Rabu, 26 September 2012

Tugas 3 Bill Tesyar Nursallam Kpi 1 d 2012

KARL  MARX (1818 – 1883 )

1.      Teori Tentang Kelas

Perkembangan kapitalisme pernah mengacaubalaukan masyarakat feodal yang terstruktur  pada tiga aturan besar yaitu: kaum petani, kaum aristocrat  atau bangsawan dan pendeta. Dengan perkembangan perdagangan, industry dan pusat-pusat urban muncullah dua kelas baru: pertama kelas borjuis (bourgeois) yang telah mendestabilisasikan rezim (tatanan) lama dan memegang tempat yang dominan, dan kemudian kalangan proletar atau rakyat jelata yang  miskin dan terdiri dari sekumpulan tukang di pabrik-pabrik dan para petani yang terusir dari tanahnya dan kemudian menjadi tenaga kerja utama di bengkel kerja dan firma-firma industri  besar. Berbagai kondisi kerja dan eksistensi kaum proletar pada pertengahan abad XIX banyak dilaporkan melalui sejumlah penelitian. Friedrich Engels rekan kerja Marx  pernah mendeskripsikan kodisi kaum proletar Inggris yang mengenaskan dalam rapport surlasituation delaclasse laborieuse angleterre (laporan tentang situasi kelas pekerja di Inggris) (1844).

           

2.      Teori Tentang Agama

Karl marx berpendapat bahwa agama juga merupakan sebuah ideology. Marx percaya agama merefleksikan suatu kebenaran namun terbalik. Karena orang-orang tidak bisa melihat bahwa kesukaran dan ketidakserasian mereka diciptakan oleh system kapitalis, maka mereka diberikan suatu bentuk agama.  Orang mempercayai keberadaan Tuhan.

Bentuk keagamaan ini mudah dikacaukan dan oleh karena itu selalu berkemunginan untuk menjadi dasar suatu gerakan revolusioner. Marx merasa bahwa agama khususnya menjadi bentuk kedua ideology dengan menggambarkan ketidakadilan kpitalisme sebagai sebuah ujian bagi keyakinan dan mendorong perubahan revolisuoner.

 

Marx juga memiliki sebuah teori tentang ideologi sebagai semacam alienasi. Pengertian ini dipinjam filsuf Ludwig Feuerbach yang merupakan penulis L'Essence du christianisme (Esensi Kristianisme) (1864). Bagi Feuerbach agama itu merupakan proyeksi dalam bentuk "surge bagi pemikiran (ide)", harapan dan keyakinan manusia. Orang bisa memercayai eksistensi Tuhan secara riil seperti yang ditemukannya. Marx mengambil kembali pemikiran ini (bahwa adalah "candu bagi masyarakat"). Selanjutnya ia akan mengusungnya ke dalam analisis komoditas.

 

3.      Teori Tentang Modal Produksi

Marx sangat tertarik terhadap pendirian para ekonom politik. Ia memuji premis dasar mereka yang menyatakan bahwa tenaga kerja merupakan sumber seluruh kekayaan. Pada dasarnya premis inilah yang menyebabkan Marx merumuskan teori nilai tenaga kerja. Dalam teori ini ia menegaskan bahwa keuntunga kapitalis menjadi basis eksploitasi tenaga kerja. Kapitalis melakukan muslihat sederhana dengan membayar upah tenaga kerja kurang dari yang selayaknya mereka terima, karena mereka menerima upah kurang dari nilai barang yang sebenarnya mereka hasilkan dalam suatu periode kerja.

Suatu masyarakat cenderung mengadopsi sistem relasi-relasi sosial terbaik yang memfasilitasi pekerjaan dan perkembangan kekuatan-kekuatan produktifnya. Oleh karena itu, relasi-relasi produksi bergantung pada wilayah kekuatan-kekuatan material produksi. Kekuatan tersebut adalah alat-alat aktual, mesin-mesin, pabrik-pabrik, dan seterusnya. Dalam Ideologi Jerman (1844-6), Marx dan Engels mengajukan ada empat bentuk moda produksi pokok dalam perjalanan sejarah manusia, yaitu moda kesukuan yang terkait dengan bentuk-bentuk produksi primitif seperti berburu-meramu dan pertanian sederhana, sistem kepemilikan budak Yunani-Romawi Kuno, moda produksi feodal yang merujuk pada tatanan sosial-ekonomi di Perancis

               dan Inggris sebelum Revolusi Perancis, dan modal produksi kapitalis.

 

               Daftar Pustaka

§  Bachtiar, Wardi. 2006. Sosiologi Klasik. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya

§  Cabin, Phillipe. 2004. Sosiologi Sejarah dan Berbagai Pemikirannya. Yogyakarta: Penerbit Kreai Wacana

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini