1,a) Pemikiran Rene Descartes (1596 – 1650), menyatakan bahwa perlunya menempatkan rasio subjek sebagai titik pangkal bahwa manusia yang berpikir sebagai pusat dunia. Subjektifitas Descartes mengacu pada aktivitas rasio subjek. Descartes berupaya mematematika-kan seluruh jenis pengetahuan manusia selaras dengan asumsi kosmologinya yang memandang alam memiliki struktur matematis. Descrates tidak menerima apapun sebagai kebenaran jika tidak dapat dideduksi dengan gambaran matematika, dari pengertian-pengertian umum yang kebenarannya tidak dapat kita ragukan. Semua fenomena alam dapat dijelaskan dengan cara deduksi matematika.Upaya Descartes untuk mematematikasi alam mendorongnya berkesimpulan: "alam raya tak lain adalah mesin raksasa". Keterpilahan pemikiran dengan tubuh, menjadi konsep sentral ontologi dan epistemologi Descartes yang dikenal dengan paham Dualisme. Dualisme pada gilirannya menciptakan pola pikir yang serba dikotomis atau logika biner. Dalam pandangan Descartes, alam bekerja sesuai dengan hukum-hukum mekanik, dan segala sesuatu dalam alam materi dapat diterangkan dalam pengertian tatanan dan gerakan dari bagian-bagiannya. Tidak ada tujuan, kehidupan dan spirtualitas dalam alam semesta.[1]
1,b) Pemikiran Isaac Newton (1642-1727), menggabungkan mimpi visioner rasionalisme Descartes dan visi empirisme Bacon. Jadi dalam Bacon ini memandang pengetahuan adalah kekuasaan dan memimpikan sebuah negara yang berteknologi tinggi, Bacon mengidentifikasi kebenaran dengan identifikasi kegunaan industrialisasi. Bukan hanya itu saja bacon juga berperan dalam mempopulerkan sains baru, yang lebih berperan sebagai pencarian kekuasaan guna mendominasi alam daripada memahami alam, sedemikian sehingga berakibat pada pemaksaan alam untuk melayani kepentingan material manusia. Prinsip ini juga mempunyai ciri dominasi manusia terhadap alam raya.[2]
1,c)Pandangan Cartesian-Newtonian ini menimbulkan banyak krisis ekologi. Pemikiran mereka yang menggangap bahwa alam itu mekanistik telah melahirkan pencemaran udara, air, tanah yang mengancam balik kehidupan manusia. Dalam kehidupan manusia modern, Manusia secara sadar atau tidak menganut paradigma Cartesian-Newtonian sebagai bagian,cara,sistem, dan pola dinamika modernisme. Para manusia modern menganggap dapat mengendalikan alam dan memiliki kekuasaan untuk mengeksploitasi alam untuk pemenuhan kebutuhannya.
2,a)Dalam fisika baru capra,ia menjelaskan bahwa kita harus melihat secara penuh tentang pandangan terhadap alam semesta. Capra bahkan juga menekankan agar perlunya untuk meninggalkan tentang fisika klasik. Pada tindak lanjut,capra memasukan konsep panteisme dan mistisme Timur sebagai paradigma Sains. yaitu memandang seluruh keberadaan sebagai keberadaan tunggal, yang menyatu dan tidak perlu dan tidak bisa diperbedakan lagi. Bahkan dalam teori quatum atomnya ia menganggap semua terhubung dan saling bergantung satu dengan lainnya. Ia mengatakan sebagai berikut:
Quantum theory forces us to see the universe not as collection of physical object, but rather as a complicated web of relations between the various parts of a unified whole.[3]
Dan ia melanjutkan:
This, however, is the way in which Eastern mystics have experienced the world, and some of them have expressed their experience in words which is almost identical with those used by atomic physicist.[4]
Dengan penjelasan tersebut capra mengembalikan pemikiran bahwa alam bukanlah benda mati dan setara dengan manusia, bahkan sebuah kayu pun adalah benda hidup dan saling berhubungan dengan yang lainnya. Sehingga untuk sesama makhluk hidup yang setara kita harus saling menghormati dan dilarang untuk menyakiti.
2,b) Pendekatan yang capra ingin dianggap solusi oleh para ilmuwan karena pendekatan ini lebih mensetarakan manusia dengan yang lainnya membawa kepada kebahagiaan dan kesejahteraan di bandingkan pemikiran cartes-newtonian.
Dalam pendekatan ini juga menjelaskan bahwa alam bukanlah sebagai ciptaan tuhan/allah melainkan bagian dari tuhan/allah. Dan alam ini dianggap berhubungan dengan manusia dan saling ketergantungan dimana setiap hal buruk terjadi terhadap alam maka manusia juga turut bertanggung jawab atas apa yang terjadi.
3. Kekacauan Ekologis yang sekarang benar-benar terjadi yaitu yang terjadi di daerah PIK(Pantai Indah Kapuk) yang di pelopori oleh Perusahaan besar Agung Sedayu yang dimana lahan-lahan tersebut yang seharusnya adalah hutan mangrove kini berubah menjadi kawasan elit yang tanahnya berharga puluhan bahkan ratusan juta per meternya. Hal ini mengakibatkan di Ibu kota kekurangan lahan terbuka hijau yang dimana seharusnya lahan tersebut untuk mangrove bukan untuk kawasan perumahan atau bahkan lahan bisnis.
Secara akademisi ada beberapa hal yang dapat di jadikan solusi
(1) ini meminta pemerintah penataan ulang kembali lahan-lahan yang seharusnya di jadikan lahan terbuka hijau
(2) lalu menindak tegas para pebisnis yang telah melanggar aturan/ketentuan yang sudah pemerintah jalankan
(3) Meningkatkan kapasitas kesadaran masyarakat untuk menjaga dan memanfaatkan mangrove secara bertanggung jawab
(4) Apabila sudah banyak hutan mangrove yang di robohkan maka harus adanya penanaman ulang
(5) Lalu yang terakhir monitoring dan evaluasi tentang apakah hutan manggrove tersebut sudah sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi
4. Dalam pendidikan (Formal & non Formal) menurut saya sangat berperan aktif dalam penanganan masalah-masalah ekologi di karenakan apabila sudah adanya pendidikan tentang ekologi maka manusia akan lebih menghargai makhluk hidup(Alam) yang ada.
Sedangkan untuk strateginya sendiri saya berpendapat sebagai berikut:
(1) Setelah mereka mengerti atau sudah di berikan pendidikan tentang ekologi, saya harus menyatukan persepsi tentang ekologi itu sendiri.
(2) Membuat Program atau mendukung program ekologi yang berkelanjutan untuk pengelolaan sumber daya maupun kelestariannya.
(3) Menggunakan Penggunaan sumber daya atau program secara efisien dan tidak membahayakan lingkungan sekitar.
(4) Membuat atau mengembangkan teknologi maju yang ramah lingkungan untuk mendukung program
(5) Lalu yang terakhir melakukan Monitoring dan Evaluasi secara berkala tentang program ekologi tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar