, teori Perancis, dan ilmu Ekonomi Inggris. Marxisme tidak bisa begitu saja dikategorikan sebagai "filsafat" seperti filsafat lainnya, sebab marxisme mengandung suatu dimensi filosofis yang utama dan memberikan pengaruh yang sangat luar biasa terhadap banyak pemikiran filsafat lainnya. Itulah sebabnya mengapa sejarah filsafat modern tidak pernah mengabaikannya.

c)      Dasar Marxisme adalah ilmu ekonomi

      Menurut Karl Marx, hal paling mendasar yang harus dilakukan manusia agar dapat bias terus hidup adalah mendapatkan sarana untuk tetap bertahan hidup.  Apapun yang bisa menghasilkan makanan, pakaian, dan  juga tempat tinggal bagi mereka, serta untuk memenuhi kebutuhan pokok.. Namun demikian, ketika cara-cara produksi berkembang dari tahap primitif, segera muncul kebutuhan agar tiap individu dapat melakukan spesialisasi, karena menemukan bahwa mereka akan lebih makmur dengan cara itu. Lalu, orang menjadi bergantung satu dengan yang lain.

      Dalam saling ketergantungan ini (masyarakat), setiap orang ditentukan hubungannya dengan sarana produksi. "Apa yang kulakukan selama ini untuk menghidupi kebutuhanku  secara pribadi akan menentukan hubungan serta kualitas masyarakatku".Hubungan ini juga menentukan siapa saja yang punya kepentingan sama denganku dalam pembagian produk sosial itu dan siapa saja yang bertentangan dengan kepentinganku. Dengan cara pandang seperti itu, terbentuklah kelas-kelas sosial ekonomi, yang mana juga melahirkan konflik diantara kelas-kelas tersebut.

Teori Kritis

            Karya-karya ilmiah Karl marx dalam aspek sosiologis, filosofis, ekonomis, dan politik mempunyai pengaruh yang luas terhadap pemahaman sosial kritis.  Pemikiran Marx menjadi landasan sekaligus fokus utama tantangan teoritis bagi sebagian besar "teoretisi kritis" abad ke 20. Namun demikian, meski tidak di ragukan lagi bahwa pemikiran Marx sangat berpengaruh, justru sifat yang pasti bagi warisannya itu tetap di perdebatkan. Ada berbagai panafsiran yang sangat kontras dari bacaan "humanis" ysng simfatik hingga berbagai bacaan "deterministik". Setiap penafsiran membawa konsekuensi yang penting secara teoretisi, retoris, daan hingga politis. paradigma ini mengkaji kondisi-kondisi sosial dalam usaha untuk mengungkap struktur-struktur yang sering kali tersembunyi. Kebanyakan teori-teori kritis mengajarkan bahwa pengetahuan adalah kekuatan untuk memahami bagaimana seseorang ditindas sehingga orang dapat mengambil tindakan untuk mengubah kekuatan penindas.

Ciri-ciri khas dari teori kritis tentunya tidak lain ialah bahwa  sesungguhnya teori ini tidak sama dengan pemikiran filsafat dan sosiologi tradisional. Intinya, pendekatan teori ini tidak bersifat memandang atau spektulatif murni. Pada saat tertentu, ia memandang dirinya sebagai pewaris ajaran Karl Marx, sebagai teori emansipatoris.Selain itu, Ia tidak hanya mau mempertimbangkan, menjelaskan,  memperbaiki, dan menata realitas sosial , tapi juga bahwa teori tersebut mau mengubah kehidupan sosial.

Tujuan  dari teori kritis adalah menghilangkan berbagai bentuk keunggulan dan  mendorong kebebasan, persamaan dan keadilan. Teori  kritis ini mengandalkan metode reflektif yaitu dengan cara mengkritik secara terus menerus terhadap tatanan atau struktur sosial, politik atau ekonomi yang ada, yang mana tidak sesuai dengan tujuan pencapaian kebebasan, keadilan, dan persamaan.

 

Referensi

Ritzer, G. Teori sosiologi modern.

Femia, j. (2001). marxisme dan komunisme. yogyakarta: penerbit jendela.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini