Senin, 07 Oktober 2013

HetisuhetiKPI1B_tugas 5_marxisme dan teori kritis

Perkembangan Marxisme

Ketika
banyak sosiologi abad 19 mengembangkan teori mereka berlawanan dengan Marx,
terjadi upaya serentak sejumlah Marxis untuk mejernihkan dan memperluas teori
Marxian. Antara 1875 dan 1925 terdapat sedikit tumpang tindih antara Marxisme
dan Sosiologi(kecuali Weber). Kedua aliran pemikiran ini (Marxisme dan
Weberian) berkembang secara pararel dengan sedikit atau tak ada pertukaran
pemukiran antara keduanya. Setelah kematian Marx, teori Marxian mula-mula
didominasi oleh orang yang melihat adanya determinisme ekonomi dan ilmiah di
dalam teorinya. Wellerstein  menyebutkan
era ini sebagi era "Marxisme Ortodok"(1986:1301). Pada dasarnya Marxisme
Ortodok ini adalah teori ilmiah Marx yang telah membuka kedok hokum ekonomi itu
menjadikan keruntuhan system kapitalisme yang tak terelakan. Pemikiran Marxian
awal seperti Karl Kautsky berupaya mendapatkan pemahaman yang lebih baik
mengenai cara berperannya hukum ekonomi itu. Terdapat beberapa masalah
berkenaan dengan perspektif ini. Pertama, perspektif ini mengesampingkan
tindakan politik, menurut pandangan ini tanpa terelakan system kapitalis akan
hancur. Pada tingkat teori marxisme deterministis ini mengesampingkan hubungan
dialektika antara individu dan struktrul sosial yang lebih luas.masalah ini
menimbulkan reaksi di kalangan teoritis Marxian dan mendorong perkembangan  Marxisme Hegelian di awal 1900an. Marxis Hegelian
menolak untuk menurunkan Marxisme menjadi teori ilmiah yang mengabaikan
pemikiran dan tindakan individu. Ekspon utama pandangan ini adalah Georg Lukacs
(Fisher,1984). Menurut Martin Jay, Lukacs adalah Bapak pendiri Marxisme Barat
dan Bukunya yang berjudul Class and Class Consciousness" secara umum diakui
sebagi piagam Marxisme  Hegelian"(1984:84).
Lukacs telah mulai mengembangkan teori Weberian dan Simmelian). Integrasi ini
di percepat dangan perkembangan teori kritis di tahun 1930 an.

Marxisme
Hegelian

Akibat
kecaman kerasa, determinisme ekonomi mulai memudar perananya dan sejumlah
teoritis mengembangkan teori Marxian jenis lain. Sebuah kelompok Marxis kembali
ke akar Hegelian dari teori Marx dalam meneliti orientasi subjektif untuk
melengkapi kekuatan anlisis Marxis awal yang menekankan pada tingkat objektif
material. Marxis Hegelian awal mencoba memperbaiki hubungan dialektika antara
aspek subjektif dan aspek objektif kehidupan sosial. Perhatian mereka terpada
factor subjektif memberikan basis bagi perkembangan teori kritis selanjutnya,
yang semula hampir sepenuhnya memutuskan perhatian secara eksklusif pada factor
subjektif. Mereka dikatakan Marxisme Hegelian karena mereka mencoba menyatukan
pemikiran Hegel tentang kesadaran dengan determinasi ekonomi Marx yang
memusatkan perhatian dan struktrul ekonomi masyarakat. Sederhananya pemikiran
Marxis Hegelian ini menekankan revolusi sosial. Perhatian terhadap Marxian awal
abad 20 adalah terbatas hanya pada karya ekonomi Marx, namun pada tahun 1920an
Lukacs telah menulis karya besarnya yang menekankan sisi subjektif teori
maxian. Sumbangan utama Lukacs terhadap teori Marxian berupa dua gagasan besar
yakni reifikasi dan kesadaran kelas.
Reifikasi,Lukacs memulai dengan konsef komoditinya Marxian yang  dia akui sebagai sebuah masalah structural
penting dalam masyarakat kapitalis.  Komoditi yang mereka yakini berbentuk barang dan berkembang menjadi
objek itu menjadi bisnis hubungan antar individu.  Dalam masyarakat kapitalis, interaksi manusia
dengan alam menghasilkan berbagia macam produk komuditi. Tetapi manusia
cenderung tak mampu melihat fakta bahwa merekalah yang sebenarnya menghasilkan
komoditi itu dan memberikan nilai. Konsef reifikasi diterapkan oleh Lukacs
terhadap seluruh masyarakat, Negara, hukum, dan sector ekonomi. Konsef ini
dapat diterapkan secara dinamis dalam semua sector masyarakat kapitalis.
Kesadaran kelas, yang
mengacu pada sitem keyakinan yang dianut oleh orang yang menduduki posisi kelas
yang sama dalam masyarakat. Kesadaran kelas bukanlah rata-rata atau penjumlahan
kesadaran individu, kesadaran kelas adalah sifat sekelompok orang yang secara
bersama menempati posisi serupa dalam system produksi. Konsep kesadaran kelas,
setidaknya dalam system kapitalis, secara tersirat menyatakan keadaan
sebelumnya, yang dikenal sebagi kesadaran palsu. Artinya kelas-kelas dalam
masyarakat kapitalis umumnya tak menyadari kepentingan kelas mereka yang
sebenarnya. Kepalsuan kesadaran kelas berasal dari posisi kelas dalam struktur
ekonomi masyarakat. Kesadaran kelas secara tersirat menyatakan kondisi
ketaksadaran yang dikondisikan kelas dari kondisi sosiohistoris dan kondisi
ekonomi seseorang kepalsuan ilusi yang tersirat dalam situai ini.       

Teori
Kritis


Teori
kritis adalah produk sekelompok neo-Marxis jerman yang tak puas dengan keadaan
teori Marxian( Barnstein, 1995; Kellner, 1993; untuk tinjawan yang lebih luas
terhadap teori kritis, lihat Agger, 1998), terutama kecenderungannya menuju
determinisme ekonomi. Teori kritis telah berkembanga melampau batasan Frankfrut,
teori kritis berasal dari dan sebagian besar berorientasi ke pemikir eropa,
meski pengaruhnya tumbuh dalam sosiologi Amerika. Teori kritis sebagian besar
terdiri dari keritik terhadap berbagi aspek kehidupan sosial intelektual, namun
tujuan utamanya adalah mengugkapkan sipat masyarakat secara lebih akurat.
Kritis terhadap teori maxsian.
Teori kritis mengambil kritik terhadap teori Marxisan titik tolaknya. Teoritis
kritis ini sangat terganggu oleh pemikir Marxis terhadap determinisme ekonomi
yang mekanistis. Teoritis tidak menyatakan bahwa determinis ekonoi keliru,
ktika memusatkan kepada ekonomi, tetapi mereka juga harus memusatkan perhatian
pada aspek kehidupan sosial lainnya. Aliran kritis mencoba eralat
ketakseimbangan ini dengan memusatkan perhatiannya pada bidang kultural.
Kritik terhadap Postivisme. Teoritis
kritis juga memusatkan perhatian kepada filsafat yang mendukung penelitian
ilmiah terutama positivisme. Keritik terhadap positivisme sekurangnya sebagian
berkaitan dengan kritik terhadap determinisme ekonomi karena beberapa pemikir
determinisme ekonomi menerima sebagian atau seluruh teori positivisme tentang
pengetahuan. Positivisme menerima gagasan bahwa metode ilmiah tunggal dapat di
diterpkan pada seluruh bidang study. Aliran kritis menentang positivisme karena
berbagi alasan, pertama. Positivisme cenderung melihat kehidupan sosial sebagi
proses ilmiah. Teoritis kritis lebih suka memusatkan perhatian kepada aktivitas
manusia maupun pada cara-cara aktivitas tersebut memengaruhi struktru sosial
yang lebih luas.
Kritik terhadap Sosiologi.Sosiologi diserang karena"kalimiahnya", yakni karena menjadikan metode ilmiah sebai
tujuan didalam dirinya sendiri, selain dari itu sosiologi dituduh menerima
status quo. Aliran kritis berpandangan bahwa sosiologi tak serius mengkritik
masyarakat, tak berupaya merombak stuktur sosial masa kini. Menurut aliran
kritis sosiologi telah melepaskan kewajibannya untuk membantu rakyat yang
ditindas oleh masyarakat masa kini.
Aliran
kritis juga tertarik dan teritis pada apa yang disebut sebagi "industry
pengetahuan" yang mengacu pada entitas-entitas yang berhubungan dengan produksi
pengetahuan (misalnya
Universitasdan
lembaga penelitian) yang menjadi struktur otonom masyarakat. Otonom itu membuat
mereka tak bisa memperluas mereka melampaui mandatnya. Mereka menjadi struktur
yang oprasif yang hanya tertarik untuk menyebarkan pengaruhnya keseluruh
masyarakat. Sebagian besar teori kritis ( seperti rumusan asli Marx) adalah
sejalan dengan analisis kritik. Meski teori ktitik mempunyai sejumlah minat
positif, tetapi ia lebih punya kontribusi yang lebih kritis  ketimbang kontribusi positive. Dan karena
alsan ini mereka merasa bahwa teori kritik  tak banyak member sumbangan pada teori sosiologi.        
 
Sumber:
Teori sosiologi modern, George Ritzer-Dauglas J.Goodman                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini