Rabu, 26 September 2012

Karl Marx. Isnaini Anis Farhah (Tugas Ke-3)

Isnaini Anis Farhah KPI 1D (Tugas Ke-3). Karl Marx.

Karl Heinrich Marx, lahir di Trier, Prusia 5 Mei 1818 – meninggal di London, Inggris 14 Maret 1883 adalah seorang filsuf, pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan dari Prusia
1.    1.  Pertentangan Kelas
     Pengaruh Karl Marx (1818-1883) pada sejarah dunia sedemikian besar sehingga bahkan Wall Street Joiurnal , yang merupakan pendukung gigih kapitalisme, menyebutnya sebagai salah seorang pemikir modern terbesar.
        Marx, yang datang ke Inggris setelah dibuang dari tempat asalnya, Jerman, karena mengusulkan revolusi, percaya bawa penggerak sejarah manusia ialah konflik kelas (class conflict).  Menurut Marx hanya ada dua kelas sosial yaitu: kaum borjuis, Ia mengatakan bahwa kaum borjuis (bourgeoisie; kaum kapitalis, mereka yang memiliki alat untuk menciptakan kekayaan-modal, tanah, pabrik, dan mesin) dan kaum proletar (kelas yang diekploitasi, massa pekerja yang tidak memiliki alat produksi).
        Marxisme tidaklah sama dengan komunisme. Meskipun Marx mendukung revolusi sebagai satu-satunya cara bagi kaum pekerja untuk dapat mengendalikan masyarakat, dia tidak mengembangkan saistem politik yang dinamakan Komunisme.
Contoh konflik kelas menurut Karl Marx yaitu ketika sistem feodal runtuh, massa petani tergusur dari lahan dan pekerjaan tradisional mereka. Mereka lari ke kota, bersaing untuk memperoleh pekerjaan yang hanya sedikit tersedia. Karena hanya dibayar sedikit sekali atas kerja mereka, mereka berpakaian compang-camping, kelaparan, dan tidur di bawah jembatan.
 
2.   2.   Modal Produ
Karl Marx menyimpulkan bahwa kelas sosial tergantung pada faktor tunggal yaitu alat produksi, pabrik, lahan, dan modal yang digunakan untuk memproduksi kekayaan.  Marx berargumentasi bahwa pembedaan yang sering dibuat manusia di antara diri mereka sendiri seperti pakaian, tutur bicara, pendidikan, gaji. Hubungan orang dengan alat produksi menentukan kelas sosial mereka.
         Menurut Marx, kaum kapitalis akan menjadi semakin kaya, dan permusuhan akan meningkat. Jika kaum pekerja menyadari bahwa kaum kapitalis merupakan sumber penindasan yang terjadi atas diri mereka, mereka akan bersatu dan melepaskan diri dari para penindas mereka. Dalam suatu revolusi berdarah, mereka akan merebut alat produksi dan menciptakan suatu masyarakat tanpa kelas, dimana tidak ada lagi sejumlah orang yang menjadi kaya dengan mengorbankan orang bayak. Yang menghambat persatuan kaum pekerja dan revolusi mereka ialah kesadaran palsu.
 
3.   3.   Agama dan Contohnya
Marx menafsirkan agama sebagai candu bagi masayarakat "Kesukaran agama-agama pada saat yang sama merupakan ekspresi dari kesukaran yang sebenarnya dan protes melawan kesukaran yang sebenarnya. Agama adalah nafas lega makhluk tertindas, hatinya dunia yang tidak punya hati, kondisi yang tanpa spirit. Agama adalah candu masyarakat" (Marx 1843-1970).
Agama menurut Marx hanya dijadikan sebagai alat legitimasi penindasan, keotoriterian pengusaha dan menjadi alat sebagai pembodohan manusia. Jika dibenturkan disituasi konteks Marx maka dapat kita baca dengan jelas bahwa kalangan gereja diabad pertengahan kebawah dijadikan sebagai alat legitimasi penindasan oleh para pengusaha. Umat Kristen oleh gereja di doktrin akan keindahan surga jika menjalankan penderitaan tersebut dengan sukarela dan tidak melawan rezim yang sedang memimpin. Para pemuka agama memanfaatkanb kedudukan yang strategis itu justru untuk melegalkan penindasan dimasa itu. Salah satunya adalah melarang kebebasan berpikir, jika kebebasan berpikir tersebut digunakan sebagai alat untuk melawan penindasan pemerintah para agamawan demi mempertahankan posisinya akan menuduh orang tersebut dengan pemberontak kafir atau bidah dan sebagainya.
Agama sebagai salah satu sumber konflik. Agamna adalah salah satu hal yang menjadikan alienasi dalam masyarakat. Perbedaan dalam agama mempengaruhi kehidupan sosial dan sebagai penyebab konflik yang mengatasnamakan agama.
Dalam sejarah Indonesia sendiri, konflik anatar umat beragama sering terjadi misalnya : Kasus di Poso, agama dijadikan alat untuk melegitimasi pembunuhan. Padahal permasalahan pokok yang utama hanya di bidang ekonomi dan politik.
 
Sumber :
Henslin , James M. 2006. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi Edisi 6 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini