Rabu, 02 Oktober 2013

Vivi Aulia Rahmawati KPI1B_Tugas 4_Max Weber

Max Weber

Ecomony and Society

Weber mendefinisikan prosedur idealnya sebagai "perubahan pasti peristiwa – peristiwa konkret individual yang terjadi dalam realitas sejarah menjadi sebab-sebab konkret yang ada secara historis melalui studi tentang data empiris pasti yang telah diseleksi dari sudut pandang spesifik". Dengan kata lain, kita bisa memangdang Weber sebagai Sosiologi Historis.

Weber merasa bahwa sejarah ( yaitu sosiologi historis ) membahas individualitas dan generalitas. Penyatuan dilakukan melalui perkembangan dan pemanfaatan konsep umum dalam studi individu,peristiwa,atau masyarakat tertentu.

Verstehen ( Pemahaman )

Kata pemahaman dalam bahasa Jerman adalah Verstehen. Pemakaian istilah Verstehen ini secara khusus oleh Weber dalam penelitian historis adalah sumbangannya yang paling banyak dikenal dan paling kontroversial, terhadap metodoligi sosiologi kontemporer.

Satu kesalahpahaman yang sering terjadi menyangkut konsep verstehen adalah bahwa dia dipahami sekedar sebagai penggunaan "intuisi" oleh peneliti. Weber menolak gagasan bahwa verstehen hanya melibatkan intuisi, keterlibatan berdasarkan simpati atau empati. Baginya, verstehen melibatkan penelitian sistematis dan ketat dan bukannya sekedar "merasakan" teks atau fenomena social. Dengan kata lain, bagi Weber verstehen adalah prosedur studi yang rasional.

Kausalitas

Menurut Weber, Kausalitas adalah kemungkinan suatu peristiwa diikuti atau disertai peristiwa lain. Tidak cukup hanya mencari keajekan historis, pengulangan dan kepararelan, sebagaimana yang dilakukan sebagian besar sejarawan. Namun, peneliti harus melihat alasan, sekaligus makna, perubahan – perubahan historis

Tipe – tipe Ideal

Pada level paling dasar, tipe ideal adalah konsep yang dikonstruksi oleh ilmuan social, menurut minat dan orientasi teoretisnya, dalam rangka memahami cirri utama fenomena social.

Weber menawarkan beberapa macam tipe ideal :

  1. Tipe Ideal Historis, ini terkait dengan fenomena yang ditemukan pada epos sejarah tertentu (misalnya, pasar kapitalistis modern)
  2. Tipe Ideal Sosiologi Umum, ini terkait dengan fenomena yang bersinggungan dengan beberapa periode historis dan masyarakat (misalnya,birokrasi)
  3. Tipe Ideal Tindakan, ini merupakan tipe tindakan murni yang didasarkan pada motivasi pelaku (misalnya, tindakan efektual)
  4. Tipe Ideal Struktural. Ini merupakan bentuk sebab dan akibat tindakan sosial (misalnya, dominasi tradisional)

Sosiologi

Menurut Weber, Sosiologi dalah ilmu yang memusatkan perhatiannya pada pemahaman interpretif atas tindakan sosial pada penjelasan kausal atas proses dan konsekuensi tindakan tersebut.

Dari tema-tema yang ada tentang sosiologi, tersimpulkan :

1.      Sosiologi haruslah berupa sebuah ilmu.

2.      Sosiologi harus memusatkan perhatian pada kausalitas.

3.      Sosiologi harus menggunakan pemahaman interpretif (verstehen)

Tindakan Sosial

Dalam kategori tindakannya, tujuan Weber tak lain adalah memfokuskan perhatian pada individu, pola dan regularilitas tindakan dan bukan pada kolektivitas. "tindakan dalam pengertian orientasi perilaku yang dapat dipahami secara subjektif hanya hadir sebagai perilaku seorang atau beberapa orang manusia individual"

Kelas, Status dan Partai

Kelas adalah sekelompok orang yang ditemukan pada situasi yang sama. Jadi kelas bukanlah komunitas, melainkan sekadar sekelompok orang yang berada dalam situasi ekonomi atau situasi pasar yang sama.

Status biasanya merajuk pada komunitas; kelompok status yang biasanya berupa komunitas, kendati sedikit sedikit agak tak terbentuk. Sudah menjadi patokan umum kalau suatu status dikaitkan dengan suatu gaya hidup.

Partai dapat ditemukan dalam tatanan poilitik. Bagi Weber, partai "selalu merupakan struktur yang berjuang untuk meraih dominasi". Jadi, partai adalah elemen paling teratur dalam system stratifikasi Weber. Weber menganggap partai begitu luas sehingga tidak hanya mencangkup hal-hal yang ada dalam Negara namun juga yang ada dalam klup sosial. Apa pun yang ditampilkannya, partai berorientasi pada diraihnya kekuasaan.

 

Struktur Otoritas

Weber mencatat bahwa struktur otoritas hadir disetiap institusi sosial dan pandangan politiknya terkait dengan analisis struktur ini pada semua setting.

Tiga dasar yang digunakan untuk melegitimasi sebuah otoritas, yaitu :

  1. Rasional

      Bersandar pada "kepercayaan akan legalitas aturan tertulis dan hak mereka yang diberi otoritas berdasarkan aturan untuk mengeluarkan perintah"

  1. Tradisional

      Didasarkan pada "kepercayaan yang telah mapan terhadap kesucian tradisi kuno dan legitimasi mereka yang menjalankan otoritas berdasarkan tradisi tersebut"

  1. Karismatik

      Didasarkan pada kesetiaan para pengikutnya terhadap kesucian yang tidak lazim, sosok teladan, heroisme, atau kekuatan khusus.

 

Rasionalisasi

Weber membedakan dua jenis rasionalitas yaitu rasionalitas saran-tujuan dan rasionalitas nilai.

 

Tipe-tipe Rasionalitas

  1. Rasionalitas Praktis

      Tipe ini muncul seiring dengan longgarnya ikatan magi primitive dan terdapat dalam setiap peradaban dan melintasi sejarah.

  1. Rasionalitas Teoretis

      Melibatkan upaya kognitif untuk menguasai realitas melalui konsep-konsep yang makin abstrak seperti deduksi logis, induksi, atribusi kausalitas dan semacamnya.

  1. Rasionalitas Substantif

      Secara langsung menyusun tindakan-tindakan ke dalam sejumlah pola melalui kluster-kluster nilai.

  1. Rasionalitas Formal

      Melibatkan kalkulasi sarana-tujuan. Kalkulasi terjadi dengan merajuk pada "aturan,hukum dan regulasi yang berlaku secara universal"

 

Rasionalisasi dalam Berbagai Setting Sosial

  1. Ekonomi
  2. Agama
  3. Hukum
  4. Politik
  5. Bentuk Seni

 

 

 

The Protestant Ethnic and the Spirit of Capitalism

 

Semangat Kapitalisme

Weber menjelaskan bahwa minat paling utamanya adalah lahirnya rasionalisme khas barat. Kapitalisme, dengan organisasi tenaga kerja bebas, pasar terbuka, dan sistem tata buku yang rasional hanyalah suatu komponen dari sistem yang berkembang tersebut.

Weber tidak secara langsung mengaitkan sistem gagasan etika Protestan dengan struktur sistem kapitalis; namun, ia cukup puas dengan mengaitkan sistem ekonomi kapitalis dengan sistem gagasan lain, "semangat kapitalisme."

Menurut pandangan Weber, semangat kapitalisme tidak dapat didefinisikan begitu saja berdasarkan kerakusan ekonomi; dalam banyak hal, justru sebaliknya. Dia adalah sistem etika dan etos yang memang jadi salah satu pendorong terjadinya kesuksesan ekonomi.

Semangat kapitalisme dapat dipandang sebagai sistem normative yang berisi sejumlah ide yang saling terkait.

 

Calvinisme

Calvinisme adalah aliran protestanisme. Salah satu ciri Calvinisme adalah gagasan bahwa hanya sejumlah kecil orang terpilih yang memperoleh keselamatan. Selain itu, Calvinisme berujung pada gagasan predestinasi; orang telah ditakdirkan apakah termasuk ke dalam golongan orang yang diselamatkan atau dikutuk.

 

Hubungan Calvinisme dengan Kapitalisme

  1. tanpa kenal lelah kapitalis bisa mengejar kepentingan ekonomi mereka dan merasa bahwa hal ini bukan sekedar kepentingan- diri, namun juga etis mereka
  2. Calvinisme membekali kapitalis yang tengah tumbuh "dengan manusia pekerja giat, penuh semangat dan biasanya rajin yang menjalani pekerjaan dengan tekun sebagai tujuan hidup yang dikehendaki oleh tuhan."
  3. Calvinisme melegitimasi ketimpangan sistem stratifikasi dengan memberikan kapitalis "jaminan rasa nyaman bahwa timpangnya distribusi barang di dunia ini merupakan kemurahan special dari Sang Khalik"

 

Agama dan Kapitalisme di Cina

Salah satu asumsi terpenting yang memungkinkan Weber melakukan perbandingan sah antara Barat dan Cina adalah bahwa keduanya memiliki prasyarat bagi perkembangan kapitalisme. Di Cina, terdapat tradisi penguasaan secara intens dan persaingan bebas.

 

Kendala – kendala Struktural

  1. Struktur komunitas khas Cina
  2. Struktur Negara Cina
  3. Struktur sifat bahasa Cina

 

Konfusianisme

Ciri utama pemikiran Konfusiansime adalah penekanannya pada pendidikan literer sebagai persyaratan bagi diperolehnya jabatan dan bagi status sosial.

Taoisme

Taoisme sebagai agama Cina mistis yang didalamnya kebaikan tertinggi diyakini sebagai kondisi psikis, kondisi pikiran, dan bukan kondisi menggembirakan yang diperoleh dengan amal perbuatan dan kerja didunia nyata.

Satu kesamaan cirri Toisme dan Konfusianisme adalah tidak satu pun yang cukup menghasilkan ketegangan atau konflik, antaranggota yang mendorong mereka melakukan tindakan-tindakan inovatif didunia ini.

Agama dan Kapitalisme di India

Weber mendiskusikan kendala struktural sistem kasta. Diantaranya, sistem kasta menjadi kendala yang begitu besar bagi mobilitas sosial, dan bahkan cenderung mengatur hal-hal kecil aspek kehidupan. Sistem gagasan Brahmana memiliki sejumlah komponen.

Agama Hindu menjadi kendala ideasional. Gagasan kuncinya adalah reinkarnasi. Bagi orang hindu, seseorang lahir sesuai dengan amal perbuatannya dalam kehidupan masa lalu. Melalui ketaatan luar biasa pada ritual kasta, orang hindu mendapatkan nilai lebih dalam kehidupan kelak.

 

Sumber: TEORI SOSIOLOGI (Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan        Mutakhir Teori Sosial Postmodern). George Ritzer, Douglas J. Goodman.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini