TOKOH SOSIOLOGI (EMILE DURKHEIM)
NIM : 1112051100037
Profil dan riwayat hidup Emile Durkheim
Lahir di Epinal propinsi Lorraine, Perancis Timur pada tanggal 15 April 1858. Dia termasuk dalam tokoh Sosiologi yang memperbaiki metode berpikir Sosiologis yang tidak hanya berdasarkan pemikiran-pemikiran logika filosofis tetapi Sosiologi akan menjadi suatu ilmu pengetahuan yang benar apabila mengangkat gejala sosial sebagai fakta-fakta yang dapat diobservasi.
Dia dilahirkan dalam keluarga agamis namun pada usia belasan tahun minat terhadap agama lebih akademis daripada teologis. Pada usia 21 tahun Durkheim diterima di Ecole Normale Superieure setelah sebelumnya gagal dalam ujian masuk. Di Universitas tersebut dia merupakan mahasiswa yang serius dan kritis, kemudian pemikiran Durkeim dipengaruhi oleh dua orang profesor di Universitasnya itu (Fustel De Coulanges dan Emile Boutroux).
Setelah menamatkan pendidikan di Ecole Normale Superieure, Durkheim mengajar filsafat di salah satu sekolah menengah atas (Lycees Louis-Le-Grand) di Paris pada tahun 1882 sampai 1887. Kemudian masih pada tahun 1887 (29 tahun) disamping prestasinya sebagai pengajar dan pembuat artikel dia juga berhasil mencetuskan sosiologi sebagai disiplin ilmu yang sah di bidang akademik karena prestasinya itu dia dirgai dan diangkat sebagai ahli ilmu sosial di fakultas pendidikan dan fakultas ilmu sosial di universitas Bourdeaux.
Tahun 1893 Durkheim menerbitkan tesis doktoralnya dalam bahasa perancis yaitu The Division of Labour in Society dan tesisnya dalam bahasa Latin tentang Montesqouieu. Kemudian tahun 1895 menerbitkan buku keduanya yaitu The Rules of Sociological Method. Tahun 1896 diangkat menjadi professor penuh untuk pertama kalinya di Prancis dalam bidang ilmu sosial.
Tahun 1897 menerbitkan buku ketiganya yang berjudul Suicide (Le-Suicide) dan mendirikan L'Anée Sociologique (jurnal ilmiah pertama tentang Sosiologi). Tahun 1899 Durkheim ditarik ke Sorbonne dan tahun 1906 dipromosikan sebagai profesor penuh dalam ilmu pendidikan. Enam tahun keudian (1912) menerbitkan karya keempatnya yaitu The Elementary Forms of Religious Life. Satu tahun setelahnya (1913) kedudukannya diubah menjadi professor ilmu Pendidikan dan Sosiologi. Pada tahun ini Sosiologi resmi didirikan dalam lembaga pendidikan yang sangat terhormat di Prancis.
Tahun 1915 Durkheim mendapat musibah, putranya (Andre) cedera parah dan meninggal. Pada 15 November 1917 (pada usia 59 tahun) Durkheim meninggal sesudah menerima penghormatan dari orang-orang semasanya untuk karirnya yang produktif dan bermakna, serta setelah dia mendirikan dasar Sosiologi ilmiah.
Fakta Sosial (The Rule Of Sociological Method)
Fakta sosial adalah sesuatu yang berada di luar individu, dia lebih bersifat makro dan memberi penekanan pada aspek tatanan masyarakat secara luas. Durkheim sendiri membagi fakta sosial menjadi dua tipe, yakni fakta sosial material dan non material. Fakta sosial material lebih tertuju pada kajian seputar masalah hukum dan birokrasi, sementara fakta sosial non material adalah kebudayaan dan pranata social.
Pembagian Kerja (Division Of Labour)
Dalam teori ini menerangkan bahwa masyarakat modern tidak diikat oleh kesamaan antara orang-orang yang melakukan pekerjaaan yang sama, akan tetapi pembagian kerjalah yang mengikat masyarakat dengan memaksa mereka agar tergantung satu sama lain. solidaritas menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu dan / atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.
Agama (The Elemtary Forms of Religious Life)
Dalam teori ini Durkheim mengulas sifat-sifat, sumber bentuk-bentuk, akibat, dan variasi agama dari sudut pandang sosiologistis. Agama menurut Durkheim berasal dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat selalu membedakan mengenai hal-hal yang dianggap sacral dan hal-hal yang dianggap profane atau duniawi.
Dasar dari pendapat Durkheim adalah agama merupakan perwujudan dari kesadaran kolektif sekalipun selalu ada perwujudaan-perwujudan lainnya. Tuhan dianggap sebagai simbol dari masyarakat itu sendiri yang sebagai kesadaran kolektif kemudian menjelma ke dalam representasi kolektif. Tuhan itu hanya lah idealisme dari masyarakat itu sendiri yang menganggapnya sebagai makhluk yang paling sempurna (Tuhan adalah personifikasi masyarakat). Kesimpulannya, agama merupakan lambang representasi kolektif dalam bentuknya yang ideal, agama adalah sarana untuk memperkuat kesadaran kolektif seperti ritus-ritus agama. Orang yang terlibat dalam upacara keagamaan maka kesadaran mereka kesadaran kolektif semakin bertambah kuat. Sesudah upacara keagamaan suasana keagamaaan dibawa dalam kehidupan sehari-hari, kemudian lambat laun kesadaran kolektif tersebut semakin lemah kembali.
Fungsionalisme
Pertama-tama Durkheim menganalisa secara teologis, yakni berbagai konsekuensi yang terjadi di masa lampau menjadi penyebab gejala tersebut. Dengan demikian harus dibedakan antara sebab-sebab terjadinya suatu gejala dengan tujuan akhirnya, yaitu fungsionalisme. Namun Durkheim menyadari kelemahan mempergunakan pemikiran teologis. Durkheim mengetahui analisa teologis terkadang tidak benar, dia sendiri kadang kala terjerumus ke dalamnya, kemungkinan besar penyebabnya adalah pembentukan asumsi-asumsi organismik ke dalam analisa sosiologis. Dengan memasukkan asumsi-asumsi organismik seperti fungsi, kebutuhan, keadaan normal, patologi dan lain sebagainya menyebabkan analisa secara fungsionalisme menjadi suatu cara yang disukai pakar sosiolog selama beberapa generasi.
Anomi
Anomi terjadi apabila masyarakat sudah tidak mempunyai sistem pengaturan utama dan tidak berfungsi lagi dalam membentuk keteraturan dan hubungan harmonis. Secara subjektif individu mengalami keadaan tidak pasti, keadaan tidak aman dimana keinginan dan ambisi pribadinya tidak terealisasi, merasa bahwa hidup ini tidak mempunyai tujuan dan tidak mempunyai arti. Contoh terjadinya sikap anomi seperti kasus di industri, yaitu terjadinya bentrok antara buruh dengan pengusaha, sehingga individu terisolir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar