Rabu, 26 September 2012

Marx mengenai pertentangan kelas, agama dan modal produksi

NICKY FRANIDA NUGRAHANI
KPI/1D
111201000107

Pertentangan kelas menurut Marx
                Teori mengenai pertentangan kelas yang dimaksudkan menurut Marx  ialah, suatu kelompok orang-orang yang memiliki fungsi dan tujuan yang sama dalam suatau organisasi produksi. Dan interpretasi marx tertuju pada konflik ekonomi, yang pada dasarnya mengenai pertentangan kelas antara pemilik faktor produksi dan buruh.
                Marx menganalisis  yang menjadi faktor utama munculnya konflik ialah mengenai proses produksi. Proses produksi yang kebanyakan menganut sistem produksi kapitalis, yaitu kekuasaan terbesar dimiliki oleh pemilik produksi sedangkan pekerjanya hanyalah kaum lemah. Dalam sistem kapitalis ini pemilik dapat seenaknya mentapkan persyaratan, seperti menekan biaya kerja buruh. Sedangkan para buruh menginginkan keringanan jam kerja dan mendapatkan upah sebanyak-banyak.
                Perspektif marx menunjukan bahwa hubungan kerja dalam sistem produksi kapitalis tidak stabil. Karena kepentingan dua faktor utama kelompok itu tidak dapat diselaraskan. Adapun keselarasan itu sifatnya akan sementara. Dikarenakan salah satu dari dua pihak berkuasa, sedangkan pihak lain dikuasai. Walaupun demikian ketika kekuasaan kelas berkurang, hubungan sosial tidak dapat stabil lagi, kelas buruh secara otomatis akan semakin mampu memenangkan kepentingan mereka. Sehingga pada akhirnya terjadi revolusi dan hak milik pribadi dihapuskan, maka terciptalah masyarakat modern tanpa kelas sebagaimana yang dicita-citakan oleh Marx.
                Revolusi pada hakikatnya merupakan kerja keras dalam pernghapusan hak milik pribadi atas sarana produksi. Dengan harapan dengan tidak adanya kelas-kelas atas kepemilikan, maka tidak ada lagi konflik kelas serta tidak adanya negara/hukum untuk menentukan hak kepemilikan atas kebutuhan masyarakat.
                Dan marx berpendapat dalamkonteks sistem stratifikasi kelas itu pada dasarnya sangat bergantung dari pola hubungan antara kelompok-kelompok manusia terhadap sarana produksi.
 
Sebagi contoh dalam kehidupan:
Yaitu antara pembantu dengan majikannya
Walaupun secara jelas atas kepemilikan harta benda yang ada dirumah merupakan milik majikan, serta upah pembantu yang diberikan mutlak dari majikan. Keadaan yang demikian ini sering dijadikan majikan sebagai ajang semena-mena atas pembantunya. Majikan sering memperkerjakan pembantunya dengan menguras tenanganya dibatas jam kerjanya, bahkan majikan sering kali bertindak kasar seperti memukul apabila pekerjaan pembantu tidak seperti apa yang dia kehendaki. Perilaku majikan yang seperti itu merupakan salah satu cerminan dari kekuasaan terbesar atas pemilik, dan pekerjanya hanyalah kaum lemah.
 
Pertentangan agama
                Mengenai agama ini, pada umunya manusia menempatkan tuhan diatas dan disekeliling mereka sendiri, sehingga mereka merasa terasingkan dari tuhan, dan membangun seperangkat pemikiran seperti tuhan ialah mahasempurna, mahakuasa, dan mahasuci. Sedangkan mereka merendahkan dirinya sendiri, serta manusia menjadi tidak sempurna, tanpa kuasa, dan penuh dosa.
                Pemahaman yang demikian itu diulas kembali oleh Feuerbach bersama filsafat materialis lainnya. Yaitu dengan menempatkan manusia (bukan agama) menjadi objek tertinggi atas diri mereka sendiri, dan menempatkan dirinya menjadi tujuan utama didalam diri mereka sendiri. Dan marx merupakan salah satu penganut materialis.
 
 
Modal produksi
                Klaim umum materialisme historis Marx adalah mengenai cara orang menyediakan kebutuhan material mereka, mengondisikan hubungan hubungan antar mereka, institusi institusi sosial mereka,  dan bahkan ide ide mereka yang lazim. Karena pentingnya cara orang memenuhi kebutuhan kebutuhan mereka.
                Di dalam proses produksi sosial, manusia memasuki relasi-relasi tertentu dan tidak bergantung kepada keinginan mereka. Relasi-relasi produksi ini tergantung pada suatu langkah tertentu dari perkembangan kekuatan-kekuatan produksi material mereka. Totalitas hubungan-hubungan produksi ini membentuk struktur ekonomi masyarakat. Teori Marx menyatakan bahwa suatu masyarakat akan cenderung mengadopsi sistem relasi sosial terbaik yang memfasilitasi pekerjaan dan perkembangan kekuatan-kekuatan produktifnya.
 
 
 
Daftar pustaka:
Upe, Ambo. 2010. Tradisi dalam aliran sosiologi. Jakarta:PT.Raja grafindo persada
Sunarto, kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: lembaga penerbit fakultas ekonomi Universitas Indonesia
Ritzer dan Goodman. 2007. Teori sosiologi modern. Jakarta:Kencana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini