Rabu, 13 April 2016

Rizky Arif Santoso & Abidin_Dampak Keberadaan Pondok Pesantren Daar el-Hikam pada Masyarakat dan Lingkungannya

NAMA PEMBUAT TUGAS :

1.      RIZKY ARIF SANTOSO

2.      ABIDIN

 

DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DAAR EL-HIKAM BAGI MASYARAKAT DAN LINGKUNGANNYA

 

A.    Alur Sejarah (Timeline)

Sebelum berdirinya pondok pesantren Daar el Hikam ini, tempat ini dahulunya adalah terdapat beberapa petak rumah kontrakan yang cukup ramai dan padat. Rumah kontrakan ini sudah berdiri sejak tahun 1970an. Rumah kontrakan ini dimiliki oleh seorang  KH. Sulaiman yaitu kakek dari istri KH. Bahruddin. Selama tahun 1970 bangunan kontrakan itu berdiri, banyak sudah yang menempati rumah kontrakan tersebut. ini dikarenakan sewa rumah kontrakan yang cukup murah pada saat itu. Banyak penghuni kontrakan yang memanfatkan lahan kontrakan yang kosong itu dengan bebas untuk membuat ternak, tanaman hias, tumbuhan dan yang lainnya tanpa sepenghetauan dan seizin pemilik rumah kontrakan.

Setelah sudah sekian lama rumah kontrakan itu berdiri dan banyak yang memanfaatkan lahan yang kosong tanpa sepenghetahuan sang pemilik dan tanpa izin juga maka, kakek dari istri KH. Baharuddin yaitu KH Sulaiman memberikan wasiat kepada beliau untuk segera membangun sebuah pondok pesantren ditempat rumah kontrakan itu berdiri. KH. Sulaiman memutuskan untuk membangun sebuah pondok pesantren karena beliau ingin menabung pahala jariyah untuk kehidupan dirinya dan keluarganya di akhirat kelak.  Beliau juga membangun pesantren untuk membagikan ilmunya kepada orang banyak yang telah beliau pelajari selama masa hidupnya. 

Pondok Pesantren Daar el Hikam ini terletak di RT 04 RW01 kelurahan Pondok Ranji  Kecamatan Ciputat Timur Kota Tanggerang Selatan Provinsi Banten. Luas tanah yang akan dibangun untuk pondok pesantren yaitu 5000 meter2. Sesuai dengan luas tanah yang ada pada beberapa petak rumah kontrakan tersebut.

Barulah kemudian Pada awal tahun 1997, pembangunan pondok pesantren akan dimulai. Banyak masyarakat yang kurang setuju terutama masyarakat yang tinggal di rumah kontrakan dengan dibangunnya pondok pesantren karena mereka sudah lama menetap di kontrakan tersebut selam berpuluh puluh tahun lamanya disamping harga sewa rumah kontrakan tersebut yang tergolong lebih murah dari tempat sewa rumah kontrakan yang lainnya.

 Akhirnya dengan penuh kesabaran serta dengan komunikasi yang baik dibantu juga dengan ketua RT dan RW setempat dan juga dengan masyarakat sekitar dan dengan Istiqomah, pondok pesantren Daar el hikam pun resmi  dibang

Berikut table Timeline History Pondok Pesantren Daar El-Hikam :

No

Waktu

Peristiwa

1

Tahun 1970

Masih berupa sebuah rumah kontrakan

2

Tahun 1997

Pembangunan pondok pesantren dimulai

3

Tahun 1997

Banyak yang menentang pembangunan pesantren

4

Tahun 2002

Pondok pesantren telah  selesai dibangun

5

Tahun 2002

Pesantren dinamakan Daar el-hikam As-Sulaimany

6

Tahun 2007

Pergantian nama pesantren menjadi Daar El-Hikam

 Hubungan Kausalitas (Sebab-Akibat) :

No.

Sebab

Akibat

1.

Biaya sewa kontrakan lebih murah dan memiliki lahan yang luas

Banyak (calon) penghuni menetap sewa di kontrakan H. Sulaiman

2.

Permintaan dan wasiat H. Sulaiman untuk mendirikan pondok

KH. Bahrudin mengganti fungsi kontrakan dan mendirikan pondok

3.

Mengalihfungsikan kontrakan menjadi pondok secara tak langsung menghilangkan tempat tinggal penghuni nya

Banyak yang menentang pembangunan pondok baik penghuni maupun masyarakat luar karena penghuninya sudah merasa nyaman dan betah sejah 27 tahun silam

4.

Mendapat dukungan dari RT, RW dan forum Organisasi Islam

Pondok pesantren rampung dan selesai dibangun

5.

Nama pesantren berasal dari Almarhum H. Sulaiman

Pondok bernama Daar Eh-Hikam As-Sulaimany

6.

Mayoritas pengurusnya tinggal diluar pondok bukan berdomisili di dalam pondok. Berharap agar orientasi santri menjadi insan yang bijak

Perubahan nama menjadi Pondok Daar El-Hikam

  

B.     Diagram Venn

 

 

 

Berbagai kegiatan islami yang berada di area lingkungan Pondok Pesantren Daar el-Hikam baik yang diadakan pihak pemilik pesantren yaiti KH. Bahruddin, S.Ag maupun yang diprogramkan oleh para pengurus pesantren tentu memiliki dampak yang baik bagi masyarakat.

Keberadaan pesantren Daar el-Hikam ini memberi keuntungan tersendiri bagi Ibu Tuti pemilik usaha warteg ini. Selain konsumen yang berasal dari tetangga ataupun orang yang bepergian jauh, namun ternyata Ibu Tuti si pemilikusaha warteg ini memiliki langganan tetap yaitu para santri Pondok Pesantren Daar el-Hikam.

Menurut pengakuannya, setiap pagi para santri sarapan pagi sebelum berangkat kuliah. Tidak hanya pagi, siang bahkan malam pun para santri tetap setia membeli sebungkus makanan atau terkadang makan ditempat warteg ibu Tuti. Hal ini memberikan keuntungan tersendiri bagi Ibu Tuti, disamping masakan buatannya habis terjual, juga memberikan keuntungan dalam hal ekonomi. Pendapatan ekonominya diakuinya lebih meningkat dibanding sebelum keberadaan pondok pesantren tersebut.

Dampak yang berpengaruh dari keberadaan pondok ini ailah masyarakat umum (setempat) yang bisa mendengarkan syiar dakwah dari Masjid Pondok Daar El-Hikam, bahkan berkontribusi aktif dalam kegiatan Islami. Masyarakat setempat mengakui keberadaan pondok pesantren didekat lingkungan masyarakat memberi nilai-nilai rohani dan kehidupan yang religi.

Selain itu, dampak yang bisa terasa oleh keberadaan pondok pesantren tersebut ialah Majlis Ta'lim khususnya Majlis Ta'lim kaum ibu, karena Majlis ta'lim yang dimiliki masyarakat memanfaatkan fasilitas masjid pondok dalam kegiatan syiar dan pengkajian agama. Majlis ta'lim milik masyarakat ini sering dan mudah berelasi serta saling kerjasama dengan pondok daar El-hikam.

Dampak lain yang bisa dirasakan masyarakat yakni, lulusan atau alumnus Pondok Pesantren Daar el-Hikam sudah berhasil mempraktikan ilmunya ketika di pondok kepada masyarakat disekitarnya, hal ini merupakan wujud bakti bagi santri bisa kembali ke masyarakat dengan perubahan yang lebih baik. Seperti santri alumni Daar el-Hikam yang bernama ananda Khaliq, ia sekarang menjadi tokoh agama dikampung halamannya,

Berbeda halnya dengan ananda Syaiful Amri yang menjadi pegawai salah satu Bank Syari'ah di Jakarta. Ilmu yang ia peroleh walau ia dapatkan di perkuliahan, namun budaya pesantren yang ia rasakan membantunya untuk menambah ilmu agama khususnya perihal Mu'amalat membantunya mencerahkan pikirannya mengenai keuangan berbasis syari'ah hingga ia menjadi pegawai suatu Bank Syari'ah di ibukota.Selain itu, ada juga alumni pondok pesantren Daar el-Hikam yang bernama ananda Burhan yang menjadi guru TPA, ananda Muhammad Syafri yang menjadi guru les Bahasa Inggris, ananda Haryanto dan ananda Ubaidillah yang menjadi guru SMP di suatu sekolah. Masih banyak lagi alumni-alumni yang sukses dan berhasil membaktikan dirinya ke masyarakat dan mereka juga masih menyambungkan tali silaturrahim ke pondok pesantren Daar el-Hikam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini