The Protestan Ethic and The Spirit of Capitalism
Buku The Protestan Ethic and The Spirit of Capitalism menjelaskan tentang asal usul suatu semangat tertentu yang pada akhirnya membuat kapitalisme modern berkembang dan mulai mendominasi ekonomi .
Bagi mereka yang berpandangan bahwa kapitalisme tumbuh karena kondidsi kondisi material pada masa itu, Weber berargumen bahwa sejumlah kondisi material juga mulai matang pada masa lain namun kapitalisme tidak tumbuh kala itu. Weber juga menolak teori psikologi bahwa perkembangan kapitalisme disebabkan oleh naluri untuk menguasai. Menurut pandangannya, naluri semacam itu selalu ada, namun tidak menghasilkan kapitalisme pada situasi lain.
Bukti yang mendukung pandangan Weber tentang signifikasi Prostetanisme dapat ditemukan dalam kajiannya atas negara negara dengan sistem keagamaan majemuk. Ketika menelaah negara negara tersebut, ia menemukan bahwa par pemimpin sistem ekonomi-pemimpin ekonomi, pemilik modal, pekerja berketerampilan tinggi, dan orang orang yang memiliki keunggulan tekhnis.
Calvinisme adalah ajaran protestan yang paling menarik perhatian Weber: salah satu cirri Calvinisme adalah gagasan bahwa hanya sejumlah kecil orang terpilih yang memperoleh keselamatan. Selain itu, Calvinisme berujung pada gagasan predestinasi; orang telah ditakdirkan apakah termasuk kedalam golongan orang yang diselamatkan atau di kutuk.
Economic and Society
Dalam mengartikulasikan pandangannya tentang sosiologi, Weber berada pada posisi bertentangan dengan sosiologi evolusi skala-besar, yakni organisisme yang menonjol pada bidang ini pada , masa itu. Sebagai contoh, Weber berkata: " Saya yang akan menjadi sosiolog yang akan mengakhiri konsep konsep kolektivistik. Dengan kata lain, sosiologi pun hanya dapat di praktikan dengan mulai dari satu atau beberapa tindakan dari sedikit atau banyak individu, ini berarti denan menggunakan metode "individualis" secara ketat.
· Tindakan sosial
Keseluruhan sosiologi Weber, di dasarkan pada pemahamannya tentang tidakan sosial . ia membedakan tindakan dengan perilaku yang murni reaktif. Mulai sekarang konsep perilaku dimaksudkan sebagai perilaku otomatis yang tidak melibatkan proses pemikiran.
· Kelas, Status dan partai
Aspek terpenting dari analisa ini adalah bahwa Weber tidak mau mereduksi stratifikasi menjadi sekedar faktor ekonomi ( atau kelas menurut pandangan Weber), melainkan melihatnya sebagai sesutau yang bersifat yang bersifat multimendisional. Jadi masyarakat terstrafikasi menurut basis ekonomi, status, dan kekuasaan.
· Struktur Otoritas
Weber selalu mengawali analisisnya tentang struktur otoritas dengan asumsinya tentang hakikat dan sifat dasar tindakan ia mendefinisikan probabilitas suatu perintah(atau semua perintah) tertentu akan di patuhi sekelompok orang.
· Rasionalisasi
Weber mendefinisikan rasionalitas, ia membedakan dua jenis rasionalitas, rasionalitas sarana-tujuan dan rasionalitas nilai. Namun, konsep konsep tersebut merujuk pada tipe tindakan. Itu semua adalah dasar, namun tidak sama dengan pemahaman skala luas yang di kemukakan Weber. Weber tidak terlalu tertarik pada orientasi tindakan yang terfragmentasi; perhatian pokoknya adalah keteraturan dan pola pola tindakan dalam peradaban, institusi, organisasi, strata, kelas, dan kelompok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar