TUGAS 3
NATASHA ANISSA
KPI 1D
KARL MARX
Karl marx sebenarnya bukan seorang sosiolog. Bahkan istilah sosiologi tidak pernah muncul dalam karya – karyanya. Hal penting dari analisisnya tidak hanya yang diakui oleh para pengikut "marxis" saja (meski sekarang jumlah mereka agak berkurang) namum juga oleh para penulis lain seperti max weber atau raymond aron yang meski tidak memiliki pandangan sama tetapi telah mengakui karl marx sebagai referensi wajib dan mengakui kegeniusannya.
Kehidupan yang sarat dengan perjuangan dan penulisan
*1818 marx lahir di treves (daerah rhin). Ayahnya seorang yahudi yang kemudian memeluk agama protestan dan bekerja sebagai pengacara liberal.
*1835 – 1841 belajar hukum filsafat. Tesisnya membahas tentang democritus.
*1841 menjadi pemimpin gazette rhenane di koin (cologne)
*1843 menikah dengan jenny von westphalen yang memberinya tiga anak perempuan.
*1844 – 1845 beremigrasi ke Paris disini ia sering mengunjungi perkumpulan kaum sosialis. Bertemu proudhon, bakounine dan menjalin persahabatan dengan Engels mereka menerbitan bersama buku la sainte famille (keluarga suci)
*1845 – 1848 marx diusir dari Paris ia kembali ke brussels.
teori tentang kelas – kelas sosial
analisis tentang masyarakat dalam masalah kelas sosial sebenernya tidak ditemukan oleh marx bahkan para penulis dari kalangan borjuis seperti Adam smith atau Alexis juga mengakui sebelumnya bahwa masyarakat memang terbagi atas kelas – kelas yang ditentukan oleh posisi ekonomi,status,penghasilan,posisi kekuasaan yang berbeda dan memiliki kepentingan yang berkelindian. Perkembangan kapitalisme pernah mengacau balaukan masyarakat feodal yang terstruktur pada tiga aturan besar yaitu : kaum petani, kaum aris tokrat (bangsawan) dan pendeta. Dengan perkembangan perdangangan, industri dan pusat – pusat urban muncullah dua kelas baru pertama kelas borjuis yang telah mendestabilisasikan rezim tatanan lama dan memegang tempat yang dominan dan kemudian kalangan proletter atau rakyat jelata yang miskin dan terdiri dari sekumpulan tukang dipabrik – pabrik dan para petani yang terusir dari tanahnya dan kemudian menjadi tenaga kerja utama dibengkel kerja dan firma – firma industri besar.
Ketika marx masih hidup orang bisa membandingkan istilah proleter dan para buruh jadi 90% dari jumlah seluruh pekerja adalah buruh, namun yang terpenting buat marx bukanlah membuat deskripsi tentang stratifikasi sosial. Ia ingin mendeskripsikan dinamika sebuah masyarakat yang menurut pendapatnya bergerak dalam satu konflik central yaitu perjuangan kelas,yaitu antara kelas borjuis dengan kelas proletar. Kaum borjuis yang didorong oleh persaingan dan haus akan keuntungan tergerak untuk semakin lama, semakin mengeksploitasi kaum proleta karena terperangkap dalam kemelaratan dan pengangguran yang bersifat endemik maka kelas proletar hanya memiliki satu – satunya jalan keluar yaitu pemberontakan sporadis atau melakukan revolusi karena penggulatan atas kelas itu harus berujung pada terjadinya perubahan dalam masyarakat, maka pemberontakan haruslah bertransformasi dalam bentuk revolusi. Dengan menggunakan kosakata istilah yang diwarisi dari hegel, marx membedakan kelas sebagaimana kondisi dirinya sendiri dari kelas bagi dirinya sendiri. Kelas sebagaimana kondisi dirinya sendiri didevinisikan sebagai keseluruhan individu yang secara umum memiliki kondisi kerja yang sama, status yang sama dan permasalahan yang sama, namun tidak harus terorganisasikan dalam suatu proyek atau rencana yang sama sedangkan kelas bagi dirinya sendiri merupakan sebuah kelas yang karena telah menyadari akan adanya kepentingan bersama, lalu mengorganisasikan diri menjadi gerakan sosial berbentuk sindikat dan partai, yang berarti menempad iri untuk mencari identitas.
TEORI AGAMA KARL MARX
Marx memiliki sebuah teori tentang ideology sebagai semacam aliensi. Pengertian ini dipinjam filsuf Ludwig Feurbach yang merupakan penulis L'Essence du christianisme (Esensi Kristianisme) (1864). Bagi Feurbach agama itu merupakan proyeksi dalam bentuk "surga bagi pemikiran (ide)", harapan dan keyakinan manusia. Orang bias mempercayai eksistensi Tuhan secara riil seperti ditemukannya. Marx mengambil kembali pemikiran ini (bahwa agama adalah "candu bagi masyarakat").
TEORI PRODUKSI KARL MARX
Marx sangat tertarik terhadap pendirian para ekonomi politik. Ia memuji premis dasar mereka yang menyatakan bahwa tenaga kerja merupakan sumber seluruh kekayaan. pada dasarnya premis inilah yang menyebabkan Marx merumuskan teori nilai tenaga kerja. Dalam teori ini ia menegaskan bahwa keuntunga kapitalis menjadi basis eksploitasi tenaga kerja. Kapitalis melakukan muslihat sederhana dengan membayar upah tenaga kerja kurang dari yang selayaknya mereka terima, karena mereka menerima upah kurang dari nilai barang yang sebenarnya mereka hasilkan dalam suatu periode kerja.
DAFTAR PUSTAKA:
Sunarto, kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: lembaga penerbit fakultas ekonomi Universitas Indonesia
Ritzer dan Goodman. 2007. Teori sosiologi modern. Jakarta:Kencana
Upe, Ambo. 2010. Tradisi dalam aliran sosiologi. Jakarta:PT.Raja grafindo persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar